mungkin banyak orang mengatakan bahwa hidup dengan bergelimang harta
itu sangatlah enak, tapi bagiku tidak seperti itu. Hidupku hanya
monoton, seperti orang yang hanya hidup sendirian di dalam tempat yang
besar. Lalu apa salah aku, ketika aku melakukan hal apapun semauku,
sesuka hatiku? Toh aku ga dipedulikan ini kan?
Setiap pagi
kedua orang tuaku udah ga ada di rumah, tinggal lah aku bersama ke5
pembantu dan supirku yg ada. Aku pun dibangunkan sama pembantu, tak
pernah sekalipun salama aku SMP hingga SMA dibangunkan sama mama atau
papa. Huh hidupku ini layaknya air yang tak mengalir, tak mengalami
perubahan menjadi banyak atau berkurang, bahkan udah berubah warna kali
menjadi hijau dan bau akibat tidak pernah mengalir.
"den, bangun den udah jam set7. Den rio harus bersekolah kan?", ucap pembantuku
"iyaaaaaaaa ahhh bntar lagi kenapa sih",ucapku
"yaudah jangan lama2 yah den", ucap bibi lagi
"hemmmm"
Ahh
rasanya ingin sekaki dalam keadaan seperti ini aku diajak madol sama
siapa gitu, rasanya kakiku malas sekali melangkah masuk ke dalam
lingkungan sekolah, tapi sayang aku ga punya temen, apalagi sahabat,
alasannya sih karena kebanyakan temen2 zaman sekarang itu cuma berteman
karena DUIT, jadi lebih baik aku ga punya temen sekalian. Biarin mereka
berkata apa, mau aku dibilang kuper lah, atau apa lah bukan urusanku.
"mariooooo, kamu telat lagi!! Ikut ibu ke ruangan"
Itu tuh guru yang selalu memanggilku keruangannya setiap pagi. Demen banget kali yah ketemu aku-__-
Aku
sampai di ruangannya, aku duduk di depan mejanya itu, dan aku malas
untuk mendengarkan segala ceramahnya pagi ini, mending aku memasang
headset di kupingku..
"mario, kenapa kamu telat lagi?", tanya guru itu
"hah? Ibu ngomong apa?", tanyaku balik
"kenapa
kamu telat lagi mario!! Makany kalo ada orang berbicara dengarkan
dengan baik! Jangan memasang headset seperti itu. Kamu ini benar2
kelewatan yah, sebgai hukumannya kamu diskors selama satu minggu dan
berikan surat ini ke orangtuamu!", ucapnya
huhh entah udah
berapa banyak surat2 dari sekolah untuk ortuku di kamar kalo
dikumpulkan, tapi sudah lah lebih baik aku pulang saja..
*****
Ini
kamarku. Di dalamnya seperti layaknya sebuah kamar, ada tv, komputer,
tempat tidur, dll. Eh tapi ada barang kesayanganku. Ini doang barang
kesayanganku di rumah ini, yaitu gitar. Cuma benda ini yg dapat mewarnai
hari2ku, tempat curhatku juga sih..
Sekarang udah pukul
23:35 itu tandanya hari sudah sangat larut, tapu aku belum tidur, aku
masih menunggu ortuku pulang kerja, sebenernya males juga sih
nungguinnya, berasa penting bgt gitu, padahal mereka aja ga menringin
aku. Huhh tapi karena mataku juga belum mau untuk merem, jadi sekalian
saja aku kasih surat yg tadi pagi itu. Aku ga akan kaget lagi dengan apa
komentar yang akan dilontarkan ortuku..
Ahh mereka sudah
pulang, tanpa babibu aku segera menyodorkan surat itu. Dan kalian tau
bagaimana raut wajah mereka? Kelihatan agak geram dan tak berniat untuk
mengucapkan sepatah katapun. Sdahlah lebih baik aku ke kamar dan tidur.
*****
Pagi
ini ortuku sudah selesai mendatangi sekolahku. Dan mereka ga
melontarkan kata2 apapun kecuali menyuruhku membawa pakaian dan segala
keperluanku. Sementara mereka sudah menunggu di mobil. Aku mengikuti
sajalah, karena males untuk berdebat dengan mereka. Aku membawa pakaian
dan tak lupa gitarku ini..
*****
Di perjalanan aku tak berucap satu patah katapun.
1jam
berlalu, kami tiba di suatu tempat, bangunannya sepertinya sudah lama
didirikan, dan ada plangnya bertuliskan "panti asuhan cinta sesama".
Tunggu, apa? Panti asuhan? Apa aku......
"ayo turun yo", ucap mamaku
aku
mengikuti setiap langkah ortuku. Lalu kami bertemu dengan seorang
wanuta paruh baya dan cukup banyak anak2 kecil dan ada juga seorang
cewek yg sepertinya seumuran denganku, tapi kondisi mereka kebanyakkan
memakai kursi roda.
"rio, jadi kamu selama skorsing kamu tinggal di sini, hingga satu bulan yg akan datang!", ucap papaku
"apa?? Satu bulan? Gila apa yah? Lalu aku tidak tinggal di rumah gitu?", ucapku
"iya, jangan protes, itu itung2 hukuman buat kamu biar kamu ga ngulangin lagi bikin masalah di sekolah!", ucap papaku
"bu, kami titip anak kami ini yah bu", ucap papaku lagi ke wanita paruh baya di panti itu
"baik pak, bu, pihak panti akan melakukan tugas kami sesuai dengan perintah bapak dan ibu mau", ucap wanita itu
Ahh kenapa mesti di tempat ini sih? Arggghhj
*****
Malam
ini di panti ini para penghuninya sedang makan malam bersama, pengennya
sih aku ga ikutan, tapi kata wanita paruh baya itu yg di panggil
penghuni panti di sini 'bunda' bilang kalo aku g ikut makan malam, aku
ga akan dapat jatah makan malam, yasudah aku ikut aja-__-
Setelah
selesai makan aku ke kamarku di panti ini, gak langsung tidur sih, tapi
main gitar dulu. Eh tapi ada satu sudut di panti ini yg kelihatannya
asik untuk bersantai2. Aku langsung ke sana. Aku petik gitarku,
menyanyikan sebuah lagu yang sangat aku suka, lagunya om once itu loh,
kalian pasti tau. Judulnya dealova. Tapi belum selesai aku
menyanyikannya, gitarku sudah diambil sama bunda panti
"bun, siniin gitar aku!", ucapku
"bunda gak akan ngasih gitar kamu, kalo kamu ga mau belajar di panti ini", ucap bunda
"tapi bun gitar itu....", ucapku
"ga
ad tapi2an, kamu di sini, ya berarti kamu harus menuruti setiap
peraturan di panti ini. Kalo nilai kamu pas ujian nanti pas kamu udah ga
diskorsing ga berubah dari nilai2 yg sebelumnya, gitar ini ga akan
dikembalikan lagi ke kamu!", ucap bunda
ahh sial di saat seperti ini aku harus pisah dengan gitarku itu.
"tuhan!! Kenapa sih ngasih sesuatu yg ga enak mulu ke gw?", ucapku
tapi tau ga kalian, setelah aku berucap begitu ada tangan yang menepuk pundakku.
"kenapa kamu ngomong gitu?", tanya perempuan itu
"kesel", ucapku singkat
"kamu kesel sama tuhan? Itu namanya ga tau diri", ucapnya
"arrrgggh mau apasih lo dtg ke sini, bikin gw tambah pusing aja tau ga", ucapku sambil mengacak2 rambutku
"maaf,
tapi suara kamu bagus loh, kenapa ga jadi penyanyi, sebentar lagi kan
akan dimulai tuh audisi pencarian bakat di salah satu stasiun tv, kamu
ga mau ikutan apa?", ucapnya
"pengen, tapi lo g liat apa? Gimana gw bisa latihan buat ikut audisi itu, orang gitar gw aja diambil", ucapku kesel
"hehe, yaudah deh aku duluan yah", pamitnya
*****
sinar
matahari udah masuk melalui jendela kamarku di panti ini, males sih
buat bangun, karena ga ada yg spesial di panti ini, mood aku juga belum
pulih akibat kejadian semalam. Gitaaaaarrr i need youuuu....
Eh
tunggu, itu kan yang di pojok kamar ini kayak gitarku deh, siapa yang
naruh di sini, entahlah yang pasti aku sangatlah senang karena gitarku
udah kembali.
Setelah mandi, ku turuni anak tangga rumah
panti ini, kakiku melangkah ke arah meja makan yang di bangku2nya udah
di duduki oleh semua penghuni panti lainnya.
Setelah
makan, bunda panti memberi tau bahwa gitar itu diberikan kembali
kepadaku karena ify. Tunggu, ify itu siapa? Bunda memberi tau lagi bahwa
ify itu adalah gadis yang semalam menghampiriku di taman panti.
"oh, dia.. Kok baik banget", batinku
tapi
bunda ga gitu aja ngasih itu gitar, tapi ada syaratnya, yaitu aku harus
belajar sama ify, karena kata bunda, ify itu pintar. Yasudahlah, gpp
yang penting gitarku kembali, hehe
*****
4hari aku
berada di panti ini, aku pun sudah mulai diajarkan sama ify berbgai mata
pelajaran. Dan sekarang aku sama ify sedang istirahat dulu belajarnya,
maklumlah mataku selalu saja sepet kalo membaca buku lama-lama
"fy, udahan dulu yah, mata gw sepet", ucapku
"huuu payah nih, tapi yaudah deh. Tapi dilanjutin lagi yah",ucap ify
"iya iya.. Eh fy makasih lagi yah karen kamu udah bikin gitarku kembali lagi", ucapku
"iya
yo, lagi pula kamu kenapa sih jadi orang ga mensyukuri apa yg udah kamu
punya, harta punya, mau minta apa aja juga dikasih kan, eh disuruh
belajar yg bener aja malesnya minta ampun", ucapnya
"iya gw emang punya semuanya, komplit! Cuma gw kekurangan kasih sayang dari ortu gw", ucapku
"kalo gitu aku mau kok ngasih kasih sayang buat kamu sebagai sahabat", ucapnya
"bner?", tanyaku
"menurut kamu?", tanyany balik
"hehe makasih yah fy, yaudah yuk lanjut belajarnya",ucapku
baru kali ini aku bercerita masalah pribadiku kepada orang lain, ify bikin aku nyaman sih..
*****
Selama
di panti aku belajar untum mengikuti audisi ajang pencarian bakat di tv
itu, aku pngen jadi penyanyi, karena bagiku penyanyi itu hidupnya enak,
tiap hari ia bisa aja meluapkan perasaannya dengan sebuah lagu..
Tak lupa, ify juga selalu mensupportku.
Hari yang telah ditunggu tiba, dan aku dinyatakan lolos dan menjadi slah satu finalisnya.
Tak
hanya itu, hasil ujianku yang hari itu juga diumumkan membuat kedua
orang tuaku dan bunda panti bangga, aku mendapatkan score A semua, dan
tak lupa ify juga bangga loh sama aku..
*****
Hampir
satu tahun berlalu, aku sudah dinibatkan sebagai juara satu di ajang
itu, dan aku sudah terkenal di seluruh indonesia, aku pun sudah punya
single baru loh. Job manggungku sudah lumayanlah, tapi ada sedikit
masalah, yaitu banyaj yang berpendapat bahwa 'kenapa aku bersahabat
dengan ify, wanita kursi roda', maklumlah setiap aku manggung dan jika
ify mempunyai waktu pasti ia menemaniku. Dan pers juga tau bahwa ify
adalah sahabatku. Ify yang tau hal ini sempat berkata seperti ini ke aku
"yo, kamu kan sekarang udah jadi artis, aku rela kok kalo persahabatan
kita harus berhenti sampe di sini, lagi pula aku kan cacat", namun aku
menjelaskan ke dia, bahwa persahabtan sejati tidak lah mengenal
perbedaan, karena perbedaan itu ada bukan untuk dipermasalahkan, tapi
untuk dilengkapi. Bagiku persahabatanku dan ify itu layaknya harmoni,
yang jika aku dan ify terus bersama akan berarti seperti halnya harmoni
yang terdiri atas berbagai nada yang selalu bersama
akan
terdengar sangat indah, dan berarti bagi setiap pendengarnya. Itu lah
knapa aku menyebut persahabatan aku dan ify sebgai harmoni persahabatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar