Part 3: Surat Untuk Sivia, Kesialan Untuk Rio
"Aduuhh, Kak Rioo!! Mau kemana siih!? Sakiit tauu!!" Tangan Ify ditarik oleh Rio dan diajak ke tempat yang agak sepi. Setelah sampai, Rio melepaskan pegangan tangannya.
"Kak, ngapain sih kesini? Mau nembak gue yaa?? Hehee.." Kata Ify cengengesan. Mata Rio terbelalak.
"Idiih, ngarep banget lo! Gue mau minta pertanggungjawaban dari lo!" Rio mengambil beberapa lembar foto dari kantong celananya.
"Ini semua maksudnya apaa? Lo tempel-tempel di tembok, kalo muka gue ganteng sih gak papa, ini muka gue jelek, malah lo tempel!?" Seru Rio sambil memberikan foto-foto yang ada di tangannya. Ify melihat foto-foto itu satu persatu. Ada yang lagi nguap, ada yang tidur mulutnya mangap, dan beberapa pose jelek lainnya.
"Heheee..maaf, Kakak Ganteeng, tadinya gue pengen ngambil pose lo yang paling oke, tapi malah dapetnya pose yang langka kayak gini, yaudah deh terpaksa gue pake foto ini buat promosiin fans club lo!"Rio cengo mendengar penjelasan Ify.
"Hah? Apaan? Lo bilang apa?" Tanya Rio.
"Fans club!"
"Hah? Apaan?"
"Iiih, congek banget sih, F-A-N-S-C-L-U-B! Fans club!" Ucap Ify.
"Fans club?? Lo tuh kurang kerjaan banget sih, Fy!!" Gerutu Rio.
"Biarin! Gue pengen tahu, seberapa banyak sih yang nge fans sama lo, dan ternyata hampir seluruh cewek disini nge-fans sama lo, jadinya gue pengen bikin fans club lo supaya kita bisa bertukar pikiran! Tau gak namanya fans club lo apaan?"
"Emang apaan?" Tanya Rio.
"RISE!" Seru Ify.
"RICE? Nasi?" Tanya Rio.
"Aduuh, ganteng-ganteng bego juga lo! RISE! R-I-S-E!" Kata Ify.
"Gue gak mau tahu! Mau namanya RISE kek! RICE kek! Bubarin!" Suruh Rio.
"Gak bisa!!" Tolak Ify.
"Gue bayar deh! Tapi lo bubarin! Gue gak mau berurusan sama cewek sarap kayak lo!"
"Lo mau bayar gue pake duit kek, daon kek, gue gak bakal bubarin! Karena keputusan ada di ketua, dan gue ketuanya!!" Kata Ify. Rio mengacak-acak rambutnya.
"Makin gila gue kalo berurusan sama
lo!" Rio meninggalkan Ify.
"Kak, besok dateng ke pertemuan anggota RISE yaa!!"
"Ogah!!"
***
Pagi ini, Sivia bangun terlalu cepat, karena tak bisa melanjutkan tidurnya, Sivia lebih memilih berangkat sekolah lebih awal. Saat itu, yang baru datang hanya Sivia sendiri, kelas masih kosong dan sekolah terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang murid di sekolah. Kemudian, pandangan tertuju pada sebuah surat, selembar foto dirinya dan setangkai mawar putih di atas mejanya. Ia membaca surat itu.
Selamat pagi,
Aku kasih mawar putih yang cantik untuk gadis cantik yang ada di dalam foto ini
Sivia memandang selembar foto yang ada di tangannya, di dalam foto itu terdapat dirinya sedang tersenyum senang saat membaca novel kesukaannya. Muka Sivia memerah. Sivia berjalan menuju keluar kelas dan menengok kekiri dan kekanan. Tak ada orang di sekitar kelasnya.
"Siapa yang naro ini di meja gue?" Gumam Sivia. Kemudian pandangannya tertuju pada bunga mawar putih yang cantik itu. Sivia mengambilnya dan mencium aroma bunganya, dan kemudian tersenyum senang.
"Yaaah, siapa pun itu orangnya, gue berterima kasih sama lo!" Gumam Sivia.
***
"Yo, muka lo lecek banget! Udah di setrika belom?" Tanya Cakka.
"Belom! Setrika dirumah gue rusak, soalnya dipake terus ama lo buat nyetrika muka lo itu!" Kata Rio.
"Yeee..kampret lo, Yo!" Seru Cakka.
"Kenapa sih lo, Yo?" Tanya Gabriel.
"Kelakuannya si Ify makin sarap aja, dia bikinin gue fans club terus ketuanya dia! Gila, gue paling males berurusan ama dia, sial mulu gue!" Kata Rio curcol.
"Itu namanya Ify perhatian banget ama lo!" Kata Alvin.
"Itu namanya bukan perhatian! Itu namanya mau nyiksa guee!" Kata Rio. Kemudian Dea, Angel, dan Zevana memanggil Rio dari kejauhan.
"Lah, si trio macan dateng!" Gerutu Rio.
"Rio,Rio liat deh!!" Dea, Angel, dan Zevana menunjukkan sebuah kartu yang dipegang mereka. Rio menyipitkan mata.
"KTP versi baru??" Tanya Rio.
"Aduuh, Rioo cakep, Rio maniis, tapi sayang agak bego, liat baik-baik!" Kata Angel.
"Sebenernya lo mau muji gue apa nyindir sih?"
"Dua-duanya! Coba perhatikan baik-baik!" Suruh Angel. Rio memandang kartu yang dipegang Angel. Matanya terbelalak.
"Apa-apaan tuh!!?" Seru Rio.
"Kalo kita daftar di fans club lo, kita dapet kartu membernya lagi, cepet lho bikinnya! Cuma satu jam!" Dea malah promosi.
"Ajib banget fans clubnya Rio!! Pake ada kartu membernya segala lagi!" Kata Gabriel takjub.
"Pamor gue turun drastis nih!" Decak Cakka.
"Tuh, kan Vin! Idup gue tambah berantakan nih!" Kata Rio.
"Sabar, Yo! Lo berdoa aja, doa orang teraniaya bakal dikabulin kok!" Ucap Alvin. Rasanya Rio mau nangis aja disitu terus meluk Alvin supaya di sangka maho (kok, malah ngarep?).
TEEETTT..bel masuk berbunyi...
"Udah, Yo sekarang masuk kelas aja yuk." Ajak Alvin. Rio merangkul bahu Alvin dan hampir memeluk Alvin.
"Jangan meluk gue! Gue masih normal!!" Seru Alvin.
***
Saat Rio dan Alvin masuk kedalam kelasnya, semua cewek lagi mengutak-atik handphonenya sambil senyam-senyum sendiri.
"Ini kelas apa RSJ, Vin?" Tanya Rio.
"Tauk, ah, ni sekolah kayaknya berisi anak-anak kurang waras."
"Termasuk lo ama gue dong?"
"Sori gue nggak, tapi lo kayaknya termasuk!" Celetuk.Alvin. Kemudian Alvin dan Rio menghampiri satu-satunya cewek yang masih waras di kelasnya, yaitu Gita.
"Git, anak-anak yang laen pada kenapa? Pada belom minum obat?" Tanya Alvin.
"Sepertinya muncul virus baru," kata Gita.
"Virus? Virus apaan? H1N1?" Tanya Rio.
"Virus RISE." Jawab Gita.
"Hha? Maksud lo apaan Git?" Tanya Rio heran.
"Liat aja handphone mereka." Suruh Gita.
Rio dan Alvin melirik handphone salah satu murid perempuan di kelasnya. Mata mereka terbelalak. Di layar handphonenya terpampang foto paling keren Rio, dan tertulis fansite RISE.
"Buset, ada fansitenya juga, si Ify niat banget! Websitenya, mariogantengsiapayangpunya.ning.com, keren amat alamatnya,hahaa" Kata Alvin takjub. (jangan dicari beneran ya, hihii..)
"Pengen bunuh diri nih, gue Vin, daripada gue menderita mulu ketemu sama Ify," ujar Rio.
"Tuh, di samping sekolah ada sumur, mau gue anterin?" Tanya Alvin. Rio menoyor kepala Alvin.
***
"Vi, daritadi gue gak ketemu Kak Rio nih. Hampa banget rasanya hidup gue, rasanya separuh jiwa gue pergi," ujar Ify melankolis. (perasaan daridulu di kaitin sama lagunya Anang mulu deh -,-). Sivia tak menjawab, dia malah senyam-senyum sendiri sambil memandang setangkai bunga mawar putih yang ada di tangannya. Ify mengangkat alis.
"Lo, kenapa, Vi? Kayaknya virus gila gue nular ke elo deh.." Kata Ify. Tapi Sivia tetap menghiraukannya.
"SIVIA AZIZAAAH!!!" Teriak Ify kayak kaleng rombeng. Sivia terkejut bukan main.
"Apaan sih, Fy??" Tanya Sivia. Ify langsung merebut mawar putih dari tangan Sivia.
"Mawar putih dari siapa nih?" Tanya Ify. Sivia langsung merebut kembali mawar miliknya.
"Iiih, jangan diambiil!!" Kata Sivia sewot.
"Yelah, Vi..biasa aja deeh, emang dari siapa sih?" Tanya Ify penasaran.
"Gue gak tau," kata Sivia.
"Hah? Gak tau? Jangan-jangan lo nyolong ya, dari kebun punya tetangga?" Tuduh Ify.
"Yeee..congor tuh dijaga, Fy. Sembarangan aja! Tadi pagi ada yang naro ini di meja," kata Sivia.
"Aaaah, bukan buat lo kali, buat gue dari Kak Rio hehee.."
"Yeee..Kak Rio gak bakal ngasih lo mawar putih, bunga bangke baru mungkin!" Celetuk Sivia. Ify mencibir.
"Via jahaaat niih! Kak Rioo gak mungkin kayak gitu!" Kata Ify. Sivia hanya tertawa. Kemudian pandangan Ify tertuju kearah jendela, dan hatinya pun menjadi berbunga-bunga. Rio dan gengnya sedang berjalan melewati kelasnya.
Rio yang melihat kearah X-3, melihat sesosok cewek yang gak mau ia temui. Ify melambai-lambaikan tangannya dengan riang gembira. Rio bergidik ngeri sambil menyusul teman-temannya tanpa melihat kedepan melainkan terus melihat kearah Ify, dan tiba-tiba...
JEDUUUG!!
Kepala Rio kejedot tembok. Sontak, Alvin, Gabriel, dan Cakka menoleh kebelakang dan mendapati Rio sedang meringis kesakitan sambil memegang dahinya.
Ify dan Sivia yang melihat dari dalam kelas terkejut juga, Rio yang keren, ganteng, dan cool, kejedot tembok, menghancurkan reputasinya sendiri di Citra Bangsa. Ify dan Sivia langsung berlari ke depan kelas untuk melihat keadaan Rio yang sedang jongkok dilantai sambil memegang dahinya.
"Ya, ampun Kak Rioo! Sakit, yaa? Sini deh..gue yang obatiin!" Tawar Ify.
"STOP! Jangan pegang jidat gue! Ntar tambah sial lagi guee!" Tolak Rio. Ify yang jongkok tiba-tiba kesenggol murid lain dan hampir jatoh, dan...tangannya mengenai dahi Rio pas di tempat yang sakit dengan cukup kuat.
"Aduuuhh!!!IFYYY!!!" Teriak Rio. Alvin, Gabriel, Cakka, dan Sivia hanya menahan tawa.
"Ahhh, maaf, Kak!!! Tadi gue didorong!!!" Kata Ify.
"Yo, jidat lo benjol! Hahahahaa..!" Tawa Cakka meledak. Rio menutup dahinya dengan tangan.
"Heh! Cak! Lama-lama mulut lo gue sumpel biji duren nih!" Ancam Rio. Cakka langsung menutup mulutnya.
"Makanyaa..Kak Rioo jangan ngeliatin gue teruus, lo perhatiaan yaa sama guee?" Tanya Ify cengengesan.
"Iiih paan sih lo!? Rio langsung berdiri. Alvin sesekali melirik Sivia dan melirik bunga mawar putih yang ada di tangannya. Saat Sivia sadar bahwa ia diperhatiin oleh Alvin, Alvin langsung mengalihkan pandangannya pada Rio. Sivia hanya mengangkat bahu.
"Yo, gue kan baek dan tidak sombong, sini gue anterin deeh," tawar Gabriel.
"Yaudah, cepetan, sebelum orang-orang pada ngeliat gue dengan jidat kayak gunung merapi nih!" Seru Rio sambil menunjuk benjolnya.
"Dadaaaah, Kak Rioo!!" Ify kembali melambaikan tangannya.
***
Setelah pelajaran Biologi di laboratorium selesai dan waktunya untuk pulang, Sivia kembali kekelas untuk mengambil tasnya, dan ia mendapatkan sebuah surat lagi beserta foto dirinya, foto pada saat ia mencium bunga mawar putihnya dengan tersenyum.
Hai,
Aku seneng kamu suka dengan bunga mawar putih yang aku kasih, kalo perlu aku kasih terus bunga mawar putih setiap hari di meja kamu, supaya kamu terus tersenyum cantik seperti bunga mawar putih yang aku kasih.
Muka Sivia memerah, ia segera memasukkan surat dan fotonya kedalam tas dan segera pulang.
***
Sivia menempelkan foto-foto dirinya di dalam buku diary miliknya, dan ia menyediakan sebuah vas bunga kecil untuk menaruh bunga mawar putih yang ia dapat dari seseorang. Ia terus memandang bunga mawar putih tersebut, dan tersenyum.
"Siapa ya yang ngasih ini ke gue?" Gumam Sivia penasaran.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar