------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teng....teng....teng.....
"Bu, udah bel, kami ke kelas dulu ya bu..." pamit rio ke bu winda.
"Hmm... Rio besok rapat osis ya...." kaa bu winda tnpa noleh ke rio. Tetep fokus ke proposal yang di kasih rio sama ify tadi.
"Iya bu, kami ke kelas bu..." jawab dan pamit rio lagi. Ify yang berdiri di sebelahnya ngikut rio aja.
Setelah bu winda ngangguk, rio dan ify keluar dari ruang pembina osis. Ify masih masang muka jutek. Sementara rio masih ngutuk-ngutuk dirinya sendiri karna pertanyaan bodoh tadi.
"Fy, loe marah ya sama gue?" taya rio ragu sambil terus jalan.
Ify noleh ke arah rio lalu menggeleng.
"Klo loe nggak marah jangan diem mulu dong fy.." bujuk rio lagi.
"Gue diem karna nggak ada yang mau gue omongin sama loe" jawab ify dingin.
"Fy, gue tau loe pasti masih kesel sama gue. Plis...fy. Maaf banget.... " kata rio lagi.
"Yo, gue masuk kelas dulu ya.... Bye...." pamit ify sambil masuk ke kelasnya. Rio nggak nyadar klo udah sampe kelasnya ify.
Tanpa pikir panjang, rio langsung narik tangan ify. Cegah ify supaya jangan masuk dulu.
"Loe apa-apan sih yo..!! Lepasin nggak tangan gue!!" kata ify agak keras yang cukup untuk menarik perhatian seisi kelas XII IPA 3 kepada mereka berdua.
"Tontonan gratis nih.." batin rizki salah satu anggota kelas XII IPA 3.
"Fy, plis...maafin gue.." kata rio lagi tanpa melepaskan tangan ify.
"Gue kan udah bilang yo... Gue nggak marah sama loe..." jawab ify lagi sambil berusaha melepaskan tangannya.
"Tapi loe masih kesel kan sama gue..."
"Emangnya kenapa klo gu marah, kesel sama loe?? Nggak masalah kan??"
"Loe tau gue kan fy... Gue paling nggak tahan klo marah-marahan kaya gini..."
"Yo...lepasin gue..."
"Tapi fy.."
"Lepasin gue rio...!!" bentak ify.
Akhirnya rio lepasin tangan ify. Tanpa berkata apa-apa ify berjalan ke mejanya. Rio makin merasa bersalah melihat ify yang memegangi pergelangan tangannya yang sedikit memerah.
"Aaargh...." teriak rio kesal ambil mengacak-ngacak rambutnya.
Lalu rio pergi ke kelasnya dengan langkah penuh kekesalan pada dirinya sendiri.
"Fy, loe ada apa sama rio?" tanya sivia teman sebangku ify.
"Nggak ada apa-apa" jawab ify dingin masih memegangi tangannya yang masih terasa panas.
"Fy, kasian si rio tuh.... Loe tau kan rio suka uring-uringan klo lagi ngambekan sama orang" kata zahra yang duduk di belakang ify dan sivia.
"Gue nggak marahan sama dia kok, tapi gue masih kesel aja sama rio. Ntar juga gue baik lagi" jawab ify santai.
Pembicaraan itu tak berlanjut karna pak dave sudah memasuki kelas.
Sementara itu di kelas rio...
"Yo, si ify loe apain?" tanya alvin yang tadi sempet liat pertengkaran RiFy, begitu rio masuk kelas.
"Alvin........bego banget sih gue...." rio teriak-teriak sendiri dan lari ke mejanya di samping alvin. Alvin yang liat kelakuan aneh sohibnya itu bergidik.
"Ihh....Yo... Aneh-aneh aja loe, biasa aja kali..."
"Vin, rio kan selalu gila klo lagi ngambekan. Kaya nggak tau dia aja loe" kata iyel.
"Rio...rio... Apa jadinya klo ketos marahan sama sekretarisnya sendiri?? Bisa kacau nih osis kita" tambah cakka.
"Itu dia masalahnya... Si ify pake marah segala sih..." jawab rio.
"Ntar deh yo critanya.. Bu okky tuh.." kta alvin yang membuat rio menunda niat critanya.
Akhirnya kelas XII IPA 1 belajar dengan tenang kecuali rio.
******
Di kantin...
"So, loe apain si ify?" tanya alvin melanjutkan yang tadi.
"Guys, loe tau kan gue lagi nyari pembantu?" tanya rio dulu.
"Trus tadi gue nawarin ify... Ya....loe tau kan??" lanjut rio.
"Loe gila yo! Jelas aja ify marah, nawarin dia jadi pembantu adalah ide yng paling bodoh yang pernah loe lakuin." komentar iyel.
"Loe nggak mikir apa yo, klo itu sama aja loe mandang rendah dia...."tambah alvin.
"Yo, ify tuh..." kata cakka nunjuk gerombolan ify, sivia, dan zahra memasuki kantin. Rio langsung berdiri dan menghampiri ify.
"Fy, masih marah?" tanya rio lagi. Wajah ify yang tadi sumringah langsung brubah.
"Yo, plis..... Diemin gue dulu yah....... Gue butuh waktu buat tenangin diri gue dulu. Dan gue nggak marah sama loe, tapi gue masih kesel sama tawaran loe barusan." jawab ify yang sekarang lebih lunak dari tadi
pagi.
"Hah......... Yang jelas gue nggak mau marahan lamalama sama loe" kata rio.
"Hmmm...." jawab ify singkat.
Dengan langkah gontai rio balik ke meja tempat ngumpul sama temen-temennya tadi.
"Udah, yo... Biarin aja dulu. Klo besok masih blom baekan gue bantu deh..." kata iyel yang di iringi persetujuan dari alvin dan cakka.
"Yah, ribet nih urusannya." keluh rio.
"Makan dulu yo.... Kuah bakso loe udah dingin tuh kayanya didiemin dari tadi.". Rio ngikut kata cakka aja, dia makan deh bakso yang udah dingin itu.
******
Esoknya, waktu rapat osis....
Sebelum ke ruang osis, rio ke ruangan bu winda dulu nanya bahan rapat hari ini.
Tok..tok..tok..
Rio ngetuk pintu,
"masuk..."suruh bu winda dari dalam.
"Permisi buk, saya mau minta bahan rapat nanti" kata rio sambil masuk ke ruangan itu.
"Lo, bahan nya kan udah ibu kasih ke ify tadi pagi. Kamu nggak di kasih tau ify rio?" tanya bu winda.
"Gimana mau di kasih tau, dari tadi pagi aja gue blom liat ify d sekolah" batin rio.
"Eh, gitu ya bu. Saya blom di kasih tau ify bu. Makasih bu, klo gitu saya ke ruang osis dulu." pamit rio. Lalu pergi ke ruang osis.
Rio menghela nafas panjang begitu masuk ruang osis yang masih kosong.
"Si ify mana lagi?? Alvin juga ngilang. Masih belajar kali ya tu anak." batin rio. Biasanya sebelum rapat, pengurus osis inti dapat ijin keluar kelas 15 menit terakhir. Sementara rio keluar duluan dari waktunya. Alvin itu wakil ketos, semenntara bendaharanya zahra. Nah sekarang yang datang baru rio. Terpaksa lah rio bengong aja di R.O
Sekitar 5 menit kemudian ada siswa lain yang masuk R.O. Tapi rio nggak ambil pusing, menurutnya yang datang itu alvin. Rio masih tetap nutup wajahnya dengan buku. Tiba-tiba ada yang ngambil buku itu, trus dia pukul pelan buku itu ke muka rio. Rio meringis pelan, tapi tetep merem.
"Rio..." pangil orang itu pelan.
"Masa sih??" batin rio nggak percaya.
"Yo.." pangil orang itu lagi sambil mengguncang-guncang badan rio. Rio masih nggak percaya sama suara yang di dengarnya itu.
"Yo, loe beneran tidur ya??" tanya orang itu lagi. Rio tetep diem.
"Yo, loe gue cariin dari tadi pagi malah ketemunya di sini, pake molor lagi. Loe ngilang dari hadapan gue bukan karna marah kan?" tanya orang itu walau pun tau rio nggak bakalan jawab.
"Sorry yo, klo loe balik marah ke gue gara-gara kemaren. Gue kemaren beneran nggak marah kok yo. Gue cuma ngerasa nggak enak aja sama pertanyaan loe kemaren. Sorry yo..." tambah orang itu. Lalu dia melirik rio yang masih tidur kayanya. Orang itu mendesah pelan, lalu berdiri.
" Gue panggil alvin dan zahra dulu ya..." pamitnya lagi lalu pergi. Belum sempat cwek itu menutup pintu rio menarik tangannya dan tersenyum.
"Sorry fy, and thanks.." kata rio sambil terus memperlihatkan senyum manisnya. Ify membalas senyum rio lalu mengangguk pelan.
"Atas yuk, alvin, zahra masih di kelas kayanya." ajak ify. Rio mengangguk setuju, lalu menyusuri tangga menuju barisan kelas XII yang memeng terletak di lantai 2.
"Permisi bu... Kami mau jemput zahra utk rapat bu..." kata rio ke bu okky yang ngajar di kelas XII IPA 3. Setelah bu okky memberi izin. Zahra berdiri dan keluar kelas mengikuti rio dan ify. Sebelum keluar kelas, tiba-tiba.....
"Ciee.... Yang baru baikan, akur bener. Nggak jadi kacau deh osis kita..." celetuk daud. RiFy pasang muka cuek dan terus berjalan dengan langkah santai. Zahra
ngekor di belakang. Waktu jemput alvin juga nggak jauh beda. RiFy tetep di sorakin sama anak kelas XII IPA 1.
"Fy, si rio bilang apa sama loe sampai loe luluh juga akirnya?" tanya alvin yang di iringi dengan anggukan setuju nan semangat dari zahra.
"Nggak bilang apa-apa." jawab ify singkat. Sambil terus nurunin tangga.
"Loe, salah vin. Justru ify yang ngemis maaf dari gue karna dia pikir gue marah dan menghindar dari dia." kata rio bangga. Ify manyun. Dia dorong rio pelan. Karna rio jalannya membelakangi tangga, rio nggak bisa nahan keseimbangan
badannya, dngan sukses rio jatuh guling-guling sepanjang anak tangga yang belom mereka turunin.
"Aaaaaaaa........!!" teriak rio kaget.
"Rio.............!!" panggil ify, ify segera lari nurunin anak tangga yang tersisa dan menghampiri rio.
"Aargh...." erang rio kesakitan.
Ify kaget liat kening rio berdarah. Lengan rio juga ada yang memar.
"Yo, sorry gue nggak sengaja." kata ify sambil menekan luka rio dengan sapu tangannya agar aliran darah rio segera berhenti. Rio nggak jawab, dia ngerasa sakit banget di bagian
pergelangan tangan kirinya.
"Fy, bawa ke UKS dulu.."kata salah seorang siswa yang ikut keluar karna dengar teriakan rio dan ify.
"yuk yo, gue papah loe ke UKS" kata alvin sambil bantu rio untuk bangun. Tanpa sengaja alvin megang tangan kiri rio.
"Aaaargh........!!" erang rio keras.
"Ta....ta...ngan gue..." kata rio terbata-bata karna nahan sakit. Alvin melepaskan tangan kiri rio yang akan dirangkulkan ke leher alvin.
"Sorry yo... Tangan loe knapa?" tanya alvin kaget campur cemas.
Ify dan zahra yang tadi ikut bantu menatap rio penuh tanya. Tiba-tiba iyel dan cakka menerobos kerumunan massa dan langsung menanyai rio dengan berbagai pertanyaan.
"Yo, loe knapa bisa jatoh? Loe nggak papa kan? Nggak ada yang sakit kan? Loe mikirin apa berusan sampai guling-guling gitu? Mending loe guling_guling di kasur yang empukan dikit aja.."
"Sshhhh... Gue nggak papa tapi tangan gue sakit bnget jangan loe pegang.." jawab rio sambil terus nahan sakit.
"Yo, ke rumah sakit aja ya.... Gue bawa mobil kok.. Vin, cak, yel, rio biar gue aja yang urus. Kalian di sini aja. Vin, loe lanjutin rapat, zah loe di sini juga. Bantuin alvin. Bahannya
udah ada di meja RO" kata ify panjang sambil terus nutup luka rio.
"Gue, ikut loe aja fy. Rio kayanya lumayan parah.." kata alvin masih cemas.
"Vin, loe ikutin ify aja. Loe gantiin gue pimpin rapat." bantah rio. Dan terus mengangin tangan kirinya.
"Tpi yo..." kata alvin kegantung karna di potong ify.
"Nggak papa vin, lagian ini juga salah gue. Tapi klo loe mau bantu, bantuin gue bawa rio ke mobil ya... Gue nggak kuat mapah rio sendiri." kata ify.
Alvin pasrah, akhirnya dia sama cakka yang bantuin rio ke mobil ify. Yang lainnya balik ke kelas masing-masing, karna jam pelajaran masih ada 20 menit lagi. *tanggung bgt dah..ckckck*
Di mobil ify...
Ify terus lirik-lirik rio yang duduk di depannya. Cemas banget klo sampai rio knapa-napa.
"Fy, fokus aja ke jalannya.. Gue nggak papa kok fy, keseleo aja kali." kata rio tapi dari suaranya rio jelas masih nahan sakit. Ify tersenyum kecut.
Sampai di RS rio langsung di bawa ke ruang pengobatan, bukan UGD. Ify terus nunggu rio di bangku luar ruangan itu. Terus berdoa agar rio nggak knapa-napa.
Di ruangan itu...
Dokter itu langsung memeriksa tangan kiri rio yang di keluhkan terasa sakit.
"Tangan saya kenapa dok?" tanya rio ke dokter itu.
"Tulang tangan kamu retak, butuh 2 bulan untuk penyembuhan total." jawab dokter itu.
"Retak dok?? Saya kan cuma jatuh dari tangga, nggak tinggi lagi dok." kata rio nggak percaya.
Dokter itu menjelaskan kenapa tangan rio bisa retak *nggak usah dijabarin, soalnya penulis nggak ngerti soal gituan :P*. Akirnya rio cuma bisa pasrah. Rio keluar dai ruangan dokter itu dengan tangan yang dibalut perban dan di gantung
*ngertikan mksdnya?*.
"Fy..." panggil rio yang mengejutkan ify yang lgi kusyuk berdoa untuk rio. Ify memperhatikan rio dari atas
sampe bawah, dan berhenti di tangan rio yang di balut perban itu.
"Yo, tangan loe knapa?" tanya ify kaget.
"Tangan gue retak fy, butuh ² bulan buat sembuh" kata rio lesu.
"Retak??? 2bulan???" tanya ify setengah teriak. Rio mengangguk pelan.
"Yo, sorry banget... Loe jadi kaya gini gara-gara gue maaf ya... Gue bakal ngelakuin apa aja deh buat kesembuhan tangan loe.." kata ify merasa bersalah. Tiba-tiba setan di otak rio membisikkan sebuah ide gila. Rio tersenyum penuh kemenangan.
"Loe harus jadi pembantu gue." kata rio dengan senyum setannya.
"Apa????"
"Loe nggak bisa nolak fy. Loe yang bilang kn mau ngelakuin apa aja. Loe bayangin deh gmana gue bisa ngurus rumah dengan tangan kaya gini?? Dan nggak mugkin ozy sndiri yang ngurus.." kata rio penuh kemenangan. Lutut ify melemas, akhirnya ify mengangguk pelan,
"klo itu mau loe" katanya pelan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar