Minggu, 31 Juli 2011

Pembantu Baruku part 15 (re-post)

"Zy, loe di rumah dulu aja ya... Gue ke
RS nya sama ify aja.." pamit rio
sebelum berangkat ke RS. Setelah
anggukan setuju dari ozy, rio pun
keluar dan berjalan menuju mobil ify
yg sudah menunggunya.
"Berangkat sekarang yo??" tanya ify
setelah rio duduk di sampingnya.
"Iya... Lanjut, lets go..." jawab rio. Lalu
ify mulai menggas mobilnya, dan
melaju ke RS dengan kecepatan
sedang. Selama perjalanan mereka
hanya mengobrol ringan dengan
candaan-candaan sederhana seperti
biasa. Akhirnya 20 menit kemudian
mereka sampai di RS.
"Hai, dok.." sapa rio ke dokter yg akan
memeriksanya. Sementara ify
tersenyum ke arah dokter itu.
"Terlalu cepat 10 menit dari janji ya
rio.." kata dokter itu sambil tersenyum
ke arah rio dan ify.
"Hehehe... Saya ada janji pagi ini dok,
jadi buru-buru.." jawab rio sambil
duduk di hadapan dokter itu, di atas
bed yg ada di ruangan tersebut. Dokter
itu melirik ke gadis manis yg berdiri di
sebelah rio.
"Janjian sama cewek kamu ini ya??
Dasar anak muda jaman sekarang,
pacaran mulu." kata dokter itu.
"Hahaha... dia bukan cewek saya
dok..." kata rio sambil terkekeh kecil.
"Belom jadi cewek saya dok, tpi entar
lagi jadi.." tambahnya dalam hati.
"Saya cuma nemenin rio dok, kami ada
janji kumpul sama temen-temen
nanti.." tambah ify.
"Wah...sayang sekali ya.. Padahal
kalian cocok lo.." goda dokter itu
sambil memeriksa tangan kiri rio. Rio
hanya tersenyum senang. Sementara
ify ada sedikit warna mrah di kedua
pipinya. Setelah itu mereka diam. Si
dokter hanya konsentrasi dengan
pasiennya. Sementara RiFy ikutan
merhatiin tangan rio yg di periksa si
dokter itu.
"Wah, rio.. Sepertinya perkiraan saya
salah. Nggak perlu menunggu 1 bulan
lagi, 2 minggu juga tulang kamu yg
retak itu pulih." kata dokter itu sambil
tersenyum senang.
"Beneran dok?? Akhirnya....perban-
perban ini bisa di singkirkan juga."
kata rio senang, dokter itu hanya
mengangguk.
Rio melirik ify, tiba--tiba rio merasa ada
perasaan aneh di hatinya. Perasaan
nggak rela.
"Kok gue jadi nggak rela sembuh cepet
ya??" tanyanya heran dalam hati.
Sementara ify juga merasa perasaan
yg sama dngan rio. Perasaan nggak
rela.
"Kenapa gue jadi nggak rela gini ya??
Harusnya gue seneng dong, karna 2
minggu lagi gue bebas dari perjanjian
gue jadi pembantunya rio. Gue udah
keenakan sih di sana. Udah kaya
aktifitas wajib gue ke rumah rio
seharian. Berarti cuma 2 minggu lagi
dong waktu gue?? Setelah itu kami
cuma ketemu di sekolah kaya biasa.
Nggak..nggak... Loe nggak boleh kaya
gini fy. Loe harus senang, egois klo loe
tetep mau rio sakit demi kesenangan
loe..." batin ify galau.
"Loh, kok jadi ngelamun??" tanya
dokter itu yg membuyarkan lamunan
RiFy tentang perasaan mereka masing-
masing.
"Enggak dok, tadi cuma kesenengan
saya nggak perlu repot-repot gantung
tangan lagi." jawab rio sambil senyum
meyakinkan si dokter.
"Tuh kan, rio aja seneng bisa cepet
sembuh, loe juga harus gitu fy.." batin
ify.
"Selamat ya rio.. 2 minggu lagi kamu
balik ke sini.." kata dokter itu.
"Iya dok, makasih.. Saya sama ify balik
dulu ya dok.." kata rio pamit, lalu
berdiri dari duduknya dan melangkah
keluar ruangan, diikuti ify yg
sebelumnya tersenyum pamit ke arah
dokter itu.
Selama jalan ke parkiran mereka
berdua diam, sibuk dengan pikiran
masing-masing, begitu juga saat
mereka di mobil menuju rumah rio.
Begitu sampai di rumah rio, terlihat
ada 2 motor dam 1 mobil terparkir di
depannya. Rio tau kendaraan itu milik
teman-temannya, begitu juga ify.
"Pada ngumpul di sini ya.." kata rio
pelan. Ify nggak menjawab, cuma
mengangguk kecil. Ify takut suaranya
terdengar sedikit bergetar oleh rio. Dari
tadi ify begitu galau dengan
perasaannya dan sibuk menahan
butiran panas yg mulai di produksi oleh
kelenjar air matanya.
Ify dan rio turun bersamaan dari mobil
dan melangkah menuju pintu depan
rumah rio. Sebelum masuk, rio
menghembuskan nafas panjang dan
mencoba menghiasi wajahnya dengan
senyum. Begitu pula dengan ify.
"Hai semua...." sapa rio saat memasuki
rumah. Ify hanya tersenyum di sebelah
rio.
"Hei... Lama bener loe yo..." jawab
cakka.
"Udah lama ya??" tanya rio basa-basi.
"Hehehe...baru 5 menit doang.." jawab
cakka cengengesan.
"5 menit loe bilang lama. Dasar.."
komentar rio sekenanya, lalu duduk di
sebelah ozy, lalu menyandarkan
kepalanya ke bahu adiknya itu yg lagi
asik ngobrol sama acha.
"Kak, ganggu aja..." kata ozy sambil
menggerak-gerakkan bahunya. Rio
hanya diam, nggak menjawab
pertanyaan ozy. Tapi ozy sempet
mendengar rio mendesah kecil saat ozy
menggerakkan bahunya.
"Kak rio knpa ya?? Kok mendadak lesu
gitu.." batin ozy heran.
"Kak, dokternya bilang apa tadi??"
tanya ozy berusaha mencari penyebab
lesu kakaknya itu.
"Dokter bilang 2 minggu lagi gue
sembuh.." jawab rio yg agak ogah-
ogahan.
"Wah... Asik dong kak, gue kan nggak
perlu repot bantuin ini itu lagi." kata
ozy senang.
"Mmm" jawab rio pelan. "Loh kok
reaksinya gitu doang??" batin ozy
heran.
Ify yg mendengar komentar ozy
barusan makin merasa bersalah atas
perasaannya. Sementara temen-temen
rio yg lain termasuk acha malah asik
ngobrol nggak peduli atau tepatnya
nggak sadar sama 2 temannya yg
nggak bersemangat itu.
Ozy melirik ify yg juga ikut ngobrol,
tapi pandangan matanya terlihat beda.
Ozy mengerti sekarang. Apa penyebab
2 orang itu jadi aneh.
"Eh, semuanya.. Berangkat sekarang
aja yuk kak.." kata ozy berusaha
mengalihkan pikiran 2 kakaknya itu
dari kesedihan mereka.
"Gue terserah aja sih.." jawab iyel.
"Gimana yo??" tanya alvin.
"Sekarang?? Okelah klo begitu, nggak
papa, ayo.." jawab rio walau pun
sebenarnya rio males jalan-jalan
sekarang.
Akhirnya semuanya setuju pergi
sekarang. Sesuai putusan awal, Cagni
pake mobil cakka, siviel pake motor
iyel, Alza pake motor alvin*bner g'
sngkatan couplex??*, Rify n ocha di
mobil ify.
Pertama mereka pergi makan dulu
karna pasangan cagni kelaparan
duluan. Akhirnya mereka mampir dulu
ke resto langganan mereka. Selesai
makan mereka ngumpul dulu di
parkiran. Ngapain?? Diskusi jalan-
jalannya mau kemana.
"Jadi, kita kemana nih?" tanya zahra.
"Dufan yuk.." ajak acha.
"Klo ke dufan rio gimana?? Kacau
urusannya, baru ngantri tangannya
udah patah duluan di senggol sana-
sini" kata alvin. Rio mengangguk
setuju.
"Emang loe sohib gue yg paling
pengertian deh vin" kata rio, alvin
senyum aja.
"Puncak??" usul sivia.
"Yg deket-deket aja deh.. Gue lagi
males nih.." kata rio nggak stuju.*yg
request puncak nggak jadi ya, niatnya
di sana sih, tpi ide yg muncul nggak
setuju^^,pnulis yg repot jadix*
"Yah....kan loe yg ngajakin jalan??"
kata sivia protes.
"Klo kalian ke puncak, gue nggak iku
ya... Lagi males nih vi.." kata rio,
akhirnya sivia pasrah. Yg lain yg setuju
juga pasrah aja.
"Yg deket yo?? Noh di sana ada
taman.." tunjuk cakka, niatnya
becanda. Tapi karna liat rio ngangguk
setuju, cakka langsung nepuk
keningnya sendiri,menyesal.
"Wah...pas banget tuh, taman itu aja
yuk. Pas sama keadaan gue.." kata rio
dengan wajah sumringah.*jiah..jadix
cuma taman doang,bagi yg kecewa,
maaf...^^*
"Heu...taman yo?? Yah..." keluh iyel.
"Mau nggak?? Ato gue pulang nih.."
kata rio. Enah kenapa klo rio udah
berbicara yg lain ngikut aja. Akhirnya
mereka hanya main, di taman kota.
Cukup 5 menit mreka udah selesai
markirin kendaraan masing-masing.
Rio duduk di bangku taman.
"Seger ya..." katanya.
"Seger apanya?? Taman doang yo,
siangan dikit langsung panas.." keluh
cakka.
"Mumpung langit agak gelap, blom
panas, main dulu deh sana.." suruh rio.
"Mau main apaan??" kata cakka yg
masih blom terima.
"Basket sana, tuh ada lapangan kan.."
kata rio sambil nunjuk lapangan lalu
berjalan ke sana. Cakka ambil bola
dulu di mobil, daripada bengong,
basket aja deh, pikirnya. Yg lain ngikut
rio ke lapangan basket.
"Trus kalian yg cowok basket, kita
ngapain??" tanya sivia.
"Gue sih ikut basket" jawab agni.
"Gue nggak ikut main kok vi. Klo loe
bosan, nonton aja, ato main ayunan
sana.." kata rio santai.
Akhirnya yg cowok kecuali rio + agni
main basket, sivia, zahra, ify, n acha
keliling taman, main ayunan, ato
becanda sambil lari-lari. Sementara rio
dengan pasrah hanya nonton *kasian*.
Matahari mulai terik, yg lain masih asik
main sama aktifitas masing-masing,
sementara rio masih duduk di tepi
lapangan basket. Kepalanya terasa
berat.
"Aduh...kenapa lagi ni kepala.. Gue
emang nggak tahan panas ya??" batin
rio.
"Bosen.." katanya. "Susulin cewek-
cewek aja ah... Ikutan main ato
ngapain gitu" batin rio lalu brdiri
susulin cewek-cewek main.
"Oii, gue ikutan dong.. Bosen di sana.."
kata rio. Cewek-cewek yg tadi lagi
ketawa-ketawa gaje berhenti dan
menoleh ke arah rio.
"Ikutan basket sana yo... Ganggu
aja..." kata sivia.
"Bego loe vi! Bisa KO rio di sana.." kata
ify yg dari tadi baru keluar suaranya.
"Hehehe.. Iya ya??" tanya via sok bego.
"Udah sini yo, gabung aja.." ajak zahra.
Rio lalu duduk di sebelah ify.
"Jadi kalian ngapain duduk-duduk di
sini??" tanya rio.
"Nggak tadi ngobrol doang, si acha
ngelucu mulu.." jawab ify.
"Oh.." kata rio seadanya.
"Perasaan loe putihan ya kak??" tanya
acha ke rio.
"Iya yah?? Kok kulit gue aneh ya?? Klo
panas gini bukannya tambah item
ya??" kata rio becanda.
"Kulit loe aja g aneh yo.." kata zahra
juga ikutan becanda.
"Mungkin.." jawab rio sambil
tersenyum kecil sambil menggeleng-
gelengkan kepalanya yg semakin
pusing. Lalu rio mengurut pelan kulit
kepalanya, berharap rasa pusingnya
bisa sedikit terobati dengan cara itu.
"Yo, knapa??" tanya ify khawatir. Dari
tadi dia merasa rio sedikit lesu dan
pucat, bukan memutih seperti candaan
acha.
"Enggak fy, gue cuma agak pusing aja.
Mungkin karna kepanasan kali ya, gue
jadi pusing gitu.." jawab rio sambil
tersenyum kecil.
"Kenapa fy??" tanya zahra yg melihat
raut khawatir di wajah ify.
"Rio sakit deh kayanya" jawab ify
sambil memeriksa kening rio dengan
punggung tangannya.
"Yo, panas bnget. Pulang sekarang aja
yuk, kayanya loe demam deh.." kata ify
cemas.
"Gue bilangin ke yg lainnya ya kak.."
kata acha lalu berlari ke arah lapangan
basket. Lalu ify membantu rio berdiri
dan jalan duluan ke arah parkiran yg
nggak terlalu jauh dari sana di bantu
sivia dan zahra.
Lapangan basket....
"Kak, berenti mainnya, kita pulang.."
kata acha dengan suara agak keras
sehingga cowok-cowok yg lagi main di
sana berhenti.
"Lagi seru cha, cepet banget.. Ada apa
sih??" tanya iyel sambil melap
keringatnya.
"Kak, rio sakit, badannya panas.. Ayo
pulang.." kata acha sambil narik
tangan iyel.
"Kak rio sakit?? Bukannya tadi masih
seger ya?? Sempat becanda kok sama
kami di sini" kata ozy heran.
"Ya mana gue tau zy.. Tiba-tiba aja kak
rio ngeluh, katanya pusing tadi." jawab
acha.
"Trus sekarang rionya mana??" tanya
cakka yg baru mungut bola basketnya.
"Udah keparkiran.. Ayo ah pulang,
jangan banyak tanya" kata acha, lalu
mereka pergi.
Parkiran....
"Yo, tiduran di belakang aja ya??"
tanya ify.
"Gue depan aja fy, ntar si ozy sama
acha gimana??" jawab rio lemah.
"Biar loe bisa tiduran yo sebelum ke
RS" kata ify.
"Nggak usah ke RS fy, gue udah biasa
kok pusing-pusing gini klo kelelahan.
Ntar mampir ke apotik ato kemana kek,
beli obat" bantah rio sambil buka pintu
mobil dan duduk di depan, di samping
ify. Ify akhirnya nurut, seperti biasa klo
rio udah berkata semuanya nggak tau
kenapa langsung ngikut aja.
"Kak rio, kenapa lagi sih loe??" tanya
ozy yg baru sampe di tempat parkir.
"Biasa zy, gue pusing. Kecapean."
jawab rio singkat.
"Emang rio biasa ya zy kaya gini??"
tanya zahra. Ozy ngngguk.
"Iya kak, kak rio klo capek tu suka
pusing sendiri, tapi nggak pernah
sampe lemes banget kaya gini deh.."
jawab ozy.
"Biasa kali zy.. Cepetan naik, gue mau
tidur di rumah.." kata rio.
"Yo, kita gimana??" tanya cakka.
"Gimana gimana??" tanya rio nggak
ngerti.
"Ya, lo kan pulang nih, nah kita??" jelas
cakka.
"Terserah elo deh, mau tetep main
juga nggak papa." jawab rio males.
"Gue pulang aja deh.. Nggak seru klo
nggak lengkap gini." kata alvin.
"Klo gitu acha pulang sama cakka n
agni aja a cha.. kakak nggak bisa
nganterin" kata ify. Acha mengangguk.
"Iya kak, nggak papa kan kak?? Gue
nggak ganggu kan??" jawab acha dan
tanya acha ke cakka.
"Iya nggak pap, gue bawa mobil kok,
rumah loe sama agni juga sama" kata
cakka.
"Klo gitu duluan ya, zy ayo naik. Kasian
kakak loe tuh.." suruh ify sambil
nunjuk rio yg kayanya udah tidur.
Setelah ozy naik, ify pun langsung
melaju ke rumah rio, tapi sebelumnya
beli obat dulu.
Rumah rio...
"Yo, makan dulu ya, gue bikinin bubur
trus minum obat baru tidur." kata ify
ke rio yg lagi di bantu ozy rebahan di
sofa.
"Bisa fy??" tanya rio ragu.
"Bubur doang mah kecil yo.. Remehin
gue mulu.." kata ify sambil
menjentikkan jarinya. Rio hanya
tersenyum.
"Yuk zy, bantuin kakak ya.." ajak ify ke
ozy, ozy ngangguk dan ngekor ify ke
dapur.
Nggak beberapa lama kemudian, ify
dan ozy keluar dari dapur dengan
nampan yg di atasnya ada semangkuk
bubur panas, dan segelas air putih. Rio
yg menyadari kedatangan if dan ozy,
bangun dari tidurnya.*bukan tidur sih
sebenarnya, cuma rebahan doang*
"Yuk yo, makan dulu." kata ify sambil
ngasih mangkuk bubur ke rio. Rio lalu
menerimanya dan memakan bubur itu.
"Enak nggak??" tanya ify.
"Ya, klo bubur ya gitu-gitu aja fy, tapi
oke lah, sama kaya buatan gue" jawab
rio. Selesai makan, ify membantu rio
minum obat.
"Thanks ya fy, jadi ngerepotin nih.."
kata rio sambil senyum, walau pun
kepalanya masih terasa berat.
"Udah kewajiban gue kali yo..." kata ify
sambil membalas senyum rio. Lalu ify
beresin piring, dan mengangkatnya ke
dapur.
"Kak, kok loe kaya lebih pucat ya??"
tanya ozy yg duduk sebelah rio.
"Masa sih?? Gue ngerasa gitu-gitu aja
kok.." jawab rio sambil sanderan.
"Eh, kak, kak ify baik ya..
Perhatian..banget" goda ozy.
"Hehehe..iya. Gue seneng deh dia
khawatir sama gue gitu" kata rio
sambil tersenyum senang, walau pun
senyumnya nggak kaya biasa.
"Pilihan loe top deh.." tambah ozy lagi.
Rio cuma senyum.
"Lagi ngomongin apa?? Kok senyam-
senyum gitu.." kata ify yg baru balik
dari dapur dan duduk di sbelah rio di
sisi satunya lagi.
"Enggak boleh ya fy??" tanya rio sambil
senyum.
"Klo ngomongin gue sih boleh.." jawab
ify becanda. Rio menanggapinya
dengan terkekeh kecil.
Waktu mereka asik becanda gitu, tiba-
tiba aja pintu rumah rio terbuka,
seorang cewek masuk ke sana, dan
langsung berlari ke arah rio, lalu meluk
rio.
"Hi sayang... I'm back.." kata cewek itu
sambil meluk rio.
"Aku, kangen deh sama kamu..."
tambahnya lagi.
Ozy yg di sebelah rio kaget melihat
siapa yg datang, "Kenapa ni orag
muncul lagi sih??" batinnya agak kesal.
Sementara ify, nggak percaya sama
pemandangan di sampingnya itu. Hati
ify terasa sakit saat melihat gadis itu
memeluk rio, ditambah lagi
panggilannya ke rio, yaitu 'sayang'.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar