Minggu, 31 Juli 2011

If Love In Action part 8 (re-post)

Jam 15.00.

Ify baru pulang sekolah dan membanting dirinya di sofa ruang tamu.

“ ify pulang...” serunya.

Ternyata deva dan ray baru main ps.

“ siang kakak iparku..” jawab ray, deva Cuma cengar-cengir.

“ ah..jangan ngomongin itu lagi kenapa?!” omel ify jengkel.” kenapa nggak loe berdua aja yang dijodohin sih ?!”

” yey pikir eike apaan?” tanya deva genit sambil ngritingin tangan.

” hha..emang kak rio itu jodoh loe kak!” tambah ray.

” amit-amit! Ga da perbaikan keturunannya! Gue cungkring, die cungkring, anak gue lidi ?!” jawab ify nggak mood.

“ mending loe dari pada ray! Ray pendek, oliv pendek, anaknya pion catur?! Hha.. ” deva ganti ngledekin ray.

“ sialan loe!” marah ray sambil jitak kepala deva, deva nyengir lagi.

“ udah ah! Pindah topik! Mama mana dev?”

“ nyalon!”

“ hmm..”

Tiba-tiba dengan dandanan yang udah berantakan rio masuk ke rumah ify.

“ permisi every body..” ucapnya.

“ hmm...” jawab ify, deva, sama ray.

” bagus loe disini fy! Bonyok loe ada nggak? Gue pengen ngomong sama loe !”

“ ngomong aja! Mereka nggak ada kok.”

“ gini, loe ati-ati pake tu cincin!”

“ intinya loe mau ngomong apa?”

“ jangan sampe ada orang yang tau kalo kita dijodohin! Apa kata dunia seorang mario stevano, the handsome one, dijodohin sama mak lampir kaya loe?! TIDAK !!”

” dasar pupbay! Ngomong gitu aja lebay, loe pikir gue mau mereka tau gue dijodohin sama loe?! Oh no.. ”

” darimana loe tau tu julukan?”

” no!” jawab ify sambil nunjuk ray sama deva.

” awas loe berdua!”

” peace kak...” ucap ray sama deva sambil unjuk gigi dan mem-v-kan jarinya.

“ gue juga nggak mau loe ikut campur urusan gue!” kata ify.

“ oke! Loe juga jangan urusuin urusan gue! Deal?”

“ deal!” rio sama ify salaman.

“ dan loe berdua jangan ngomong sama mama-papa tentang ini semua !” suruh rio ke ray dan deva.

“ iya, tapi mereka baru aja balik kerja lagi.”

Malam harinya.

Di kamar rio.

Alvin hari ini main ke rumah rio untuk berkeluh kesah.

” yo.” panggil alvin sambil duduk di cendela kamar rio dan liatin bintang.

” hmm..”

” itu kamar ify ya?”

” iya, nape?”

” kagak, gue pengen cerita sama loe.”

“ soal?”

“ peri kecil gue.”

“ peri kecil sahabat loe waktu kita sd yang nggak jelas bentuknya itu ?”

“ sembarangan! Nggak percaya kalo dia beneran ada?”

“ gue maunya percaya, tapi orang buktinya nggak ada?”

“ hmm..mungkin karena pertemuan gue sama dia terlalu singkat, tapi sumpah! Gue sayang banget sama dia !”

” vin, waktu itu loe masih kelas satu sd! Anak ingusan abis, belom ngerti apapun !”

“ tapi nyatanya itu yang gue rasain
sampe sekarang, gue juga nggak nyangka bisa nemuin first love gue secepet itu. ”

“ terus? Apa loe masih terobsesi sama dia?”

” jujur iya, dan loe tau sesuatu?”

“ nggak, loe belom ngomong!”

“ gue nemuin sosok peri kecil gue di diri sivia!”

“ sivia? Sivia sohibnya ify?”

“ yoa, semua yang ada di sivia ngingetin gue sama peri kecil gue dulu. ”

“ emang nama peri kecil loe itu
siapa?”

” gue juga nggak tau, dulu pas gue pengen tanya namanya dia keburu ngilang gitu aja. ”

” berapa kali sih loe ketemu sama peri kecil loe itu?”

” gue ceritain semua deh.”

-FLASHBACK-

*ALVIN’S P.O.V*

Hari itu gue pulang dengan menggenjot sepeda kesayangan gue, gue abis main ke rumah rio. langit sore itu bener-bener indah, semburat jingga yang masih menyisakan warna biru.

Gue jalan lewat pinggiran komplek, kurang kerjaan sebenernya, lewat jalan itu sama aja gue muter dua kali dibanding lewat jalan yang umum dilewati. Tapi nggak banyak yang tau kalau di pinggiran jalan ini menyimpan keindahan alam yang masih asli ditengah kacaunya ibu kota. Danau kecil dengan air yang tenang, pohon-pohon tinggi yang lebat, pasti tenang kalau kita disana.

Waktu gue lewat tempat itu gue liat seorang gadis kecil yang lagi nangis, gue deketin dia, nggak tau kenapa gue ngrasain ada sesuatu yang menuntun gue buat nyamperin gadis itu.

“ hey..kamu kok nangis?” tanya gue selembut mungkin.

” hheemm..kakiku sakit..” ucap gadis itu coba berhenti nangis sambil nunjuk lututnya yang luka.

” aduh..aku tiupin ya?” tawar gue, gue liat dia mengangguk pelan.

Gue tiup luka itu sambil sedikit bersihin kotoran yang nempel disekitarnya.

“ gimana sekarang?” tanya gue lagi.

“ udah nggak perih, makasih ya, kamu baik.” Kali ini senyum manis menghiasi wajah polosnya.

“ iya, sama-sama, oh iya, kamu jatuh ya?”

” iya, tadi aku lari terus kesadung.”

” o..” gue mengangguk mengerti.” lain kali hati-hatinya!” gadis itu mangangguk lagi. ”em..aku alvin, siapa nama kamu?”

Tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang memanggil gadis itu.

“ nak..ayo pulang!”

“ iya ma...” jawabnya sambil teriak.”
Kamu ganteng kaya koko aku, makasih koko apin, aku pulang dulu. ” dengan tertatih-tatih gadis itu menghampiri ibunya.

“ boleh aku panggil kamu peri
kecil?” teriakku, gadis itu tersenyum dan mengangguk.

Sejak saat itu dia panggil gue koko apin, dan gue panggil dia peri kecil. Gue juga sering ketemu sama peri kecil kalau sore hari di tempat itu, kita punya hobby yang sama liatin matahari terbenam, yang gue heran dia tau gue nakal dan doyan bikin ulah, entah darimana, dia juga selalu tau kalau gue dihukum guru, sebulan setelah pertemuan pertama gue itu dia menghilang, setiap hari gue tunggu dia di danau dia nggak muncul, hampir satahun gue nglakuin itu setiap hari, bahkan sampai sekarang kadang-kadang gue kesana dan berharap dia bakal muncul, tapi
sampai saat ini gue nggak pernah liat wajah cantik dan polosnya lagi, gue nggak pernah denger lagi suaranya
ngomelin gue atau dengar suara manjanya lagi, gue nggak pernah tau nama asli dia dan dia tinggal dimana.

-FINISH-

“ ckckck..kaya sinetron!” komentar rio setelah dengerin cerita alvin.

“ yo, tapi sekarang gue berasa bego.”

“ emang kenapa?”

“ kayanya rugi bandar gue cerita soal ini ke elo, masalah hati apalagi cinta kan nilai loe NOL BESAR! Gue tanya rasanya jatuh cinta sama loe aja gue nggak yakin loe bisa jawab. ”

“ ye..gue juga nggak nyuruh loe cerita sama gue?!”

“ hhe..setidaknya gue udah plong! Yo, loe sama ify ada apaan?”

“ maksud loe?” rio bener-bener kaget.

“ cincin loe sama ify?” alvin malah balik tanya.

“ tadi gue kan udah bilang itu nggak sengaja sama.”

“ loe boleh bohong, tapi nggak sama gue! darah pengusaha perhiasannya bokap ngalir di gue.”

“ maksud loe apaan sih?” potong rio.

” gue belom selese ngomong bego! Gue tau cincin loe itu cincin mahal, nggak mungkin dikeluarin lebih dari satu, kecuali emang sepasang, so, ada apa loe sama ify sampe bisa pake cincin samaan ?”

” hua...kodok...” seru rio pura-pura nangis sambil peluk alvin.

” yo, gue masih normal, asli! gue nggak bohong, lepasin gue!” kata alvin ngeri sambil dorong pundak rio.

” gue juga, sarap!” jawab rio sambil noyor alvin.

” terus kenapa loe peluk-peluk gue? Apa kata orang kalo mereka liat ada jagoan ganteng kaya gue dipeluk cowo ?”

” paling Cuma dikira maho.”

” back to the topic, loe sama ify ada apaan?”

“ gue dijodohin sama die! apes banget nasip gue!”

“ dijodohin yo?”

“ iye..”

“ bwhaahhhaa....” alvin ngakak sepuas-puasnya.

” diem loe! Seneng amat gue menderita?!”

” abis, siapa yang jodohin loe? Kaya datuk maringgih loe!”

” bonyok gue sama bonyoknya ify.”

“ rejeki loe bro! loe terima sama perjodohan loe itu?”

” ya mau gimana lagi? Kemaren gue udah protes abis-abisan, tetep aja nggak berhasil. ”

” gue bilang juga ape?!”

Tiba-tiba..

SREK...suara berasal dari cendela kamar ify yang dibuka pemiliknya.

“ woe! Kalian berdua ganggu orang tidur tau nggak sih?!” bentak ify dengan muka bantal abis.

“ dasar kebo! Masih jam segini udah molor.” rio nyolot.

“ loe punya jam nggak? Ini udah jam 10.00 lebih, dasar sarap!”

“ loe yang punya jam nggak? Ini jam ½ 8 aja belom teng!” Ify liatin jam dinding kamarnya, jarum jam penunjuk detiknya sekarat, Cuma jalan di tempat.

‘pantesan dari tadi jam 10 lebih mulu!’ pikir ify.

“ hhe..jam gue mati.” Kata ify sambil nyengir.

“ dasar cewe aneh!”

“ aneh-aneh juga calon istri loe!” sela alvin. Toyoran rio langsung mendarat dengan mulus ke kepalanya.

“ mulut loe ember banget sih kak?!”

“ ye..orang ni kodok satu tau sendiri!”

” kak alvin yang ganteng, yang keren tiada tara, jangan sampe yang lain tau ya?! Mau ditaro mana muka gue kalo mereka tau gue dijodohin sama komandan tokek ?!”

” kurang ajar loe katain gue komandan tokek! Dasar mak lampir !”

” emang mak lampir secantik gue?”

” loe aja cantik, ngaca dimana loe? Selokan depan?”

“ dasar cowo rese!”

“ loe yang rese!”

“ loe!”

“ loe!”

“ loe!”

“ pokoknya elo!”

“ ya elo dong!”

Gara-gara pusing dengerin rio sama ify, alvin putusin tidur. Dia emang bertekat nginep di rumah rio.

“ fy..udah malem, jangan teriak-teriak!” seru bu wanda.

“ iya ma..” jawab ify.” Wlee...” dia julurin lidahnya ke rio terus dia tutup cendelanya.

Keesokan paginya.

Shilla berangkat sekolah pagi-pagi, belum ada seorang pun dikelas, bahkan sekolahnya masih seperti rumah hantu.

Di kursinya dia menemukan sebuah origami burung, setangkai mawar putih dan sebuah surat dengan amplop warna merah muda. Shilla buka dan dia baca.

Mawar putih yang cantik untuk kamu yang sangat cantik.

Your secret admirer.

Iseng shilla buka lipatan origami itu, dan di dalamnya tertulis.

AISHITERU.

Shilla mengedarkan pandangannya untuk mencari jejak lain dari si penggemar rahasia, tapi dia nggak bisa bohong kalau dia seneng dengan apa yang dia dapet pagi ini.
Shilla kumpulin semua kertas itu, dia rawat dan dia taro di lacinya, setelah itu dia cium bunga mawar putih yang masih segar dan wangi. Temen-temennya berdatangan dan shilla memutuskan buat rapiin semuanya dulu.

Waktu pelajaran shilla sama sekali nggak konsen, terus aja mikirin siapa yang jadi penggemar rahasianya. Seperti biasa, setiap guru yang akan memulai mengajar mengabsen muridnya dulu. Tiba giliran shilla dipanggil.

” ashilla zahrantiara..” nggak ada
yang nyaut.

” ashilla..” masih nggak nyaut.

Di bangku ify dan shilla.

” shil, loe dipanggil no!” kata ify pelan, shilla nggak nanggap, malah senyum-senyum sendiri.

” shil..” panggil ify lagi, shilla masih nggak nyaut.

” ASHILLA ZAHRANTIARA...” panggil pak bonar, guru yang sedang mengajar dengan suara lantang dan menggelegar.

” eh..iya, saya pak!” jawab shilla kaget.

“ kamu melamun?”

“ enggak kok pak.”

” perhatikan!”

” iya pak.” shilla pura-pura membaca bukunya.” fy, kok loe nggak ingetin gue?” tanya shilla pelan.

” heu..” ify Cuma menghela napas sambil melengos.

Pelajaran pak bonar, pkn, berlangsung bagaikan menikmati dongeng sebelum tidur, mata ify udah tinggal 5 watt yang dia perjuangkan biar nggak mati,
sampai akhirnya suara malaikat itu
menggema..TETT...TEEETT...TTEEETTTTT.....-pada saat seperti ini pasti suara rio kalah merdu sama suara bel istirahat?! Hhe..-

” ISTIRAHAT....” sorak anak-anak kelas ify.

Ify dkk langsung kabur ke kantin.

Di kantin.

Agni, shilla, sivia, dan ify langsung pesen soto ayam+es teh, mereka makan dengan aliran kuliisme.

“ buset dah! Tiap hari begini, gue bisa sipit kaya kak alvin!” komentar ify.

” he’emh..ngantuk berat gue!” tanggap agni.

Di sudut pintu kantin.

“ bro, gue udah oke belom?” tanya cakka heboh.

“ semenjak gue kenal loe, gue belom pernah liat loe oke.” Jawab alvin dengan entengnya.

“ pinjem mata loe yo!”

“ ha? Loe mau ambil mata gue?” tanya rio heran.

“ kagak usah banyak nanya! Loe liatin gue!”

Akhirnya rio menatap cakka dalam-dalam tanpa kedip, berdiri dengan jarak beberapa centi sama cakka, persis adengan film mau ciuman, tau buat apa? Cakka ngaca di mata rio.

“ woe! Loe berdua apa-apaan?!” kata gabriel yang dateng belakangan dengan hebohnya sambil pisahin cakka sama rio.” Ya tuhan, loe berdua praktek sosiologi ?!”

“ apaan yel?” tanya alvin.

“ penyimpangan seksual.” Jawab gabriel dengan entengnya.

“ sompret loe!!” rio sama cakka mencak-mencak sambil noyor gabriel kiri-kanan.

“ sakit! Terus loe berdua ngapain?”

” gue mau ngaca! gara-gara nggak ada kaca ya gue ngaca di mata rio, mau ngaca di mata alvin, matanya di sebelah mana aje gue kagak tau. ”

” o..ckckck..ide kreatip loe menimbulkan prasangka tak sedap cak !”

” hhe..tu prasangka kurang bumbu kali?! Tu ada agni sama csnya gue pengen nyamperin mereka makanya gue dandan dulu !”

” o..samperin yuk!” ajak gabriel dengan semangatnya. Cakka dan
alvin ikutin dia, dan akhirnya rio ngikut juga.

Di meja ify dkk.

” hai girls..bisa gabung?” tanya gabriel dengan senyum friendlynya.

” boleh kak.” jawab agni.

” gue juga boleh kan ag?” sela cakka.

“ bodo! Pantat-pantat loe.” Jawab agni dengan juteknya. Cakka manyun terus duduk.

“ pesen apaan loe pada?” tanya gabriel ke rio, alvin, dan cakka yang telah menempati posisi masing-masing.

” gue bakso sama es jeruk.” Jawab
cakka.

“ loe vin? Yo?”

“ samain aja!” jawab rio-alvin.

” shil, loe makan kok Cuma diudek-udek mulu?” tanya gabriel.

” eh, nggak kak, nggak papa kok.” jawab shilla sambil senyum.

” si shilla lagi gila burung kak.” Sela sivia.

“ burung?” ceplos cakka, rio, alvin bersamaan.

“ burung kertas bentuknya merpati, tadi pagi ada yang ngirimin dia, sama mawar putih lagi, so sweet bener deh tu orang, ckckck... ” jelas ify.

“ wu..kaya legenda jepang yang 1000 burung kertas, itu merpati, kalo ify emprit juga cukup !” tanggap rio.

“ ga da yang ngomong sama loe!” jawab ify males.

“ jangan berantem! Tar jadian kapok loe!” gabriel menengahi.

“ M-to d’A-to d’L-to d’E-to d’S, MALES!!” jawab ify.

“ tapi loe suka nggak sama hadiahnya shil?” tanya gabriel lagi.

“ cewe mana nggak bingung-bingung seneng kalo digituin kak?” jawab agni.

“ loe mau juga ag?” tanya cakka dengan semangat membara.” Besok gue kirim 1000 burung elang ke rumah loe, biar gede sekalian, asli lagi. ”

“ loe tu bego kebangetan dah cak! Tekat sih tekat, kalo burung elang serebu, loe jadi makanannya juga kagak cukup, kenape loe nggak ngirim garuda pancasila sekalian ?” Kata alvin prihatin.

“ ide bagus vin!” jawab cakka tambah semangat.

” Gubrakk!”

” udah! Nggak usah diladenin si cakka! Bego dari dulu dia ternakin !” tambah gabriel.

Karena diburu waktu istirahat mereka lanjutin makan dulu sampai bel masuk.

Smp nusantara jaya.

Ray, deva, sama ozy lagi kumpul di pojokan kelas. Ray sibuk baca komik sambil makan kwaci yang kulitnya dilempar kemana-mana lengkap dengan i-pod ditelinganya, ozy asik bbman sambil dengerin musik, dan deva heboh main sama pspnya. Tiba-tiba olivia dateng dengan membawa pengumuman.

” temen-temen ini kelompok belajarnya! Sampai uan kita bisa belajar sama-sama. ” seru olivia sambil membagikan beberapa lembar kertas yang berisi nama anak satu kelompok yang sudah ditentukan oleh pak duta.

Tinggal satu kertas di tangannya, itu kelompoknya.

“ olivia, raissa, ahmad fauzy, A.A. ngurah deva. M. Raynald.” olivia baca anggota kelompoknya, matanya langsung terbelalak melihat nama terakhir disana.” what? Gue sekelompok sama tu kecoa? Nasib !” olivia geleng-geleng kepala. Dengan berat hati olivia nyamperin ray, deva, dan ozy.

“ heh! Kecoa cs! Ni kelompok kita!” kata olivia jutek sambil mengulurkan kertas tadi.

” loe ngomong sama kita?” tanya ozy tanpa mengalihkan pandangan dari bbnya.

” iya! loe pikir gue ngomong sama tembok?”

” wistt..santai aja! Nggak usah pake otot!” kata deva agak ngeri. Ozy nyampar-nyampar kaki ray yang nggak sadar dengan kedatangan olivia, dia masih asik sama musik dan komiknya, saat kaya gini Cuma ray yang berani menghadapi olivia.

Liat ray nggak dengerin dia, dan sampah dari kulit kwaci ray, kepala olivia langsung berasap siap meledak.

” MUHAMMAD RAYNALD PRASETYA!!! KECOA!!! LOE BIKIN KOTOR !!!” bentak olivia sekenceng-kencengnya sampai suarannya ngalahin suara i-pod ray.

” woe! Ngapain loe teriak-treak?” kata ray nyolot sambil lepas headsetnya.

” loe nggak liat perbuatan loe? Gue nggak mau tau loe harus beresin semua !”

” itu urusan gue! Ngapain loe?”

” ni! Baca!” olivia membarikan kertasnya ke ray dengan kasarnya. Ray menyaut kertasnya terus dia baca.

“ gue satu kelompok sama loe?” tanya ray nggak terima.

“ iya!” jawab olivia ketus.

“ ah..sial banget sih gue!”

“ lebih sial lagi gue! Loe atur tempat sama jadwal belajarnya!” suruh olivia. Ray nggak jawab, tapi dianggap persetujuan oleh olivia yang terus pergi. ” Jangan lupa loe beresin!” suruhnya dari depan kelas.

> bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar