Minggu, 31 Juli 2011

If Love In Action part 17 (re-post)

Ify bingung mau masak apa. Dia terus mengetukan jarinya ke dagu sambil melihat bahan-bahan yang ada di kulkas.

“ bingung juga gue..” gumam ify sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. ” Kak rio..loe mau makan apaan?” teriaknya.

Tanpa jawab rio datengin ify ke dapur.

“ hmm..loe tadi tanya apaan?” tanya rio yang emang tadi kurang denger.

“ loe mau makan apaan?”

“ terserah!”

” sandal jepit gue mau?”

” kalo loe makan duluan dan nggak keracunan sih gue nggak papa.”

” sup aja ya? Gue males masak ribet-ribet.”

“ asal enak sih nggak masalah, mau gue bantu?”

“ emang loe bisa masak?”

“ remehin gue loe?”

“ iya!”

“ rese loe! Bikin nasi goreng seafood aja! Gue pengen!”

“ sup aja!”

“ nasi goreng!”

“ sup!”

“ nasi!”

“ menentukan makan urusan perempuan!” kata ify mangkel.

” tapi yang cowo berhak menentukan! Orang gue yang makan !”

“ ya udah loe yang masak sono!”

“ loe yang cari duit sono!”

Ify dan rio saling melengos. Tak lama mereka tatap-tatapan dan..

” Bhwaahhha....” tawa mereka meledak bersama.

” kita berantemin apaan sih kak?” tanya ify sambil berusaha berhenti ketawa.

” hhe..udah lah! Masak yuk! Mau gue bantuin nggak ni?”

“ yuk! Nasi goreng plus cumi goreng tepung!” jawab ify dengan semangatnya.

Ify sama rio masak berdua sambil bercanda.

Rio yang habis nyuci sayuran liatin ify yang lagi ngudek-udek tepung. Setan usil di otaknya membisikan sesuatu. Sambil mengendap-endap rio deketin ify dan mencolek tepung dan dengan gerakan ekstra
cepat dileletin di pipi ify.

“ hha...kena loe!”

“ kak rio...jail banget sih loe!” seru ify jengkel sambil mengelap sisa tepung di pipinya.
Gantian setan lewat di otak ify. dengan gerakan cepat dia leletin tepung ke muka
rio. “ hha..loe ganteng kalo kaya gitu kak! Kaya hanoman!”

“ rese loe!” umpat rio sambil menghapus tepung dari mukanya.” Awas loe!” rio siap-siap kejar ify.

ify udah lari ke samping meja makan.

“ hha..tangkep gue coba kalo bisa! Wlee...”

Mereka berdua langsung kejar-kejaran keliling meja makan sambil tertawa lepas.

“ berhenti loe!” seru rio.

“ ogah! Tangkep gue kalo loe bisa!”

Rio hampir saja nangkep ify tapi kaki kanannya terjegal kaki kursi, dan..BRUK..rio jatuh, karena jaraknya sudah dekat ify juga
jatuh di bawah rio.

Posisi jatuh rio tepat di atas ify, mata mereka tidak sengaja bertemu.

DEG! Waktu sejenak berhenti saat itu.

’oh my god! Kak rio..’batin ify speechless.

‘ify, loe yang gue cari!’ batin rio.

“ ka..kak rio..berat..” kata ify yang sadar kalau dia ditindih sama rio dengan pipi yang memerah.

“ eh! Maaf fy..” ucap rio salting sambil berdiri.

“ eh..i..iya!” ify menyembunyikan mukanya terus lanjutin masaknya.

Ternyata rio liat rona merah di pipi ify, ujung bibirnya tertarik sampai senyum tipis terbentuk.

” fy, kita makan di gazebo belakang aja! Gue tunggu di sana!”

Di halaman belakang rumah rio.

Rio nunggu ify sambil main gitar yang udah lama nggak dia mainin. Nggak lama ify muncul bawa hasil masakannya.

“ ni kak! Loe makan gi! Yang banyak biar gemukan! Punya badan kok ditiup aja mabur. ” suruh ify sambil taro piring di depan rio.

“ loe beneran nggak makan?”

“ nggak! Mau diet gue!”

“ loe itu udah kaya lidi ngapain pake diet-dietan segala? Biasanya juga kaya kuli ?” tanya rio sambil taro gitarnya dan ambil piring yang disodorin ify.

“ enak aja loe ngomong! Ogah gue! Enek kalo udah masak!”

“ kaya emak gue loe! Kalo udah masak ogah makan, katanya enek!” komentar rio diterusin nyuap makannya. Rio teringat
sesuatu. ’semoga berhasil!’ pikirnya.

” Fy, enak banget masakan loe! Ajib! Nggak ada tandingan!” puji rio. rio makan dengan lahapnya. Ify liatin rio makan dengan lahapnya jadi pengen juga.

“ enak beneran kak?” tanya ify. Rio Cuma mengangguk semangat sambil terus makan.
” kak rio..” panggil ify ngarep.

” hmm..” jawab rio cuek.

” kak rio..”

” hmm..” jawab rio agak ngotot, ify cemberut.” hhe..loe mau kan?” goda rio. ify senyum sambil ngangguk. ” ogah!”

” ye..jahat amat sih?!”

” hhe..ni.” rio menyuapi ify.”aakk..”

Ify menurut dan membuka mulutnya.

“ enak beneran kak!”

“ enak..Gue suapin..”

“ hu..pd loe!”

“ biarin! Ternyata jurus ini nggak pernah gagal ya?!”

“ jurus apaan kak?”

“ jurusnya bokap gue buat nyuruh nyokap gue makan.” Jawab rio cuek sambil tetep asik makan. Ify mendelik, tapi langsung mengalihkan pandangannya ke langit yang malam ini bersih dari bintang.

‘aturan sekarang gue sedih, bukan seneng kaya gini! Kak rio..argghh..’ batin ify bingung.

“ fy..” pangil rio yang udah selesai makan.

” hmm..”

” loe masih sedih?”

“ em..nggak segampang itu kak, paku kalo udah nacep pati ada bekasnya kan? Mau gimana juga butuh waktu buat sembuh. ” Jawab ify pelan.

“ heu..udahlah! mendingan loe pikirin gue yang udah jelas-jelas baik !” suruh rio narsis.

” ngarep banget loe?”

” hhe..loe tidur sono! Udah malem! Tar loe sakit.”

“ loe?”

“ gue masih mau di sini, apa loe mau gue kelonin?”

“ amit-amit loe!” jawab ify sambil noyor pundak rio.” Kak, gue tadi di telfon nyokap loe.”

“ bicara apaan?”

“ gue disuruh nyetop chitato sama kopi loe!”

“ yah..kok gitu?”

“ kopi sama chitato itu nggak sehat! Apa lagi dosis loe udah over, Gue tidur. ” Ify berjalan ninggalin rio. Rio masih duduk di gazebo sampai dia mengantuk dan memutuskan balik ke kamar.

Keesokan harinya.

Ify siap-siap mau pindah kamar lagi tapi barang-barangnya tetap ditinggal.

“ dadah kak rio..gue pulang!” pamit ify dengan riang gembira.

“ hmm..” jawab rio seadanya.

“ nggak nyambung ah loe jawabnya?”

“ pengen gue jawab kaya apa?”

“ apa kek gitu? Loe nggak mau tahan gue?”

” ngapain? Rumah loe Cuma disebelah ini.”

” hu..gue balik!” pamit ify jengkel terus jalan mau balik ke rumahnya.

” hha..” rio ketawa setan dengan puasnya. Ify yang keget langsung balik badan.

“ kenapa loe kak? Kumat? Obat loe abis?”

” enak aja loe! Loe mau pulang kemana?”

” ke rumah gue lah!”

” kunci rumah loe ada di gue!” kata rio dengan puasnya sambil memperlihatkan kunci rumah ify.

“ kok bisa?”

“ tadi pagi banget nyokap loe dateng ke sini, dia nitip loe sama deva ke gue, loe berdua disuruh tinggal disini gara-gara bonyok loe mau ke jogja, pembantu loe lagi cuti. ”

“ oh my god! Penderitaan gue injury time?!” keluh ify sambil menepuk keningnya.“ buset dah! Loe kalo mau nyiksa pake hati dikit napa? Ngapain mereka ke jogja ?”

” mau siap-siap kawinin kita kali..” jawab rio asal.

” dikawinin nenek loe hansip? Arrgghhh..gue sebel!!” keluh ify sambil mengacak-acak
rambutnya. ” Gue mau mandi dulu!” sambil menghentakkan kakinya ify balik lagi ke kamarnya.

Rio memandangi ify yang lagi menaiki tangga sambil tersenyum tipis.

‘I’m sure! I’m yours and you are
mine!’ pikirnya.Di halaman belakang rumah rio.

Siang harinya.

Tak dikira olivia dateng sendiri ke tumah ray gara-gara acha ada urusan.

Tokk..tok..tok..olivia ketuk pintunya. Nggak lama rio keluar bukain pintu.

” siang kak rio..” sapa olivia.

” eh, tumben kesini liv? Sama siapa? Cakka? Mau ngapain?”

” kak, kalo tanyanya satu-satu gimana? Gue sendiri, mau ketemu ray. ”

“ heh? Nggak salah?”

“ emang apanya yang salah kak?”

“ nggak ada sih! Ya udah loe masuk dulu! Gue panggilin raynya. ”

Rio naik ke lantai dua dan olivia nunggu di ruang tamu.

Di kamar ray.

“ ray, loe dicari oliv tu!” panggil rio dari depan pintu.

“ hah? Oliv?”

“ oh iya! Kemarin kita janji mau belajar bareng hari ini! Gue lupa bilang ke oliv kalo batal !” sergah deva.

“ bego loe! Kan kasian!”

“ kenapa nggak loe manfaatin aja?”

” maksud loe?”

” tembak oliv sekarang!”

” ogah!”

” loe mau jadi real looser kaya cowo sebelah?” deva menyidir rio sambil melirik sedikit.

” apa maksud loe?” bentak rio.

” pikir aja sendiri!”

Ternyata rio mikirin beneran kata-kata deva.

” sekarang?” tanya ray ragu.

” lebih cepat lebih baik! Loe mau biarin dia. nunggu lama?”

“ nggak!”

“ nah! Speak up bro! Gue yakin loe bisa!”Ray bangkit dari tempat tidurnya, ngaca terus nemuin olivia.

Di ruang tamu.

“ sory liv lama, loe belum dikasih kabar kalo belajarnya batal?” tanya ray basa-basi.

“ belum!”

“ kasian benget loe jauh-jauh ke sini! Daripada sia-sia udah jauh-jauh dateng, mending loe ikut gue ke belakang yok !”

” em..boleh deh!”

Di halaman belakang.

Ray yang udah pake celana pendek langsung mencelupkan kakinya ke kolam renang, olivia Cuma duduk sambil memeluk lututnya.

“ rumah loe enak juga ya?”

“ iya dong! Rumah gue, yang nempatin aja ganteng!”

“ siapa? Kak rio? Emang!”

“ dasar cebong! Ya gue lah!”

“ kecoa busuk! Optimis banget loe?”

“ iya dong! Loe aja yang nggak mau mengakui kekerenan gue, kegantengan gue, keimutan gue!”

“ cuih! Najong syubedabedu..”

“ liv, loe nggak cape apa berantem sama gue? Nggak pengen damai apa ?”

“ sebenernya gue cape juga sih! Tapi loe resenya kebangetan!”

“ em..gue minta maaf deh sama loe.” ucap ray tulus.

” em..gue juga ya!”

” iya!”

“ jadi kita temen sekarang?” tanya olivia semangat sambil mengulurkan jari kelingkinya ke ray.

” nggak! Sory gue nggak mau kita temenan!”

” terus?”

” gue mau lebih dari itu, em..liv, guesukasamaloe!” ucap ray secepat kilat.

” loe ngomong apaan? Ngomong apa keselek?”

” ya elah! Guesukasamaloe!” ucap ray lebih cepat dari yang tadi.

” loe kalo ngomong jelasan dikit bisa nggak?”

’muhammad raynald prasetya! Loe bisa!’ pikir ray memberi semangat ke diri sendiri. Tiba-tiba ray memegang tangan olivia.

“ liv, gue..suka..samaloe!”

“ el..elo masih demam?”

“ olivia, gue serius! Gue muhamad raynald prasetya suka sama loe!”

“ em...” kata olivia salting, speechless, campur seneng.

“ gue mau loe jadi cewe gue!” Olivia Cuma tersenyum sambil mengangguk yakin.

“ jadi?”

“ iya! Gue mau!”

“ yes! Kita resmi kan sekarang?”

” iya! pacarku!”

” CIE....” sorak rio, deva, dan ify yang dari tadi nguping.

“ pjnya buat kita jangan lupa!” pesan ify.

” loe bikin gue gregetan setengah koma!” komentar deva.” Gue kira loe bakal abis dimakan oliv!”

” heh! Bolam 100watt! Gue makan sekalian loe!” kata olivia jengkel.

” buset dah! Cewe galak emang lagi laku sekarang?”

” maksud loe?” tanya ify dan olivia penuh dengan hawa neraka.

” gue mau dimakan dua nenek
gerondong...” seru deva sambil lari, ify sama olivia langsung kejar. Mereka bertiga langsung kejar-kejaran keliling kolam ray sama rio malah dicuekin.

Sore harinya.

Alvin bersiap-siap menjemput sivia, hari ini dia dandan rapi jauh dari kesan urakan kaya biasanya. Kemeja putih, jeans item, pakai jaket kulit warna hitam, plus sepatu keds putih dengan rambut yang tertata rapi.

“ oma..alvin pergi dulu ya..” pamit alvin sambil mencium pipi omanya yang sedang menyulam.

“ tumben kamu rapi vin? Wangi banget lagi? Mau kemana cucu oma ?”

” hhe..ada deh! Urusan anak muda!” jawab alvin sambil keluar rumah.

Di rumah sivia.

Sivia sudah menunggu alvin di teras rumahnya. Nggak lama alvin dateng. Sivia lari ke gerbang buat deketin alvin. Sivia benar-benar takjub sama penampilan alvin hari ini.

” kak alvin ini elo?”

” bukan! Jb! Iya lah gue alvin! Emang kenapa?”

“ nggak! Kalo gini dari dulu kan oke! Nggak berantakan kaya biasanya. ”

” hhe..loe juga cantik banget vi.” Puji alvin sambil mengusap tengkuknya dan sukses membuat pipi sivia memerah. Dan rona merah pipi sivia sukses membuat jantung alvin berdegup kencang.

” eh! Mau pergi kapan?” tanya sivia.

” sekarang! Naik yuk! Keburu ketinggalan.” ajak alvin sambil melirik joke belakang motornya.

Sivia langsung naik dan mereka pun menuju ke suatu tempat.

Danau belakang kompleks rumah alvin.
Alvin menghentikan motornya di tepi jalan.

” turun vi!” suruhnya sambil menurunkan standar motor.

Sivia turun sambil menatap tempat yang benar-benar nggak asing buat dia ini. Tanpa mempedulikan sivia yang masih larut dalam
kenangan, alvin menggandeng tangan sivia dan menariknya pelan ke bawah sebuah
pohon.

“ loe tau tempat ini vi?” tanya alvin sambil menatap lurus ke barat melihat matahari yang mulai terbenam tanpa melepas genggaman tangannya.

“ em..i..iya..tapi, gue lupa kapan.” jawab sivia ragu.

” 9 tahun yang lalu, di tempat ini, tepat di bawah pohon ini, matahari terbenam. ” jawab alvin datar.

” ko..koko..” panggil sivia ragu.

Alvin menoleh ke arah sivia sambil tersenyum. ” koko apin?” tanya sivia.

” iya, peri kecil!” senyum alvin makin merekah.

” jadi loe pangeran kecil gue?” sivia langsung menutup mulutnya, alvin Cuma tersenyum.

“ duduk yuk vi!”

Alvin dan sivia duduk berdua sambil melihat matahari terbenam.

” masih cantik! Sama kaya dulu.” kata sivia tanpa mengalihkan perhatiannya dari matahari yang sudah memberi efek gradasi warna di langit. Alvin Cuma diam dan terus menatap langit barat.

” vi, janji loe!” alvin mengingatkan sivia.

” hmm...loe masih mau tagih itu?”

” sejak loe pergi, setiap sore gue selalu nunggu loe disini, gue selalu berharap loe bakal balik dan penuhi semua janji loe. ”

” loe masih sering nunggu gue disini?”

” iya! loe masih ingetkan janji loe?" Sivia mengangguk.

” aku akan selalu ada buat koko, aku mau jadi peri kecil koko, dan suatu hari nanti kita duduk berdua disini kaya seorang pangeran dan seorang putri. ” sivia kembali mengucapkan janjinya dulu.

” koko akan selalu jaga peri kecil sampai kapanpun!” sambung alvin.

” kak alvin...” seru sivia sambil peluk alvin. Alvin balas pelukan sivia erat.

” vi, gue sayang sama loe.” bisik alvin.

” gue juga.” Jawab sivia pelan. Alvin lepasin pelukannya dan menggenggam tangan sivia.

” sivia azizah, my little fairy, mau nggak loe jadi cewe gue?” pinta alvin sambil berteriak.

” jangan teriak-teriak kali kak!”

” bodo! Sekarang loe jawab! Gue nggak suka ditolak atau nunggu!”

” loe nembak gue apa mau malak gue?”

” jawab iya atau nggak gue pulangin?”

“ iya! Daripada loe ngamuk lagi.” Jawab sivia sambil senyum.

Alvin langsung peluk sivia.

“ makasih vi, makasih buat semuanya, terutama makasih loe udah mau kasih kepercayaan loe.” Ucap alvin tulus.

“ iya! Tapi awas kalo loe bikin onar lagi! Nggak akan gue maafin!”

” siap! Vi, loe belum tau sisi lain danau ini kan?”

” belum! Emang apaan?”

” sini!”

Alvin menyadarkan punggungnya ke batang pohon sambil menarik pelan tangan sivia buat merapatkan duduknya.

” loe liat ke tengah danau itu!” alvin menunjuk lurus ke tengah danau.

Matahari yang sudah beristirahat digantikan bulan dan bintang-bintang yang bersinar terang, cahayanya memantul di air danau itu, dan di tengah danau banyak kunang-kunang yang terbang rendah. Karena tempat itu sangat gelap, cahaya dari bulan, bintang dan kunang-kunang menjadi sangat cerah.

” kak alvin, indah banget!” kata sivia kagum.

” nggak ada yang lebih indah dari loe!”

” ngegombal ni?”

” nggak! Gue nggak ngerti masalah gombal-menggombal, gue tulus !”

Sivia tertawa kecil dan menyandarkan kepalanya di dada alvin. Mereka menikmati indahnya malam ini dalam diam.

“ pulang yuk vi! Udah malem.” Ajak alvin sambil membelai rambut sivia.

“ taran! Masih bagus banget ni kak.” Tolak sivia.

” besok gue anterin ke sini lagi, sekarang mending kita pulang.”

” hmm..ya udah deh! Tapi besok anterin gue ke sini lagi ya!”

“ iya! Asal loe nggak pergi lagi dari gue!”

“ nggak akan!”

Akhirnya mereka berdua beranjak dari tempatnya.

Di jalan.

“ vi, pegangan dong! Tar loe jatoh.” Suruh alvin.

Sivia menurut dan memegang jaket alvin.

” ah..elah vi!” kata alvin gemes. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu alvin menarik tangan sivia dan dilingkarkan ke perutnya.

” kak alvin!” ceplos sivia kaget, pipinya langsung memerah.

” hhe..pipi loe lucu vi! Loe punya gue sekarang, dan nggak afdol kalo belum peluk gue !” kata alvin sambil melirik sivia.

” jangan dadakan gitu kali kak!” kata sivia salting, alvin tersenyum tipis melihat sivia tertunduk malu.

> bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar