Minggu, 31 Juli 2011

Memang Cuma Gue yang Bisa (sekuel Cuma Gue yang Bisa) part 1 (re-post)

Part 1: Ify Punya Saingan


MOS tahun ajaran baru dimulai, anak-anak kelas X mulai berdatangan ke SMA Citra Bangsa, semua masih terlihat polos-polos. Saat ini Ify dan Sivia sudah menjadi anak kelas XI dan menjadi pengurus OSIS.

“Vi, mereka semua masih turn green banget!” kata Ify.

“Maksudnya turn green?” Tanya Sivia.

“Maksudnya, mereka masih hijau, gampang diboongin,” kata Ify.

“Ooh, lo jadi mau ngerjain mereka?”

“Itulah kesenangan menjadi pengurus OSIS.” Ujar Ify.

Kemudian beberapa orang anak bertanya kepada Ify dan Sivia.

“Kak, daftar kelompok dimana?” Tanya Anak itu.

“Ada di mading di sebelah sana, Dek!” kata Sivia.

“Makasih, Kak!” mereka pun pergi.

“Aduuuh, lucunya merekaa semuaa…” kata Sivia gemes.

“Kita juga dulu kayak gitu, Vi,” ujar Ify.

Kemudian dua orang anak yang sangat familiar datang menghadap mereka, kali ini tidak sesopan yang tadi…

“Woi! Kak Ify! Daftar pembagian kelompok dimana??” Tanya Deva, adiknya Ify nyolot. Saking keselnya, Ify menjewer telinga Deva.

“Berani lo ya disini!! Seenaknya aja ngomong!” kata Ify.

“Aduh!Aduh! Sakiit!” Ringis Deva.

“Kak Ify, pembagian kelompoknya dimana?” Tanya Ray dengan sopan.

“Di mading, Ray, eh Dep contoh tuh si Ray, sopan banget sama kakak ipar!” kata Ify.

“Apa maksud lo kakak ipar, Alyssa Saufikaa?”

Ify menoleh, suara yang paling ia tunggu-tunggu datang. Si Mario Stevano Aditya Haling.

“Kan lo jadi calon suami gue, ntar orang-orang pada manggil gue, Nyonya Mario, hahaa…” kata Ify. Kepalanya langsung ditoyor sama Rio.

“Iiih, belom tentu kalee…” kata Rio.

“Huwaaa!! Kakak ipaar, aku dianiaya sama calon istrimu inii!” rengek Deva.

“Apaan siih??” keluh Rio.

“Dasar, udah pacaran masih aja si Rio jaim,” keluh Gabriel.

“Tau nih, lama-lama pengen bejeg-bejeg deh mukanya,” kata Alvin.

“Bejeg-bejeg aja Vin, supaya saingan gue berkuraang!” seru Cakka.

“Wooo!!!” teriak Agni di telinga Cakka.

“Woelah, biasa Agnii cantiik!” kata Cakka sambil nyolek dagu Agni. Tangan Cakka langsung di pelintir Agni.

“Kak Alvin, lo bawa kamera kan? Gimana kalo kita foto bareng-bareng?” Usul Sivia.

“Eh, iya bener juga tuh, lagipula ini tahun terakhir gue, Rio, Cakka sama Iel di CB, Dev tolong fotoin kita dong!” kata Alvin sambil memberikan kameranya ke Deva.

“Siip!” Saat Deva bersiap-siap untuk memencet tombol shutternnya, tiba-tiba…

“Ehhh, jahaat! Gue gak diajaak!!” teriak Shilla sambil lari-lari.

“Hehhee..lupa! Sini !” ajak Ify.

Mereka pun berfoto bersama. (sayang fotonya gak ada -.-)

“Eh, udah mulai tuh apel pembukaan!” kata Gabriel.

Mereka semua berlari menuju lapangan, saat Rio mau lari tangannya ditarik Ify. Ify merengut.

“Kenapa lo, Fy?” Tanya Rio.

“Lo gak mau yaa jadi suami guee?” tanya Ify. Rio hanya nepok jidat.

“Ampun dah,” keluh Rio. Kemudian Rio berbisik ditelinga Ify.

“Kalo emang udah jodoh, gue mau kok,” bisik Rio. Muka Rio memerah. Hati Ify menjadi berbunga-bunga dan langsung memeluk lengan Rio.

“Huwaaa!! Gue makin sayang sama lo!! I Love You full daah!!” kata Ify.

“Ihhh, udah ah ayo ke lapangan!” kata Rio.

***

Para pengurus OSIS terutama laki-laki stand by di pinggir lapangan, siapa tahu ada anak kelas X yang pingsan, sedangkan yang perempuan mereka duduk dipinggir lapangan.

BRUUK!!

Tiba-tiba ada anak kelas X yang pingsan, otomatis Rio yang berada tepat di belakang barisan langsung berlari masuk kedalam barisan.

“Keke!! Keke!” teriak temannya.

“Dia kenapa?” Tanya Rio.

“Pingsan, Kak! Tadi mukanya pucat banget!” kata temennya.

Akhirnya Rio membopong anak kelas X yang bernama Keke itu ke UKS.

“Ify! Bantu gue!” suruh Rio. Ify pun membantu Rio membawanya ke UKS.

“Mukanya pucet banget, Kak.” Kata Ify.

“Lo bikinin teh anget ya,” kata Rio. Ify pun pergi meninggalkan UKS. Rio menunggu anak itu, sambil memainkan handphonenya, tiba-tiba anak itu terbangun.

“Lo udah bangun?” Tanya Rio. Anak itu masih memegang kepalanya yang masih sakit.

“Aku dimana, Kak?” Tanya anak itu.

“Lo di UKS, lo kenapa pingsan?” Tanya Rio.

“Aku anemia, Kak. Suka kayak gitu kalo kelamaan ikut upacara,” kata anak itu.

“Gue manggil lo apa nih? Gabriel Angeline Thalita P. panjang amat!” kata Rio.

“Panggil aku Keke,” kata Keke tersenyum.

“Lah? Darimana bisa dipanggil Keke?” tanya Rio heran.

“Tanya Mama aja, Kak. Jangan tanya aku, hehee…” Keke nyengir.

“Ooh, gue Rio.” Rio menyunggingkan senyum manisnya yang bakal membuat seluruh cewek langsung masuk rumah sakit gara-gara kena asma. Obat asma pun menjadi laku, sejak kelahiran Rio (??). Muka Keke memerah melihat senyuman Rio.

“Muka lo kenapa merah?” Tanya Rio sambil memegang kening Keke. Jantung Keke pun jadi berdebar-debar.

“Eng…nggak papa kok, Kak.” Kata Keke gelagapan. Kemudian Ify datang membawa teh anget dan semangkuk bubur ayam buat Keke.

“Eh, udah bangun?” Tanya Ify.

“Namanya bukan “EH” norak! Namanya Keke!” seru Rio.

“Ah elu mah, ngeledek gue mulu! Ke, nih ada bubur sama teh buat kamu.” Ify memberikan teh dan Bubur ayam buat Keke.

“Makasih, Kak.”

“O, iya ntar duitnya gantiin ya, soalnya duit aku udah sekarat banget.” Kata Ify. Keke hanya tertawa.

“Malu-maluin gue aja lo, Fy! Ke, gak usah diganti! Fy, ntar gue aja yang ganti,” kata Rio.

“Traktir gue nonton, makan di O La La bistro, jalan-jalan ke Puncak!” kata Ify.

“Lama-lama gue bunuh juga lo, Fy!” seru Rio. Keke tertawa melihat kelakuan Kakak kelas mereka yang kurang waras. Ify dan Rio tetap menunggu Keke di UKS, takutnya tiba-tiba anemia Keke kambuh lagi, saat di UKS Keke terus memandang Rio yang sedang bercanda dengan Ify. Tapi Keke merasa janggal dengan kedekatan Rio dengan Ify. Seperti bukan teman melainkan ada hubungan spesial diantara mereka. Mereka terlalu dekat sebagai teman menurut Keke.

“Kak Ify, Kak Rio, pacaran ya?” Tanya Keke. Rio dan Ify langsung diem.

“Iya, gue pacaran sama cewek sinting ini!” kata Rio sambil menoyor kepala
Ify.

“Sakiit!” ringis Ify.

“Pantes, kalian berdua deket banget,aku sedikit kecewa,” gumam Keke.

“Lo ngomong apaan, Ke?” Tanya Rio.

“Ah, nggak kalian berdua cocok,” kata Keke tersenyum.

“Iya dong, hehee…” kata Ify nyengir.

“Kak, aku mau balik kekelas,” kata Keke beranjak dari tempat tidur.

“Sini kita bantuin,” kata Ify.

Ify dan Rio membantu Keke berdiri, dan mengantarnya ke kelas kelompoknya.

“Ke, kalo misalnya gak enak badan, bilang gue ya,” kata Rio. Keke mengangguk. Rio dan Ify pun pergi keluar dari kelas kelompok.

“Ke, kakak yang itu cakep ya…” ujar temannya yang bernama Acha.

“Iya, tapi sayang udah punya pacar,” gumam Keke.

“Hah? Beneran? Siapa?” tanya Acha.

“Kak Ify yang tadi sama Kak Rio,” kata Keke.

“Lo suka sama Kak Rio ya?” tanya Acha. Keke mengangguk.

“Tapi Kak Rio udah punya pacar kan?” Tanya Acha.

“Tapi aku suka sama Kak Rio, Cha.” Keluh Keke.

“Lo sama Deva aja, dia juga manis kok, tadi dia merhatiin lo terus,” kata Acha sambil menunjuk kearah Deva.

“Gak tau ah,” kata Keke kecewa.

***

Sekarang adalah hari ketiga MOS berlangsung, saatnya demo ekskul basket, yang dipimpin oleh MVP kejuaran basket se-jabodetabek, dua bulan yang lalu. Siapa lagi kalo bukan Mario Stevano Aditya Haling.

“Saksikanlah pertunjukan yang keren, bombastis, dahsyat, luar biasa, spektakuler…” kata Rio lebay.

“Kelamaan, Yo!!” teriak Alvin.

“Yaudah deh! Saksiin aja!”

Mereka pun menunjukan kemampuan mereka di lapangan. Tentu saja yang jejeritan fans RISE, yang dipimpin oleh IFY.

“DARE TO BE RISE!!!” Teriak mereka semua.

Rio sampai gak bisa konsentrasi mendengar teriakan mereka terutama Ify. Rio pun langsung pergi ke pinggir lapangan dan menarik tangan Ify. Para anggota RISE pada gigit baju, karena mereka baru tau hari ini bahwa Ify resmi jadian sama Rio.

“Fy, jangan berisik!” keluh Rio.

“Gue cuma mau dukung lo!” kata Ify.

“Yaa..tapi gak kayak gini, udah ya gue ke lapangan lagi.” Kata Rio tapi tangannya ditarik oleh Ify.

“Apaan lagi?” Tiba-tiba Ify langsung mengecup pipi Rio. Sontak, muka Rio memerah.

“Ntar pulang bareng ya, Kak!” kata Ify nyengir. Rio menyembunyikan mukanya yang merah.

“Iya, iya…” Rio langsung ngacir ke lapangan. Ify langsung dikerubungi si Trio Macan (masih inget kaan?)

“Ya, ampuuun Ify!!! Aku sebeeell!! Kamu bisa jadian sama Rioo!! Hancur hatikuu!” keluh Zevana.

“Ze, masih banyak cowok lain di dunia inii, inget katanya setiap orang punya kembaran yang tersebar di seluruh dunia, katanya ada tujuh, nah lo temuin deh kembarannya Rio,” kata Dea.

“Jadi maksud lo? Gue harus keliling dunia nyari kembaran Rio gitu??” tanya Zevana.

“Kalo lo mau, Ze..” gumam Angel.

“Maaf yaa, kakakku yang cantik jelita ini, Kak Rio maunya sama gue hehee… dadaaah!!” Ify langsung kabur, takut Zevana ngamuk.

Sementara itu…

“Ke, itu Kak Rio ngapain ke pinggir lapangan?” Tanya Acha.

“Gak tau…” gumam Keke.

“Dia nyamperin Kak Ify, Ke!” seru Acha.

Keke langsung menoleh dan memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Tentu saja saat Ify mengecup pipi Rio, Keke langsung cemburu.

“Ke, sabar ya…” ujar Acha. Keke langsung pergi menuju kelasnya, dia merasa sangat sakit hati, cowok yang ia suka sudah punya pacar, tak terasa air mata jatuh di pipinya. Padahal Keke baru mengenal Rio tiga hari yang lalu, tapi perasaannya untuk Rio sudah sangat besar.

BRUUK!!

Keke menabrak Deva. Deva melihat wajah Keke yang penuh air mata, dan mukanya memerah.

“Ke, lo kenapa?” Tanya Deva khawatir.

Keke tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan Deva.

“Kekee!!” panggil Deva. Tapi tak digubris oleh Keke.

“Dev, Keke kenapa?” Tanya Ray.

“Gak tau, Ray.” Kata Deva.

***

Keke menangis di tangga perpustakaan, ia menyembunyikan mukanya di dalam tangannya. Keke masih mengingat saat Ify mengecup pipi Rio. Keke berusaha menyerah untuk menyukai Rio, karena Keke tahu Rio lebih memilih Ify, gadis manis yang sangat baik. Tapi ia tak bisa menghentikan perasaannya ke Rio, karena terlalu baik sama Keke. Tiba-tiba seseorang berdiri di hadapannya.

“Ke…” panggil orang itu.

“Ngapain kamu kesini, Dev?” Tanya Keke. Deva langsung duduk di samping Keke.

“Gue khawatir sama lo, Ke, lo nangis…lo cerita aja sama gue, gue siap dengerin kok,” kata Deva.

“Aku suka sama Kak Rio…” gumam Keke. Deva tertegun.

“Lo suka sama Kak Rio? Tapi Kak Rio kan punya Kak Ify, Ke.” Ujar Deva.

“Iya, aku tahu! Aku pengen banget nyerah, tapi aku gak bisaa! Kak Rio terlalu perhatian sama aku, aku gak mau bikin Kak Ify sakit hati,” kata Keke.

“Lo tetep gak bisa, berhenti nyukain Kak Rio?” Tanya Deva. Keke menggeleng.

“Gak bisa,” kata Keke.

“Gue yakin lo bisa, coba lo lupain sedikit demi sedikit Kak Rio, dan coba ngeliat…gue,” gumam Deva. Keke terdiam.

“Maksud kamu?” Tanya Keke.

“Gue suka sama lo, Ke…” aku Deva.

“Sejak kapan?”

“Sejak SMP, gue selalu ngeliat lo dari kejauhan tapi gue malu buat kenalan sama lo, dan baru sekarang gue berani bilang sama lo,” kata Deva.

“Aku gak bisa, Dev. Maaf,” kata Keke.

“Gara-gara Kak Rio, kan?” Tanya Deva. Keke mengangguk.

“Lupai aja Kak Rio, Kak Rio lebih milih kakak gue, Ke…” kata Deva.

“Kak Ify kakak kamu?” Tanya Keke. Deva mengangguk.

“Aku gak bisa nerima kamu, Dev…” Keke meninggalkan Deva sendirian di tangga. Deva hanya mengacak-acak rambutnya.

“Aduuuh, gue patah hati…kenapa harus Kak Rioo??” gumam Deva.

***

“Fy, ngapain lo matung gitu? Naek!” kata Rio. Ify naik ke motornya Rio.

“Kita kemana nih, Kak??” tanya Ify cengar-cengir.

“Ke neraka, nganterin lo!” kata Rio. Ify langsung memukul helm Rio.

“Aduuuh, lo maunya kemana?” Tanya Rio.

“Nontoon!!” seru Ify.

“Yooweiislaah,” Rio menstarter motornya dan kemudian motor Alvin berhenti di samping motor Rio.

“Iih mau nonton yaa?? Ikuut doong!!” kata Sivia.

“Iih, ganggu aja niih!! Tapi duduknya jauh-jauh!!” kata Ify.

“Yaelah, takut amat Rionya di ambil!” kata Alvin.

“Biarin!” Ify memeletkan lidah ke Alvin.

“Gabriel sama Cakka kemana?” Tanya Rio.

“Mereka punya acara sendiri-sendiri, ayo ah cau!” kata Alvin.

Mereka pun pergi meninggalkan sekolah.

***

“Thanks ya, Kak udah nganterin gue!” kata Ify. Rio hanya tersenyum.

“Gue masuk ya!” Tiba-tiba tangan Ify di tarik Rio.

“Kenapa?” Rio langsung mengecup pipi Ify. Muka Ify langsung memerah.

“Balasan yang tadi!” kata Rio.

“IIIHH!!! ADA ORANG PACARAAANN!!” Teriak salah satu anak kecil yang melihat Rio dan Ify. Semua teman-temannya langsung pada ikut-ikutan ngeliat.

“CIEEE!!”

“PRIKITIIIEWW!!”

“Eh, anak-anak tuyul!! Ganggu gue aja lo!” seru Ify.

“Huwaaa!! Ada nek lampir! Kabuur!” semua anak-anak itu kabur. Rio hanya tertawa.

“Iih, jahat banget siih!! Kok lo malah ikut-ikutan ketawa!” keluh Ify.

“Anak kecil gak bohong, Fy! Lo emang kayak mak lampir!” Rio ketawa ngakak.

“Udah ah! Rese banget siih!” gerutu Ify.

“Eh, dua minggu lagi ultah lo kan?” tanya Rio. Ify mengangguk.

“Lo..lo mau apa dari gue? Ntar gue beliin deh,” kata Rio.

“Gue mau, mobil, kucing angora, anjing golden retriever, rumah, teruus…” kemudian mulutnya di bekep Rio.

“Heh! Mau meres gue ya?” Tanya Rio. Ify hanya tersenyum.

“Gue gak butuh apa-apa kok dari lo, tapi gue cuma mau lo terus ngabisin waktu bareng gue, itu udah hadiah terindah buat gue, Kak.” Kata Ify. Rio tertegun, kemudian menggenggam tangan Ify.

“Sampe kapan?” Tanya Rio.

“Sampe kerja, sampe tua, sampe di alam kubur juga ngabisin waktu berdua!” kata Ify.

“Lu mau satu lobang kubur ama gue?? Sempit, gila!” keluh Rio.

“Ahahaaa…gue cuma bercanda kok, yang penting lo terus ngabisin waktu bareng gue, janji ya?” Ify menunjukkan kelingkingnya yang mungil. Rio hanya tersenyum dan menautkan kelingkingnya pada kelingking Ify.

“Janji!” kata Rio. Ify tersenyum manis. Kemudian Rio mengacak-acak rambut Ify.

“Aaah, jangan diacak-acak dong, Kak!!” keluh Ify.

“Biarin! Supaya lo mirip mak lampir,” celetuk Rio. Ify memeletkan lidah.

“Gue pulang ya!” pamit Rio. Ify melambai-lambaikan tangannya pada Rio.

Begitu Ify masuk kedalam rumah, Ify mendapati Deva sedang termenung di meja makan sambil mengaduk-aduk makanannya. Ify pun duduk di samping Deva.

“Kenapa, Dev? Biasanya lo seneng banget kalo makan soto mie, kenapa sekarang cuma diaduk-aduk doang?” Tanya Ify heran. Deva menghela napas.

“Gue patah hati, Kak…” gumam Deva.

“Hah? Patah hati? Katanya orang ganteeng…banyak yang mau…kok malah patah hati siih?” celetuk Ify.

“Sori, Kak. Gue lagi gak mau bercanda.” Kata Deva.

“Lo cerita sama gue,” kata Ify.

“Gue suka sama Keke, gue nembak dia, tapi gue ditolak mentah-mentah.”

“Kenapa?”

“Dia suka sama orang lain, dan lo tau gak siapa yang dia suka?” Tanya Deva.

“Lah kenapa lo nanya ke gue? Gue gak tau.” Keluh Ify.

“Dia suka Kak Rio!” kata Deva. Ify terdiam.

“Keke suka Kak Rio?” Tanya Ify tak percaya.

“Dia gak bisa berhenti suka sama Kak Rio, yaa…gue pikir-pikir selama Keke masih suka sama Kak Rio, dan gak terima gue, lo siap-siap aja Keke bakal ngerebut Kak Rio dari lo,” gumam Deva.

Ify terdiam, tak menyangka Keke menyukai cowok yang sama dengan Ify. Ify tak bisa berkata apa-apa.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar