Minggu, 31 Juli 2011

Cuma Gue yang Bisa part 22 (LAST PART) (re-post)

Part 22: Cuma Gue yang Bisa

Ify terus mandangin Rio yang sedang menerangkan materi kepada Ify di gazebo tempat Ify belajar bersama Rio.

‘Kak Riooo, gue gak sabar mau di tembak sama loo…’ batin Ify sambil senyam-senyum.

“Apa lo mandangin gue? Ganteng?” Tanya Rio.

“Emang lo ganteng, Kak…mirip kayak Justin Bieber, hehee…” kata Ify (Kayaknya penulis lagi fanatic banget sama Justin Bieber -.-)

“Najong! Gombal banget lo!” Keluh Rio.

“Tapi sayang, JB putih lo item celeng!” celetuk Ify. Rio langsung ngelempar penghapus ke kepala Ify.

“Itu mah namanya nyindir guee!!!”

“Iih, sakiit! Gue lempar sandal lagi lho!!” Kata Ify sambil mengambil sendalnya.

“Eh lo pake sendal, gue pake sepatu!!” Balas Rio sambil mengambil sepatunya. Lagi-lagi perang sendal vs sepatu, Deva dan Ray yang baru datang, kena lemparan sendal Ify.

PLAAAKK!!!

“Aduuuh!!” Ify dan Rio menoleh kearah suara, Deva sedang memegang hidungnya yang kena lemparan sendal Ify.

“Kak Ify jeleekk!! Hidung gue jadi pesek niih!!” Ringis Deva.

“Idiih, berasa mancung idung lo, Dev!” kata Ray.

“Sori, my brother!!” Seru Ify.

“Sori, sori lubang idung lo tuh sori!!” Deva nyolot.

“Eh, kita lulus lho!!!” Seru Ray.

“Yang bener lo!? Lo gak nyogok diknas kan? Otak lo kan bebel, Ray!!” Kata Rio.

“Kan keturunan elo, Kak, hehee…liat dah nilai gue!!” Ray memberikan hasil UNnya.

“Widiiih, MTK 10, Bahasa 9,75, Inggris 9,5, IPA 10?? Keren gila lo!!” puji Rio.

“Thanks atas bantuan lo, Kak!” kata Ray.

“Sama-sama, Bro! Traktir gue dong!” kata Rio.

“Tongpes gue, kapan-kapan aja deh!” keluh Ray.

“Yeuuh, dasar kere!” kata Rio.

“Dev, lo lulus kagak?” Tanya Ify.

“Lulus laah, liat nih nilai gue!!” kata Deva sombong.

“Yaahh, lumayanlaahh…” kata Ify.

“Kok kita disini berempat udah kayak keluarga bahagia yaa??” Tanya Ray.

“Kak Rio ayahnya, kita anaknya, Kak Ify pembantunya!” celetuk Deva.

“Kenapa gue pembantunyaa?? Istrinya doong!!” keluh Ify.

“Iih, ngarep banget lo!!” kata Rio.

“Tapi lo seneng kan kalo gue jadi istri lo?? Hidup lo bakal bahagia, Kak!!” seru Ify.

“Hidup gue sengsaraa!! Gue gak bakal mau jadi suami lo!!” Ify manyun, kesel sama Rio.

“Ray, maen PS yuk!” ajak Deva.

“Ayo!” Ray dan Deva masuk kedalam rumah dan meninggalkan Rio dan Ify.

“Fy, lanjutin lagi, gue gak mau reputasi gue jatoh di mata nyokap lo gara-gara nilai ujian lo jelek!” kata Rio. Ify menggeleng.

“Belajaar!!”

“Nggak! Gue gak mau!!” Seru Ify.

“Ify! Darah gue udah naek ke ubun-ubun nih!” keluh Rio.

“Gue mau belajar, tapi ada satu syarat!” usul Ify.

“Apaan?”

“Lo harus ngomong sekarang yang waktu itu ketunda pas final!” kata Ify.

“Fy, kita mau ujiaan! Jangan mikir yang nggak-nggak deh! Nilai lo jelek gue juga yang di marahin!” keluh Rio. Ify langsung melempar sendalnya kearah Rio.

“Tuh, belajar aja sama sendal guee!!” Ify langsung pergi kekamarnya.

“Ngambek kan tuh anak!” gerutu Rio.

***

Mereka terheran-heran melihat Ify dan Rio yang gak mau ngomong sama sekali, Rio diem, Ify juga diem. Gak ada omongan sama sekali.

“Lah, kenapa nih anak berdua pada diem-dieman gini?” Tanya Gabriel.

“Biasa pertengkaran suami istri,” celetuk Alvin, yang kemudian di pelototin oleh Ify dan Rio. Alvin langsung mengkerut.

“Fy, kenapa? Lo berantem?” Tanya Sivia.

“Tanya aja tuh sama si muka tembok!” gerutu Ify.

“Yo, lo berantem?” Tanya Alvin.

“Tanya aja sama si muka taplak!” gerutu Rio.

“Eh, lo ngatain muka gue kayak taplak?? Dasar tembok!” Seru Ify.

“Taplak!”

“Cungkring!”

“Begeng!”

“Sedeng!”

“Gila!!”

“Cumi!”

“Curut!”

“Item!!”

“Pesek!”

“Jelek!”

“Gue cakep!”

“Gue yang cakep!”

“Gue!”

“Gue!”

“Gue!!”

“STOOOPP!!!” Teriak Sivia. Mereka langsung pada diem.

“Heloo…ini kantin! Ntar mau ujian! Mending belajar!!” Lerai Sivia.

“Kayak anak kecil lo berdua!” Keluh Gabriel.

“Udaah, ngapain belajar…mending kayak gue bikin contekan!” celetuk Cakka, yang langsung ditimpukin pake buku.

Tiba-tiba BB Ify berbunyi, wajah Ify menjadi berseri-seri melihat nama yang terpampang di BB-nya. Rio yang berada di sebelahnya (berantem kok duduk sebelahan-.-) ngintip ke BB-nya Ify.

“Apa lo ngintip-ngintip??” Tanya Ify.

“Apaan sih!!” seru Rio ngeles.

Ify langsung menjauh dan menerima telepon tersebut, Ify tertawa-tertawa. Begitu Ify melihat Rio sedang melihat kearahnya, langsung ngejulurin lidah. Rio langsung panas, buku yang ada di tangannya langsung di bejeg-bejeg sampe mau dimakan.

“Yo, jangan dimakan!!” Seru Gabriel.

“Emang telepon dari siapa, Kak?” Tanya Sivia.

“Debo!!” gerutu Rio.

“Yaudah sih Yo, siapa tau Debo nelepon Ify ada masalah, bukannya mau PDKT,” kata Alvin.

“Tapi kenapa ketawa-ketawa gitu??” Tanya Rio.

“Lo udah kayak anak cewek kehilangan Barbie tau gak!” goda Cakka. Rio langsung neken muka Cakka pake buku fisikanya.

“Makan tuh buku!!” seru Rio. Rio langsung pergi ke kelasnya.

“Yah, ngambek dah!” kata Alvin.

Kemudian Ify datang dengan senyam-senyum sendiri.

“Kenapa lo, Fy? Kayak orang gila lo!” kata Shilla.

“Aaah, nggak kok!” kata Ify.

“Dari siapa??” Tanya Agni.

“Darii…Kak debo…” gumam Ify.

“Lo udah ngasih jawaban sama dia?” Tanya Sivia. Ify manggut-manggut.

“Lo jawab apaan?” Tanya Shilla.

“Mau tau aja lo semua, hehee…” kata Ify yang langsung pergi ke kelasnya.

“Kayaknya Ify nerima Debo, deh!” kata Cakka.

“Lah? Kok lo bisa ngomong kayak gitu??” Tanya Gabriel heran.

“Buktinya tadi malu-malu gitu…berarti di terima dong!” kata Cakka optimis.

“Kalo lo salah, mau diapain??” Tanya Alvin.

“Cium gue dah!” kata Cakka.

“Idiih najong tralala! Kagak mau guee!! Jijay!” kata Sivia sambil memasang wajah jijik.

“Itu mah mau lu, Cak!” kata Gabriel sambil menoyor kepala Cakka.

“Yaudah deh, terserah lo semua! Gue yakin Ify terima Debo!!” Kata Cakka.

“Kasih tau Rio!!” kata Alvin. Mereka langsung pergi ngabur dari kantin.

***

Pulang ujian…

“Yo, kita mau ngomong!!” kata Gabriel.

“Apaan??” Tanya Rio.

“Penting banget!!” kata Shilla panik.

“Kenapa lo semua udah kayak di kejar-kejar anjing sih!!” keluh Rio.

“Ify kayaknya nerima Kak Debo deh!” kata Sivia.

“APAAA!!!” Seru Rio shock.

“Kalah start lo, Yo!” kata Alvin.

“Saya turut bersuka cita, eh salah berduka cita!” kata Cakka.

“Kata siapaa??” Tanya Rio.

“Kata Cakka!!!” Seru semua berbarengan sampe nunjuk Cakka.

“Lo yang bener, Cak!!!” kata Rio sambil menarik kerah Cakka.

“Lo nanya kayak mau ngajak berantem, Yo!! Lepasin dong!!” keluh Cakka.

“Abis tadi pas bilang telpon dari Debo, mukanya merah gitu, Yo!” kata Cakka.

“Hancur dah hati lo, Yo…” kata Alvin sambil menepuk bahu Rio.

“Pokoknya abis ujian lo harus nembak Ify, siapa tau Ify jadi berubah pikiran!” usul Gabriel.

“Iya, Kak kita bantuin deh!” kata Shilla.

“Pokoknya lo semua harus bantuin gue, kalo nggak lo semua bakal gue gorok, gue buang ke Lubang Buaya!” Ancam Rio.

***

Ujian pun selesai…

Sampai Ify sama Rio masih berantem, gak mau ngomong, sekalinya ketemu langsung maen pelotot-pelototan. Tapi kadang-kadang Rio suka melirik Ify, begitupun Ify. Tapi mereka berdua JAIM, gak ada yang mau minta maaf satu sama lain.

“Yo, kalo lo kayak gini terus, gimana mau nembak Ify??” Keluh Gabriel.

“Pokoknya tunggu aja, lo harus siapin tempatnya bareng anak-anak yang laen!” suruh Rio.

“Iya, deh!” kata Alvin yang kurang begitu yakin.

***

Ify sedang browsing internet di gazebo rumahnya. Ify selalu membuka FB Rio. Jujur dia sedikit bersalah sama Rio, Ify terlalu egois, Cuma memikirkan kesenangannya sendiri. Dia rindu mengobrol dengan Rio. Saat ia sedang memikirkan Rio, orangnya panjang umur (??). Rio datang. Penampilan Rio sedikit berbeda, bukan Rio yang santai yang cuma memakai kaos dibalut dengan jaket, tapi memakai kemeja biru lengan panjang yang digulung sampai sikut di balut dengan vest. Pokoknya rapih banget dah, kereen.

“Ngapain lo? Ujian udah selesai lo gak usah ngajarin gue lagi!” kata Ify.

“Gue gak mau ngajarin elo kok,” jawab Rio.

“Lo ngapain rapih kayak gitu? Mau kondangan?” Tanya Ify heran.

“Gue mau jemput lo! Sekarang cepet lo dandan yang rapih!” suruh Rio sambil menarik Ify dan membawanya ke kamar.

“Iih, apaan sih tarik-tarik! Mau kemana??” Tanya Ify.

“Mau kondangan!! Ah ribet amat lo! Cepetan! Gue tunggu di bawah!!” suruh Rio.

“Iiih, nyebeliin!!” gerutu Ify.

Ify segera berganti baju dengan dress warna putih. Simple tapi terlihat glamour. Ify memakai bando warna putih, dan berdandan dengan seadanya tidak menor. Ify pun turun kebawah. Deva dan Ray yang sedang di main PS mangap ngeliat Ify yang begitu cantik.

“Kak, cantik amat lo! Mau kemana??” Tanya Deva.

“Tau tuh, Kak Rio yang ngajak!”

“Daripada sama Kak Rio, mending sama gue aja , Kak!” kata Ray, tapi langsung ditoyor sama Deva.

“Kakak gua, monyong! Maen nyosor ajaa!” seru Deva.

“Gue cabut ya!” kata Ify.

“Masuk!” suruh Rio. Ify masuk kedalam Toyota Yaris Rio. Waktu menunjukkan pukul 3 sore, Rio tidak mau memberitahu Ify kemana mereka akan pergi, mata Ify melotot begitu Rio membawanya ke Puncak.

“Kak, ngapain kita ke Puncaak??” Tanya Ify panik.

“Mau gue jual!! Ya nggak laah, bawel amat sih lo! Diem ajaa!” Seru Rio. Ify manyun.

Sampailah mereka di Cimory Restaurant, restoran yang terkenal dengan pemandangannya (tau kan semua??).

“Ayo, masuk…” Rio menarik tangan Ify. Ify heran, tidak ada pengunjung, sepi, hanya mereka berdua, tapi ada yang mengganjal, restoran itu seperti di dekorasi, mereka duduk di meja yang dekat dengan area untuk melihat pemandangan yang terbuka. Sehingga udara terasa lebih segar. Meja tersebut dihiasi oleh lilin-lilin kecil, dan bungan mawar putih yang ditaruh di sebuah vas kecil yang cantik.

“Tempatnya bagus banget, Kak…” kata Ify takjub.

“Makanya gue seneng kesini.” Kata Rio.

Tiba-tiba seorang pelayan datang…

“Ini daftar menunya…”

Ify menoleh kearah pelayan itu, mata Ify melotot.

“Kak Alvin??”

“Hehee…udah gak usah shock gitu, Fy, pesen cepat!!” suruh Alvin.

Mereka memesan 2 tenderloin steak dan 2 milshake coklat. Kemudian Rio memulai pembicaraan

“Fy, maafin gue ya waktu itu gue marah-marah sama lo,” kata Rio.

“Gue yang harusnya minta maaf, gue udah egois banget…” gumam Ify.

“Yaahh, kita sama-sama salah…” ujar Rio.

Kemudian mereka diem, gak ada yang ngomong, tapi tiba-tiba…

“Heii, kami mau nyanyi dulu yaa…” kata Sivia dan Shilla.

“Lah kenapa mereka juga ada??” Tanya Ify heran. Rio tidak menjawab hanya senyam-senyum saja.

Dengan iringan gitar Gabriel dan Agni, Sivia dan Agni memulai nyanyiannya.

Bila cinta menggugah rasa
Begitu indah mengusik hatiku
Menyentuh jiwaku hapuskan semua gelisah

Duhai cintaku
Duhai pujaanku
Datang padaku dekat disampingku
Kuingin hidupku selalu dalam peluknya

Terang saja aku menantinya
Terang saja aku mendambanya
Terang saja aku merindunya
Karena dia, karena dia
Begitu indaahh…

Duhai cintaku..pujaan hatiku
Peluk diriku dekap jiwaku
Bawalah aku melayang memeluk
bintang

Terang saja aku menantinya
Terang saja aku mendambanya
Terang saja aku merindunya
Karena dia, karena dia
Begitu indaahh…

Rio dan Ify menikmati santapan mereka sambil mendengarkan suara lembut Sivia dan Shilla. Saat sedang menikmati makanan, tiba-tiba ada yang berteriak…

“Yaaahh, kok gue jadi badut sapi cimory siih!!! Kan gue bisa maen gitaarr!!” Seru Cakka.

Ify tertawa ngakak melihat penampilan Cakka yang memakai kostum sapi yang merupakan mascot dari restaurant Cimory.

“Lo lebih cocok jadi sapi, Cak!!” Celetuk Alvin.

“Fy, kayaknya sekarang aja gue ngomongnya,” kata Rio. Ify mengangkat alis.

“Nih kayaknya bikin gue kegeeran deh…” gumam Ify.

“Hah?”

“Lo mau nembak gue ya??” Tanya Ify.

“Skakmat!” gumam Gabriel.

“Hah? Orang gue mau bilang kalo mulut lo tuh celemotan! Lo-nya aja yang geer!! Gue cuma mau ngajak lo makan doang disini!” Rio ngeles. Ify mulai kesal lagi sama Rio.

“Ooh, jadi lo cuma mau ngerjain gue doaanng!! Bete banget guee!!” gerutu Ify.

“Yo, lo tuh ngeles mulu bisanya!! Ngomong sekarang!!” teriak Alvin.

“Ayo, Kak Rio!! Buang rasa jaim lo jauh-jauh!!” seru Sivia.

“Kak Rio, lo pasti bisaa!!” kata Shilla.

“Ngomong langsung!!” seru Gabriel.

“Ayo, Yo!!” seru Agni.

“Cepetan ngomong, ntar beneran diambil Debo lho!!” kata Cakka.

“CAKKAA!!” Teriak mereka bersamaan. Cakka cuma nyengir dan nyembunyiin mukanya di kepala kostum sapi.

“Maksud lo semua apaan sih?? Lo pada mau ngerjain gue??” Tanya Ify heran.

“Fy, gue mau ngomong sama lo..” kata Rio.

“Ngomong apaan? Mulut gue celemotan
lagi??” tanya Ify.

“Nggak!!”

“Apaan?”

‘Yo, lo bisa!! Tarik napaas, buaang..’ pikir Rio.

“Guesukasamalo!!” gumam Rio. Ify melotot.

“Lo ngomong apaan?”

“Guesukasamalo!!”

“Apaan sih?? Lo jangan kayak orang kelelep deh!!” gerutu Ify. Rio sudah habis kesabarannya, ia langsung membawa Ify ke area untuk melihat pemandangan yang berbentuk seperti beranda. Kemudian Rio berteriak.

“GUE..MARIO STEVANO…KENA KARMA SUKA SAMA ALYSSA SAUFIKAA!!!” Teriak Rio. Ify terkejut.

“Apa? Lo mau bilang gue kayak orang kelelep lagi??” Rio nyolot. Muka Ify memerah dan langsung menggelengkan kepalanya.

“Gue tau lo udah balikan sama Debo, tapi gak ada salahnya kan gue nyatain perasaan gue ke elo??” Tanya Rio. Ify mendadak bingung.

“Hah? Balikan sama Kak Debo?? Kata siapa?” Tanya Ify.

“Kata Cakka.”

“Hah? Gue gak balikan!!”

“Lah? Katanya lo pas nerima telpon dari Debo seneng-seneng gitu, kayak orang lagi jatuh cinta!!” kata Rio.

“Lo semua salah paham, Kak Debo suka curhat sama gue dia suka sama cewek lain, terus waktu itu dia nelpon bilang kalo dia diterima, makanya gue senyam-senyum,” kata Ify.

“Berarti kita semua salah paham??” Tanya Sivia.

“Yaiyalah, Kak Cakka dipercaya!” keluh Ify. Mereka semua melotot kearah Cakka. Cakka menyembunyikan muka dibalik kostum sapi.

“MOOO…” Cakka niruin suara sapi (kurang kerjaan -.-).

“CAKKAAAA!!!” Cakka dikejar-kejar oleh Gabriel, Alvin, Shilla, Sivia dan Agni. Sekarang hanya ada Rio dan Ify.

“Jadi??” Tanya Rio.

“Jadi apaan?” Tanya Ify.

“Lo mau gak jadi pacar gue??” Ify tidak menjawab dan hanya tersenyum. Kemudian ia menarik napas dalam-dalam.

“WOIII!!! ANGGOTA RISE!!! JANGAN NGIRI SAMA GUEE!! SOALNYAA CUMA GUE YANG BISA JADI CEWEKNYA KAK RIOO!!” Teriak Ify. Rio terbelalak. Ify hanya nyengir.

“DEBOO!! SORIII IFY GUE AMBIIL!! SOALNYA CUMA GUE YANG BISA NGADEPIN CEWEK SEDENG KAYAK DIAAA!!” Teriak Rio.

“Kok Kak Debo dibawa-bawa??” keluh Ify.

“Takutnya Debo gak ridho, hahaa..”

Kemudian Ify cengar-cengir, Rio mengangkat alis.

“Berarti…jadi dong kita di jodohiin??” Tanya Ify.

“Haaahh…terserah lo deh mau nganggep apa,” keluh Rio.

“Asiik!! Nanti Kak Rio jadi suami gue di masa depaaann!!” Ify langsung memeluk lengan Rio. Rio hanya menggeleng-gelengkan kepala, melihat kelakuan pacar barunya itu.

"Optimis banget lo! Kalo gue gak mau gimana??"

"Gue gorok lo, kak!"

"Idiih sadis amat!"

Kemudian teman-temannya datang sambil membawa sapi eh, Cakka.

“Asiiik udaah jadiaaann!! PJ!PJ!PJ!!” Teriak Gabriel.

“PJ PJ, gigi lo tuh PJ!!” seru Rio.

“Eh, kira-kira Kak Cakka mau di apain yaa? Katanya kan kalo salah, dia mau diapain ajaa..” celetuk Shilla.

“Ag, mau kita apain nih??” Tanya Gabriel.

“Ngapain yaa??” Pikir Agni.

“Gue tahu!!” kata Rio.

“Apaan?”

“Jual aja!!” usul Rio, mereka langsung menarik Cakka keluar.

“Huwaaa!!! Gue jangan dijuaaall!!” teriak Cakka.

Mereka pun menghabiskan malam bersama di Puncak.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar