Keesokan harinya.
Di rumah rio.
Ify nunggu rio di depan gerbang, mereka udah siap berangkat.
” naik fy!” suruh rio yang sudah tampil gagah dengan cagiva merahnya.
” naik motor?”
” iye..nggak usah banyak tanya! buru naik!”
” kak, kita naik mobil aja sekoleh heboh! Apalagi gue harus nempel-nempel sama loe gini ?”
” kurang kerjaan amat loe dengerin omongan nggak penting gitu? Naik !”
Ify liat jamnya, pasti telat kalo harus berdebat, akhirnya dia pasrah dan menyampingkan rambutnya yang terurai biar nggak berantakan. Ify siap-siap bonceng miring.
” jangan miring!”
” bawel loe!”
” ye..ngeyel banget sih! Benerin!”
“ emang kenapa? Gue pake rok ni!”
“ tar nggak seimbang! Gampang jatoh! Nggak mau gue tinggal!”
Ify turun lagi dari motor dan bonceng madep depan.
“ gini kan enak! Udah?”
“ hmm..” jawab ify jutek.
Rio tancap gasnya.
Di jalan.
” fy, pegangan! Tar loe jatoh!”
” ogah!”
CYYIITSZZ...rio mengerem medadak gara-gara ada kucing tiba-tiba lewat di depan motor. Ify langsung terdorong dan reflek peluk rio.
” kucing sialan!” umpat rio sambil mengegas pelan lagi motornya. Bersamaan dengan itu rio baru sadar kalau tangan ify udah peluk
perutnya. Sadar rio tau, ify langsung lepas
pelukkannya. ’yah..kok dilepas?!’ pikir rio
kecewa.
” loe bawa motor yang bener dong! Cari kesempatan mulu loe!” omel ify sambil mengetuk helm rio dan menundurkan duduknya.
“ tadi ada kucing lewat! Loe aja yang cari kesempatan peluk-peluk gue! kenapa nggak diterusin? Tanggung !”
“ ngarep loe?”
“ hha..rugi gue ngarep Cuma segitu!”
“ maksud loe?”
“ nggak! Kalo loe ngerti sukur! Kalo nggak ya nggak usah dipikir!” Sepanjang perjalanan mereka berdua diem.
’kak rio makin lama makin aneh deh! Apa..apa dia suka sama gue? NGGAK MUNGKIN! Fy! Loe Cuma gr !’ pikir ify.
Di taman utama sekolah.
Terlihat alvin dan sivia lagi barduaan di bawah pohon, kayanya lagi pacaran. Gabriel sama shilla lagi asik ngobrol di bangku taman. Yang paling membuat rio dan ify tercengang adalah cakka dan agni yang duduk berdua ditangga sambil main gitar dan sesekali ketawa lepas. Tak ada satupun dari mereka yang menyadari kedatangan rio dan ify padahal mereka udah sengaja lewat di depan mereka.
” buset dah fy! Kita dianggep angin!” celetuk rio.
“ nasib..paling nggak enak jadi jomlo gini ni!” tambah ify.
“ mending kalo jomblo gue bisa cari! Ini gue dibilang jomblo gue punya ikatan sama orang! Dibilang nggak hubungan gue nggak jelas !”
Rio langsung ngacir ke sudut taman yang sepi.
“ bro..” sapa alvin sambil menepuk pundak rio.
“ apa? Udah acara loe?”
“ sensi amat loe? Cemburu loe sama kita?” ternyata cakka juga ada disitu.
” hmm..gue cape! Gue nggak pernah bayangin harus jalanin hubungan kaya gini sama orang!”
” yo, kita sebagai sahabat loe Cuma bisa ngingetin, hubungan loe sama ify itu udah nggak sehat! Nggak punya arah yang jelas !”
kata gabriel.
” kan jelas gue bakal dinikahin sama dia?”
” hmm..itu menurut bonyok loe! Ini urusan loe sama ify! Cuma loe berdua yang tau gimana baiknya, kalo kalian nggak sanggup gue saranin mundur! Kalian jujur sama bonyok loe, bonyok ify !”
” gue pusing sama semuanya!”
” loe harus ngomong serius sama ify bro!” usul alvin.
“ loe harus bilang perasaan loe sebenernya sama ify!” tambah cakka.
“ loe gila? Gimana gue ngomongnya? Ify gue sayang sama loe! Mau nggak loe jadi pacar gue? Kita kan udah mau dinikahin kak? Would you marry me? Kita ini masih kecil kak rio.. ” jawab rio sambil ngebayangin gimana
jawaban ify kalau dia beneran bilang perasaannya.
“ heu..mumet juga gue!”
Di sudut lain taman.
Ify dkk lagi ngumpul, shilla, sivia, dan agni yang lagi gembira, dan berbanding terbalik sama ify yang lagi kusut banget.
“ fy..loe kenapa?” tanya shilla kawatir liat ify murung.
“ gue bingung!”
“ kenapa?” tanya sivia sambil menyibak poni ify yang mulai menutupi mukanya.
“ kak rio, gue rasa ada yang aneh sama dia! Gu..gue ngrasa dia suka sama gue. ”
“ bukan Cuma loe yang ngrasa! Kita juga!” jawab agni.” Kita juga ngrasa kak rio sayang sama loe.”
“ tapi kenapa dia nggak ngomong langsung ke gue? Gue cape!”
“ mungkin dia belum siap atau belum nemu waktu yang pas buat ngomong, tapi gimana perasaan loe sama dia ?”
“ gue nggak tau pasti! Yang jelas gue nyaman kalo gue deket sama dia, dan.. ” perkataan ify terhenti.
“ apa?” tanya shilla lembut. “ dan hati gue nggak bisa bohong kalau gue punya rasa buat dia! Rasa yang jauh lebih dalem dibanding rasa gue sama debo atau siapapun !”
“ gue rasa emang saatnya loe serius sama kak rio fy! Hubungan loe sama dia itu nggak jelas, temen atau sahabat? Tapi loe berdua saling care, nggak bisa dipisahin! Pacar? Nggak ada kata jadian diantara kalian!”
“ gue rasa emang saatnya gue ngomong sama kak rio!” tekat ify.
“ tapi gue rasa ini saatnya kita ke kelas sebelum kita dihukum!” kata sivia mengingatkan teman-temannya kalau bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang
lalu. Mereka berempat melangkah ke kelas mereka.
Jam istirahat.
D’orions dan ify dkk lagi makan di kantin.
Kali ini ify sama rio dikacangin lagi, tapi mereka nggak protes, lagi sama-sama mikir kalimat yang tepat buat dibicsrakan nanti. Mereka sama sekali nggak terganggu sama suara becandanya cakka dan agni, sama alvin dan sivia yang lagi suap-suapan, dan gabriel dan shilla yang lagi gombal-gombalan.
“ shil, kalau kita lupa sama tuhan gimana?” gabriel memulai aksinya.
” masuk neraka loe!”
” kalau lupa sama orang tua?”
” namanya anak durhaka!”
” kalau lupa sama sesuatu?”
” itu biasa, namanya juga manusia!”
“ tapi kanapa aku nggak pernah lupa sama kamu?”
” ih..gombal banget!”
” hhe..shil, gue mau minta maaf!”
” kenapa?”
” gue pernah bilang kalau perasaan gue ke elo nggak akan pernah berubah sejak kita pertama ketemu, tapi nyatanya berubah !”
” maksud loe?” tanya shilla sewot.
” gue minta maaf shil..perasaan gue berubah! Ternyata gue tambah cinta dan sayang sama
loe. ” Gombalan gabriel sukses bikin shilla terbang.
Rio sama ify masih diem, mendengarkan gabriel dengan perasaan sangat ingin muntah. Setelah itu banyak gombalan lain
yang berhamburan dari gabriel atau alvin, candaan cakka dan agni yang makin seru,
dan rio sama ify yang makin larut sama pikiran mereka.
Sore harinya.
Di kolam renang rumah rio.
Rio lagi berenang pas ify nyamperin dia, terlihat ify datang bawa piring berisi kue.
“ kak rio..gue punya sus keju! Loe mau nggak?” teriak ify menghentikan kegiatan rio yang langsung naik ke tepi kolam.
“ widih..baunya ajib fy! Loe masak sendiri?” puji rio sambil mendekatkan hidungnya ke sus yang dibuat ify.
“ iya, daripada nggak ada kerjaan! Resep gue sendiri lo..”
“ mau!” celetuk rio sambil menyambar susnya dengan tangan yang masih basah, tapi berhasil diamankan ify.
“ tangan loe basah!” omel ify.
“ tapi gue mau!”
Ify ambil satu terus dia deketin ke mulut rio. rio langsung gigit.
” buset fy! Dahsyat! Mak nyus!” puji rio sambil tarik pergelangan tangan ify yang masih bawa sisa sus yang habis dia gigit buat
suapin dia lagi.
“ nah..ini boleh loe makan tiap hari! Nggak bakal ganggu kesehatan loe atau ngrusak suara loe !”
” berarti loe mau buatin gue tiap hari?” tanya rio semangat.
“ loe pikir gue koki pribadi loe?”
“ besok loe buat sus yang rasa sapi panggang bianr gue nggak terlalu kehilangan chitato, loe kan calon istri gue yang wajib masak buat
gue !” jawab rio asal.” Ups..” rio langsung melengos.
“ fy/kak..” rio dan ify saling memanggil bersamaan.
“ loe duluan!” suruh ify.
“ oke! Apa loe nggak cape sama ini semua?”
“ maksud loe?”
“ apa loe nggak cape sama hubungan kita yang nggak jelas kaya gini? Tanpa status yang jelas. ”
“ gue capek! Apa loe nggak mau kasih kejelasan sama gue?”
“ em..fy!” rio diam merangkai kata-kata.” apa loe cinta sama gue?” Ify menunduk, rasanya susah banget ngomong iya.
” loe denger gue fy?” tanya rio lagi sambil mengangkat dagu ify dan menatap mata ify dalam-dalam. Ify pengen nunduk lagi tadi dagunya udah disangga sama tangan rio, karena nggak sanggup liat mata rio yang meluluh lantakkan perasaannya ify menutup matanya dan sedikit membuang muka. Semakin lama semakin kuat terasa nafas rio yang menyentuh wajahnya.
” KAK RIO....KAK IFY...” teriak ray dan deva yang habis dari rumah ozy dari dalam rumah.
Rio buru-buru menjauhkan mukanya dari ify.
’dasar tuyul-tuyul blangsak!’ pikir rio jengkel sambil mengacak-acak rambutnya.
” eh..kalian disini..” kata deva dengan riang gembira.
“ apa?” tanya rio jutek.
“ jutek amat sih kak?” Rio langsung melotot geram.
“ waduh..mata loe nyaingin deva kak!” ceplos ray.
“ dasar tuyul-tuyul blangsak! Gue mandi dulu!” pamit rio sambil marah-marah terus masuk ke rumah.
“ kak rio kenapa kak?” tanya deva ke ify.
” nggak papa! Biasa orang sedeng! Mau sus?” tawar ify mengalihkan perhatian, sementara jantungnya masih dag-dig-dug nggak karuan.
“ mau..” jawab ray dan deva semangat. Dalam sekejap piring itupun bersih.
“ kak abis..” rengek ray.
“ terus?”
“ mau lagi..” kali ini deva yang merengek.
“ besok gue buatin lagi deh! Mending sekarang kita makan es krim aja !”
“ mau..” jawab ray.
“ ambil di kulkas gi!”
Deva langsung lari ke dalem dan keluar lagi bawa 4 es krim.
“ ni buat kak ify, ini buat loe, ini buat gue, ini kak rio.” deva mebagikan es krimnya, dan yang terakhir ditaro, mereka bertiga duduk di gazebo sambil makan.
“ e..pada makan enak nggak ngajakin gue.” kata rio tiba-tiba.
“ hhe..kita kan baik, ini buat loe!” ray mengulurkan saru es krim. Rio langsung buka dan dia makan.
” kak, gue seneng kalo kita kaya gini!” kata deva daripada diem.
” emang kenapa?”
” kita kaya keluarga bahagia, kak rio papanya, kak ify mamanya, ray sama gue. ”
” satpamnya!” sela rio dan ify kompakan.
” jahat amit!” protes ray.
” fy-fy..loe makan kaya anak kecil deh!” komentar rio pas liat ify makan belepotan.
“ masak sih?” tanya ify nggak percaya sambil ngelap mulutnya.” Udah belum?”
“ belum!” jawab ray.
Ify bersihin lagi.
“ sekarang?”
“ masih cemot semua!” jawab deva.
Ify mau lap pake lengan bajunya.
“ ampun dah! Jorok banget loe!” kata rio sambil bersinin sisa es krim di deket mulut ify. Tatapan rio dan ify bertemu, waktu terasa
berhenti berputar buat mereka. ” ehhem..hem..ehhem..” ray dan deva mendehem heboh.
“ eh! Sory fy..” ucap rio salting sambil jauhin tangannya dari muka ify. ’dasar tuyul! Nggak ngerti orang seneng mulu sih! Gue
enyahkan loe berdua !’ pikir rio jengkel.
“ jiah.. loe berdua..dikira kita patung?” sindir ray.
” iye! Patung anoman!” jawab rio kesal.
Setelah itu mereka berempat bercanda sampai malam.
” heh, loe semua! Udah malem, tidur sana!” suruh rio.
“ nggak usah loe suruh juga kita bakalan tidur!” jawab ray sambil turun dari gazebo disusul deva treus masuk ke kamar.
“ gue juga ke kamar dulu kak!” pamit ify.
Di kamar ify.
Ify beneran nggak bisa tidur, dari tadi Cuma kepikiran apa yang dia alami sama rio hari ini.
‘apa ini jawabannya?’ pikir ify bingung.
“ hemh...” ify mendengus keras terus keluar dari kamarnya menuju ke piano yang terletak di pojok lantai dua.
Jari-jari ify dengan lincah menekan tuts piano, nada-nada idah mengalun mengiringi suaranya.
No one ever saw me like you do
All the things that i could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
‘cause there’s something in the way you look at me
It’s as if my heart knows you’re the missing piece
You make me believe that there’s nothing in this world i can’t be
I’d never know what you see
But there’s something in the way you look at me
If i could freeze the moment in my mind
Be the second that you touch your lips to mine
I’d like to stop the clock make times stand still
‘cause baby this is just the way I always wanna feel
‘cause there’s something in the way you look at me
It’s as if my heart knows you’re the missing piece
You make me believe that there’s nothing in this world i can’t be
I’d never know what you see
But there’s something in the way you look at me
I don’t know how or why I feel different in your eyes
All i know is that it happens every time
‘cause there’s something in the way you look at me
It’s as if my heart knows you’re the missing piece
You make me believe that there’s nothing in this world i can’t be
I’d never know what you see
But there’s something in the way
you look at me <in the way you
look at me-christian bautista>
“ ckckck..keren fy!” puji rio yang dari tadi dengerin nyanyian dan permainan piano ify.
“ eh!” ceplos ify masih canggung.
“ gue nggak suka loe kaya gini! Nggak banget! Gue lebih suka ify yang seenaknya, bawel, cerewet, bukan yang jaim kaya gini! Gue nggak mau loe berubah !” kata rio sambil mengusap puncak kepala ify.
“ hhe..” ify cengengesan sambil cengar-cengir.
“ gitu dong! Kan cantik!”
“ gombal loe!”
“ loe yang baru gue puji dikit kegran!”
“ kak rio.”
“ hmm..”
“ there’s something in the way you look at me? Isn’t it?” Rio Cuma senyum mendengar
pertanyaan ify.
“ do you never feel? Apa mata gue belum cukup jelasin semuanya?” Tanya rio balik dengan menatap ify lembut.
Lagi-lagi ify speechless melihat tatapan itu. Rio mendaratkan ciuman hangatnya ke kening ify. Sontak pipi ify memerah, nggak
tau kenapa badannya membeku.
“ gue cinta sama loe, alyssa saufika umari!”
Ify terdiam, tidak ada kata yang bisa dia keluarkan. Cuma bisa mendengar apa yang akan rio katakan selanjutnya.
” hmm..mungkin gue bego baru menyadari rasa yang sebenernya udah ada sejak gue pertama ketemu loe, satu kata yang sederhana tapi ternyata nggak segampang yang gue pikir, cinta !”
” loe..serius?” tanya ify pelan, ragu, dan terkesan nggak percaya.
” gue makan juga loe! Gue ngomong ini butuh betapa di gunung merapi 40 hari-40 malam loe malah tanya kaya gitu ?!” jawab rio gemes, rasanya ify nggak care banget buat ngomong ini sampai jatungnya pengen loncat,
sampai keringet dingin malah diragukan.
” jadi loe serius? Ngapain loe digunung merapi? Loe pikir gue mak lampir ?!”
” dari dulu gue ngomong gitu!” jawab rio jutek sambil melengos ngambek.
“ ya elah kak! Loe tu nggak romantis banget sih? Maaf deh!”
“ nggak! Loe ngrusak mood gue!”
“ maaf..”
“ apa gunanya penjara kalo maaf aja udah selese?”
” mau loe apa?” ify mulai nyolot.
” loe nembak gue!”
DOENG..ify cengo setengah mati denger permintaan rio.
“ sarap! Dimana-mana cowo dulu yang nembak cewe!”
“ buat apa emansipasi wanita kalo urusan gini doang cowo yang harus bertindak duluan ?”
“ ibu kartini juga yang lamar suaminya duluan, Mario ganteng!”
“ tapi gue maunya loe duluan, alyssa cantik! Lady’s first!”
“ kunyuk! Nyebelin banget sih loe! Ogah!”
“ gue bilang iya! Siamang!”
“ ogah!”
“ iya!”
“ ogah!”
“ mau!”
“ nggak!”
“ loe duluan!”
“ loe!”
“ loe!”
“ loe!”
“ bodo!” ify menghentakkan kakinya terus pergi ke kamarnya.
” fy..” panggil rio.
” apa?” tanya ify jutek.
” ikut..” rengek rio.
BUG! Sandal ify langsung melayang tepat ke hidung rio.
“ ikut sono sama sandal gue!”
“ sakit, sarap!” omel rio sambil pegangin hidungnya dan siap-siap lempar sandalnya lagi.
BRAK..BUG sandalnya melenceng dari sasaran, ify nutup pintu tepat waktu.
“ nggak kena..wlee..” cibir ify sambil buka lagi pintunya dan ambil sandalnya.
“ awas loe!!” seru rio sambil lari ke pintu.
BRAK..ify tutup pintunya.
“ aw..” rintih rio sambil pegangin hidungnya yang kepentok pintu.” Idung gue udah blesek fy!” omelnya sambil pukul pintu terus masuk ke kamarnya.
> bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar