Minggu, 31 Juli 2011

If Love In Action part 16 (re-post)

Pulang sekolah.
Tak disangka hujan deras turun.
D ’orions berteduh di lobby sekolah.
“ yah..nggak jadi basket gue!”
keluh cakka.
“ belum rejeki loe cak!” jawab rio.
“ u..loe enak tiap hari nempel mulu
sama si ipy martipi.”
“ nama anak orang loe ganti
sembarangan! Ify denger dilalap
idup-idup loe !”
Tiba-tiba ify dkk dateng.
“ siang semua..” sapa sivia.
“ alvin masuk nggak vi?” tanya
cakka nggak penting. Sivia Cuma
tersenyum kecut.
” gue duluan ya! Udah di jemput
tu.” Pamit sivia sambil membuka
payungnya terus jalan ke arah
mobilnya.
“ vi..” panggil alvin, sivia menoleh
dengan ogah-ogahan dari depan
pintu mobilnya.
Nekat alvin lari keluar lobby dan
langsung basah kuyup.
“ vi, plis, maafin gue! Gue nyesel.”
Bujuk alvin sambil menahan pintu
mobil sivia biar sivia nggak bisa
nutup.
“ kak, gue mau pulang!” jawab
sivia tegas.
Alvin melepaskan pegangannya di
pintu mobil. Cepat-cepat sivia
masuk dan pergi. Ternyata alvin
belum menyerah, buru-buru dia
ambil cagiva hitamnya
dan meluncur mengikuti sivia.
” aduh..kayanya kak alvin mau
ikutin via!?” kata shilla cemas.
” loe bertiga tenang aja! Alvin
nggak bakalan gigit via kok!”
jawab rio.
” tapi kan kak alvin itu nekat.” ify
ikutan kawatir.
” loe percaya aja sama gue, Cuma
dua hal yang mungkin terjadi,
besok mereka baikan atau bahkan
mereka jadian. ” jawab rio enteng.
” ngaco loe!” kata ify masih
melihat ke arah jalan yang dilalui
sivia.
” nggak percaya loe?”
” tebakan loe kejauhan!”
” liat aja besok! Balik yuk! Gue
harus ke dokter.”
Rio jalan duluan ke parkiran, mau
nggak mau ify ikutin.
Di rumah sivia.
Alvin berhenti di depan rumah
sivia dan berdiri menunggu sivia
keluar dari mobil di bawah
guyuran hujan yang sangat deras.
Nggak lama sivia keluar dari
mobil dan mau masuk ke dalam
rumah. Sivia
bener-bener kaget liat alvin berdiri
di depan gerbangnya dengan
senyum tipis dari bibirnya.
“ vi, gue bakal berdiri di sini
sampai loe maafin gue!” teriak
alvin.
Sivia berusaha nggak peduli
dengan itu dan lansung masuk ke
rumah. Tapi alvin benar-benar
membuktikan kata-katanya, biar
hujan yang
mengguyur semakin deras alvin
tetap berdiri tanpa beranjak
sedikitpun
dari tempatnya.
Rumah rio.
Ify udah dandan secantik mungkin,
jam 17.00 dia udah siap, tinggal
nunggu jemputan debo.
“ widih..udah cantik banget kak?
Mau kemana hayo..?” goda ray
yang baru turun dari kamarnya.
” hhe..anak kecil mau tau aja!”
Tiba-tiba terdengar suara klakson
mobil debo.
“ eh, gue pergi dulu ya! Dadah
gocap..” pamit ify yang Cuma
dibalas senyuman sama ray.
Cepat-cepat ray masuk ke kamar
kakaknya.
“ kak rio..loe nggak cagah kak ify
pergi?” tanya ray sambil nyelonong
masuk. Rio Cuma membalas
dengan senyuman miring sambil
melihat ify naik ke mobil
debo dari cendala kamarnya.
“ apa hak gue?”
“ hemh..loe bego! Loe punya hak
lebih atas kak ify daripada debo
itu, loe aja yang nggak pernah
gunain hak loe! Gue sama deva
nggak setuju kak ify sama dia !”
“ keenggaksetujuan loe berdua
bisa bikin ify nggak mau sama dia?
Emang kenapa loe nggak setuju ?”
“ kata deva dia itu playboy, kita
nggak mau kak ify disakitin!
Kenapa loe nggak jujur aja sama
kak ify sih? Gue tau pasti kalo loe
sayang
banget sama dia. ”
” apa gue harus bilang kalo gue
sayang sama dia sementara ada
cowo lain di hati dia yang
statusnya jelas mereka pacaran?
Loe mau kakak loe ini jadi cowo
simpenan ?”
” status loe malah calon suami
dia.”
” status doang! Hati nggak!”
” loe nggak mau berusaha dapetin
dia! makanya tunjukin kalo loe
sayang sama dia !”
” ah..udah lah! Loe anterin gue ke
dokter yuk!” ajak rio sambil jalan
keluar kamar. Rio diantar ray
langsung ke rumah sakit.
Hari makin larut, alvin masih tetap
berdiri di depan rumah sivia, hujan
memang sedikit reda tapi alvin
sudah kehujanan hampir seharian,
bibirnya sudah memutih
dan badannya mulai menggigil.
Sivia yang dari tadi malihat alvin
dari
cendela kamarnya akhirnya luluh
juga. Sivia barlari ke bawah dan
mengambil payung kemudian lari
ke halaman.
Alvin sudah berlutut karena
kelelahan dan kedinginan, kedua
tangannya menyilang dan
memegangi kedua lengannya. Tiba-
tiba dia merasakan hujan tidak lagi
membasahinya, seseorang berdiri
di depannya, perlahan dia
mendongak,
sivia sudah berdiri di depannya
sambil memayunginya.
“ vi..” sapa alvin pelan dengan
suara yang bergetar sambil
tersenyum tipis.
“ dasar bego! Gue tau loe jagoan,
tapi loe masih bisa sakit kan?”
omel sivia.
Senyum makin mengembang dari
bibir alvin yang sudah berwarna
putih.
” maaf..” ucap alvin pelan.
” kak, gue udah maafin loe! Loe
masuk rumah gue dulu!”
Sivia membantu alvin berdiri dan
menuntunnya ke dalam rumah.
Sivia menyuruh alvin ganti
bajunya dengan baju yang dia
kasih. Mereka duduk berdua
diruang tamu, kebetulan orang tua
sivia sedang menjenguk
keluarganya di luar kota.
” minum kak! Biar badan loe
angetan.” Suruh sivia sambil
menaruh segelas teh panas ke
depan alvin.
” vi, loe udah beneran maafin gue
kan?”
“ em..boleh gue mita satu syarat
lagi?”
” apa?”
” gue mau loe jadi orang yang
lebih baik lagi!”
Alvin tersenyum simpul
mendengar permintaan sivia.
” gue bakal berhenti bikin onar
buat loe!” jawab alvin pelan tapi
pasti.
” janji?” tanya sivia sambil
mengulurkan jari kelingkingnya.
” janji!” jawab alvin sambil
mengaitkan jari kelingkingnya.
” gitu dong! Kan bagus! kita bisa
temenan sekarang.”
” Cuma temen?”
” terus?”
” nggak! Vi, apa loe ngrasa pernah
kenal sama gue?”
” maksud loe?”
” apa loe ngrasa pernah ketemu
sama gue sebelum di pb?”
” em..jujur dari pertama gue udah
ngrasa deket sama loe, nggak tau
kenapa, dan gue rasa loe nggak
asing buat gue, loe, senyum loe,
sikap loe, alvin. ”
” em..nggak surprise kalo gue coba
cari kepastian sekarang, loe besok
sore ada acara nggak ?”
” kayanya free, emang kenapa?”
“ loe ikut gue ya!”
” kemana? Jam berapa?”
” ke suatu tempat yang bakal
jelasin semuanya, sebelum
matahari terbenam, gimana?”
” oke!”
” sip! Gue pulang dulu ya?”
“ tapi loe udah nggak papa?”
“ tenang! Gue kan jagoan!
Bajunya makasih ya, nggak usah
balikin kan ?”
“ ya udah sono!”
Alvin pun pulang karena hujan
sudah reda.
Di sweetlove caffe.
Ify sedang menunggu debo yang
lagi ke toilet sambil mengaduk-
aduk jus strawberynya.
” lama banget sih si debo?” gerutu
ify.
Tiba-tiba hp debo yang tergeletak
di atas meja bergetar.
1 messege.
“ buka nggak ya?” gumam ify
sambil liatin hp debo.” buka aja
lah.”
Ify membulatkan tekatnya,
tangannya mengambil hp debo dan
dia buka smsnya.
From: my sweetheart
Debo, sayang.. kapan pulang? Aku
kangen.
Kamu nggak kangen sama aku?
Sayang..cepet pulang! Miss u..
ILU
Emosi ify naik, dia lanjutin baca
sms lain yang ternyata masih
banyak sms dengan kata-kata
sayang, dari nomer-nomer yang
beda pula.
“ sayang..maaf lama.” Kata debo
tiba-tiba.
“ em..nggak papa kok.” Jawab ify
sambil berusaha senyum.
“ hhe..kamu emang pengertian!”
“ iya! Aku juga bingung kenapa
aku bisa sepengertian ini sama
kamu! Harusnya aku udah
nglakuin ini dari dulu. ”
PROK..ify menampar debo.
“ kamu kenapa? Sakit tau!” tanya
debo yang masih terkejut sambil
memegangi pipinya.
” masih tanya kenapa? Dasar cowo
brengsek! Penipu! Buaya darat!
Ngomong sana sama sweetheart
loe, sama sweetie loe, sama cinta
loe !” ify melapiaskan
semua kekesalannya terus pergi.
” fy..dengerin penjelasan gue
dulu!” teriak debo, tapi ify malah
mempercepat langkahnya.
Di rumah rio.
Ify pulang dengan keadaan
berantakan dan mata yang masih
banjir air mata.
” huaa...” tangisnya makin jadi
setelah memeluk deva yang lagi
nonton tv berdua sama ray.
” kak, loe kenapa?” tanya deva
kawatir sambil bales pelukan ify.
Gara-gara denger tangisan ify, rio
turun dari kamarnya dengan panik.
” fy, loe kenapa?” tanyanya sambil
duduk di belakang ify.
” debo kurang ajar!” jawab ify dari
pelukan deva.
Deva memberi isyarat ke rio buat
menggantikan posisinya. Awalnya
rio ragu tapi akhirnya dia tarik
bahu ify pelan dan dihadapkan ke
arahnya.
“ loe diapain sama dia?” tanya rio
lembut sambil menatap ify dengan
tatapan teduhnya.
“ di..di..dia selingkuhin gue..”
tangis ify makin jadi.
“ tu kan kak! Loe nggak mau
dengerin gue sih!” sela deva
jengkel, ray mengangguk setuju.
” hua....” tangisan ify tambah keras
lagi.
Rio langsung kasih isyarat biar
deva sama ray minggir, dengan
berat hati mereka berdua naik ke
kamar ray.
” fy..ceup! percuma loe nangisin
cowo kaya dia, sia-sia air mata loe
kebuang !” rio berusaha
menengangkan ify sambil
mengusap air mata yang jatuh di
pipi ify.
” tap..tapi..”
” sssttt..” rio langsung menarik ify
ke pelukanya.
Entah kenapa ify merasa tenang
dan perlahan isakannya berhenti.
Rio masih sibuk merasakan
detakan jantungnya yang udah
nggak karuan, akhirnya rio pasrah
dan
biarin ify dengar detakan
jantungnya.
Ify menjauhkan badannya dari rio
karena merasa bukan Cuma satu
tangan yang meluk dia tadi, tapi
benar-benar lengkap dua tangan
rio mendekap.
” kak, loe udah sembuh?” tanya ify
sambil mengelap sisa air matanya.
” iya, tadi dokter bilang tangan gue
udah sembuh, loe udah nggak papa
kan ?”
” iya, makasih, tugas gue selesai
dong?”
” hmm...” jawab rio sambil meraih
remote tv.
‘ gue rela sakit asal loe ada sama
gue fy!’ batin rio.
“ yes! Gue besok terbebas dari
perintah dan penyiksaan loe!”
“ seneng amat? Loe segitu nggak
sukanya sama gue?”
“ hhe..abis loe rese!”
“ loe yang rese!” kata rio sambil
mengacak-acak rambut ify.
“ ye..ini gue udah dandan cantik-
cantik loe rusak?!” kata ify jengkel
sambil benerin rambutnya.
“ loe dandan buat cowo lain ini!”
“ jangan ingetin gue lagi!” suruh
ify tegas.
“ iya! Loe jelek kalo nangis tau
nggak?”
” nggak! Gue kan dalam pose
apapun tetep cantik.”
” narsis loe!” rio mengacak-acak
rambut ify lagi sambil
mengeluarkan senyuman mautnya.
Ify speechless liat pemandangan
indah dari senyum rio.
“ gue liat..” kata ify setengah
sadar.
“ fy! Loe liat apaan?” tanya rio
sambil mendekatkan mukanya ke
muka ify.
” eh, anu! Nggak kok!” ify
ngeles.’gue liat senyuman mario
yang legend!’ batin ify.
“ dasar cewe aneh!”
“ bisa nggak loe berhenti ngatain
gue aneh?”
“ nggak! Loe kan emang aneh!
Belum pernah gue nemuin cewe
kaya loe dimanapun! Baru elo !”
“ gue juga baru nemu cowo kaya
loe! Gimana bisa cowo petakilan,
bawel, rese kaya loe dibilang
cool ?”
JLEP! Pernyataan ify membuat rio
sadar akan sesuatu, baru ify yang
bisa bikin dia petakilan, baru ify
yang bisa bikin dia bawel, baru ify
yang berani
nyebut dia rese dan sebagainya.
“ hhe..dan loe yang bikin gue kaya
gitu!” kata rio pelan.
“ maksud loe?”
“ nggak! Gue kan ketularan loe!”
jawab rio bohong.
” ye..loe rese itu bawaan orok!
Ngapain nyalahin gue?”
” Cuma loe yang berani bilang
cowo cool, cakep, ganteng, dan
manis kaya gue rese !”
” idih..pd amat idup loe?”
” orang kenyataan! Loe aja nggak
mau ngakuin!”
” males!”
” fy, mata loe udah bengkak,
Mending malem ini loe tidur disini
dulu dari pada loe diintrogasi sama
nyokap loe !”
” masa sih?”
Ify mengambil kaca kecil dari
tasnya dan melihat pantulan
bayangan matanya.
” iya juga, tapi perasaan tadi gue
Cuma nangis sebentar? Mana gatel
banget lagi ni mata. ” gumam ify
sambil mengucek matanya.
” jangan dikucek!” cegah rio
sambil narik tangan ify.
Rio mendekatkan mukanya ke
muka ify buat meniup mata ify.
Sekarang jarak mereka benar-
benar dekat. Jantung ify berdegub
nggak karuan,
baru kali ini mukanya sedekat ini
sama seorang cowo.sementara rio
merasakan darahnya mengalir
jauh lebih cepat dari keadaan
normal.
Tiba-tiba..KLEK..suara berasal dari
pintu rumah yang dibuka. Spontan
rio menjauhkan mukanya dari ify
dan menoleh kebelakangnya
karena posisinya membelakangi
pintu.
“ eh! Maaf mama ganggu kalian!”
ternyata bu wanda tiba-tiba masuk
dan melihat insiden tiup mata rio-
ify dari sudut yang berbeda.
” aduh..tante, ini nggak kaya yang
tante pikir.” rio mencoba
menjelaskan sambil menggaruk
tengkuknya, mencoba mencari
kata-kata yang pas buat jelasin. Ify
masih mematung gara-gara kaget
sama kedatangan mamanya sambil
menyembunyikan matanya.
” kalian ini! mama ngerti kok! Deva
mana?” potong bu wanda.
” deva di atas tante.”
“ deva...” panggil bu wanda.
“ iya ma...” jawab deva sambil
menuruni tangga disusul ray.
“ eh, ada ray juga! Kalian berdua
ikut mama makan malam yuk!”
” saya juga tante?” ray
memastikan sambil menunjuk
dadanya.
“ iya, yuk!”
Bu wanda langsung merangkul ray
dan deva.
“ kak ify sama kak rio gimana ma?”
tanya deva.
“ fy, yo, kalian makan berdua saja
ya!”
“ i..iya ma!” jawab ify.
Bu wanda, ray, dan deva pun
pergi. Tinggal rio sama ify di
rumah.
Di depan rumah ify.
Ray sama deva bingung denger
percakapan kedua mama mereka
via telfon.
“ jeung, kita sukses! Ify sama rio
kayanya makin lengket aja.” lapor
bu wanda. Setelah itu mereka
berdua terlibat pembicaraan
panas.
Ray sama deva mikir kapan
selesainya, cacing di perut mereka
udah
bikin orasi besar-besaran.
Di rumah rio.
” heu..makan yuk fy!” ajak rio. ify
masih mematung memikirkan
dugaan mamanya dan memikirkan
perasaannya.
” ify! Loe mau makan nggak?”
tanya rio sekali lagi dengan volume
keras.
” heh? Nggak, gue udah makan
tadi.”
” yang bener?”
” iya! sebelum gue marah sama
debo tadi gue udah makan, kak,
mama kira tadi kita ngapain ya?
Kok shock campur girang gitu ?”
tanya ify polos.
” auk!” jawab rio sambil
mengangkat bahu, tapi senyumnya
menggembang. ’buset! si ify polos
banget yah?!’ pikirnya.
Mereka berdua diem beberapa
waktu.
“ loe beneran nggak tau tadi
nyokap loe kira kita ngapain?”
tanya rio sambil senyum jail.
“ enggak..” jawab ify sambil
geleng.
“ ya udah! Loe buatin gue makan
sana!” suruh rio seenaknya.
“ ogah! Kontrak kita udah
berakhir!”
“ tapi perjodohan kita belum
berakhir!”
” ih..loe curang!”
” bodo! Yang penting loe buatin
gue makan!”
“ ya udah deh! Sebagai tanda
terima kasih gue atas perhatian loe
hari ini. ” Ify melangkah ke dapur.
“ fy..” panggil rio padahal ify baru
jalan beberapa langkah.
“ hmm?” sahut ify sambil menoleh.
“ jangan nangis lagi!”
Ify Cuma senyum menganggapi
rio. ’tumben dia care sama gue?’
pikir ify sambil terusin jalan ke
dapur.

> bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar