"Apa???! Serius loe yo???! Lo becanda doang kan???!" tanya alvin kaget nggak percaya. Dan berharap rio akan cengar-cengir menandakan klau dia bohong.
"Gue serius. Kanker otak stadium 3." jawab rio masih dengan suara pelannya.
Alvin yang tadinya menatap rio tajam sekarang tertunduk lesu, dan mnghela nafas panjang. Tiba-tiba HPnya bergetar. Alvin lalu membaca sms yg ternyata dari ify.
"Siapa vin??" tanya rio.
"Ify, tadi gue suruh riko manggil ify ke sini tapi si ify ada ulangan katanya." jawab alvin lalu kembali menatap rio.
"Dia tau yo??" tanya alvin. Rio tau yg dimaksud alvin adalah ify.
"Ify nggak usah tau, semuanya. Cukup gue dan keluarga gue doang yg tau, dan sekarang nambah elo satu vin. Jangan marahin gue sama keputusan bego itu. Gue nggak akan robah keputusan gue vin. Gue awalnya juga nggak ingin loe tau, tapi yah..terlanjur. Lagian gue tau klo gue pasti nanti bakalan kenapa-kenapa di sekolah. Jadi seenggaknya, ada orang yang bisa gue jadiin tempat minta tolong." jawab rio sambil tersenyum miring dikalimat terakhirnya.
"Pasti! Kapan pun loe butuh gue yo. Tapi menurut gue, loe harus tetap kasih tau yg lainnya yo. Sampai kapan loe bisa nyembunyiin semuanya??" kata alvin. Rio kembali tersenyum. Masam.
"Sampai mana gue bisa nyembunyiin semuanya. Loe mau bantu gue kan??" jawab dan tanya rio. Alvin sedikit ragu. Tapi dia tetap mengangguk kecil.
"Gue harap loe bisa jaga rahasia gue vin. Dan loe bisa janjikan sama gue?? Loe nggak akan beritau siapa-siapa kecuali gue yg minta." kata rio. Alvin kembali ragu.
"Emm..gue nggak yakin yo. Tapi yah...klo itu bisa bikin loe tenang dan lebih baik, gue coba." jawab alvin dengan keraguan di hatinya. Rio kembali tersenyum.
"Thanks.. Jadi sekarang loe harus belajar bohong vin." kata rio. alvin hanya tersenyum kecut dan memiringkan kepalanya.
"Loe ambil kemo yo??" tanya alvin lagi.
"Emm...ya.." jawab rio bohong. Rio terpaksa bohong karana tau alvin pasti akan maksa dia buat kemo.
"Gue pikir loe bakal bilang enggak yo. Bagus deh klo gitu. Gue harap dengan kemo loe bisa sembuh." kata alvin dengan senyum lega terhias di wajahnya. Rio hanya bisa tersenyum kecil. Entah mengapa alvin merasa agak risih dengan senyum itu. Senyum itu bukan senyuman biasa, yg selalu diberikan sahabatnya itu. Senyumnya sekarang berbeda.
"Pasti berat ya yo??" tanya alvin dengan suara pelan. Rio kembali tersenyum, senyum yg membuat dada alvin terasa sesak.
"Yah..memang, tapi memang inilah yg harus gue lewati vin. Nggak semua dalam hidup itu manis kan??" jawaban rio itu sukses membuat alvin semakin sesak.
****
"Hai.." sapa rio sambil penepuk pundak cakka pelan dan duduk disampingnya, dan sukses membuat cakka terlonjak dari duduknya.
"Hai...hai...gue kaget tau!" kata cakka manyun. Rio tertawa melihat wajah temannya itu.
"Biasa aja cak. Jelek loe kaya gitu." celetuk gabriel dan membuat bibir cakka makin maju.
"Kemana aja loe berdua?? Enak ya bolos 4 jam pelajaran?? Baru balik pas istirahat lagi, sekali-sekali klo mau kabur ajak gue yo, jangan alvin." tanya cakka.
"Enak dong, ngiri loe??" goda rio dan kembali tertawa ketika cakka mengangguk dengan ekspresi aneh. Alvin memperhatikan adegan di depannya itu dengan perasaan nggak karuan. Senang melihat rio masih bisa memperlihatkan tawanya, tapi juga sedih saat tau disela-sela suara tawa itu, terdengar suara tangisan kesedihan dan erangan kesakitan rio.
"Nape bengong vin?? Cemburu loe liat rio selingkuh sama cakka??" tanya iyel ngasal dan sukses membuat jitakan
alvin mendarat di kepalanya.
"Nggak napsu gue sama rio." jawab alvin.
"Bohong dosa lo vin. Klo loe napsu juga nggak papa. Gue terima." kata rio ikutan ngasal kaya iyel, lalu dia kembali ngakak waktu liat ekspresi kaget dari alvin.
Lalu rio berdiri dari duduknya dan mencondongkan badannya ke arah alvin.
"Gue bakal nyesel udah kasih tau loe klo loe mikirin yg tadi terus. Lupain aja, anggap gue baik-baik aja kaya sebelumnya." bisik rio.
Ekspresi kaget langsung menghiasi muka iyel dan cakka, termasuk anak-anak lain yg posisi duduknya di dekat meja rio dkk.
"Rio....cowok gue mau loe apain?? Minggir..." seru zahra sambil dorong badan io menjauhi alvin, lalu duduk di sebelah alvin dan langsung memeluk lengan alvin. Kembali ekspresi kaget menghiasi muka manusia-manusia yg berada di dekat TKP.
"Kapan jadinya??" tanya mereka kompak. 2 orang yg ditanya malah cengengesan.
"Kemaren.." jawab mereka ber2 kompak.
"Ciee..." seru anak-anak yg lainnya kecuali cakka, tu anak malah manyun.
"Curang loe vin. Masa loe jadian duluan sih..harusnya kan gue. Agni, kita nyusul yuk..." kata cakka dan menoleh ke agni di kalimat terakhirnya.
"Ayuk..." jawab agni girang, sementara cakka melongo sekejap lalu kembali normal.
"Berarti udah jadi dong kita??" tanya cakka sambil mengangkat-ngkat alisnya.
Setelah agni mengangguk, cakka pun langsung memeluknya.
"Yee....jadi juga gue sama agni. Thanks agni sayang......" sorak cakka kegirangan.
"Jangan panggil sayang, gue risih dengernya..." kata agni.
Sementara merenggut kesal, yg lain malah cengo. 1 kalimat yg ada di pikiran mereka masing-masing
sekarang, "Nembak kaya gini??" pikir mereka semua kompak.
"Cak, PJ dong berarti.. Loe juga vin.." celetuk rio yg duluan sadar dari kecengoan mereka.
"Gue miskin yo..." kata cakka dan alvin barengan.
"Jiah... Ag, ra, gue turut berduka cita. Selamat menempuh hidup dengan cowok kalian yg nggak punya modal ini." kata iyel.
Dengan kompak, cakvin langsung menoyor kepala iyel gantian.
"Enak aja loe kalo ngomong. Utang loe 2 rebu masih belum lunas yel.." kata alvin.
"E.." iyel nggak membantah karna mulutnya keburu dibekep alvin.
"Nggak usah bantah..fakta yel." kata alvin. Yg lain kompak ngakak lagi.
"Ya...inilah kebahagiaan kecil gue sekarang." batin rio.
"Eh tunggu, loe tadi kenapa yo??" tanya ify mengalihkan semua perhatian teman-temannya yg lain kpd rio.
"Iya loe kenapa yo??" tanya iyel ikutan.
"Pake muntah segala, loe sakit??" tanya ify lagi. Dia emang sempet nyusul rio tadi, tapi keburu bel.
"Muntah?? Loe serius dihamili alvin yo??" tanya cakka asal. Kepalanya langsung dijitak ify.
"Gue nggak suruh loe becanda sekarang cak!" kata ify dengan suara sedikit keras.
Sementara rio bingung mau jawab apa, dan alvin, dia cuma berharap agar rio jujur sekarang seperti rio jujur padanya.
"Eng... Gue nggak papa fy, masuk angin doang. Udah biasa kan gue sakit." jawab rio bohong.
Ify menyipitkan matanya curiga.
"Beneran??" tanya ify lagi.
"Iya, loe kaya nggak tau gue aja fy. Udah biasa gue sakit. Dari dulu lagi kan??" kata rio meyakinkan.
"Tapi sekarang keseringan yo. Loe sering pucet sekarang." kata sivia. Ify mengangguk setuju.
"La?? Gue kan baru sembuh sakit. Wajar dong klo masih rada pucet." bantah rio.
"Bukan rada, tapi emang loe pucet mulu yo.." kata agni ikutan. Ify kembali mengangguk setuju.
"Alesan apa lagi nih gue??" batin rio bingung.
"Bener kok fy. Si rio emang beneran masuk angin." bantu alvin ikutan bohong. Rio melirik ke arah alvin, lalu menghembuskan nafas lega.
"Dari mana loe tau klo ni anak beneran masuk angin??" tanya ify penuh selidik.
"Tau lah.. Orang dia gue ajak main semalem. Loe.." belum sempet alvin selesaiin omongannya, cakka udah nyelip duluan.
"Nah..tu kan. Ada apa loe sama rio main malem-malem??" tanya cakka, niat becanda doang sih sebenernya, tapi kepalanya langsung di jitak agni.
"Klo loe nggak diem, kita putus sekarang cak." ancam agni. Cakka langsung mingkem.
"Ngapain loe ngajakin rio main malem-malem vin??" tanya agni.
"Emm...loe pada kan tau gue suka insomnia, nah penyakit gue kambuh semalem. Rumah gue sama rio kan beda 3 blok doang, jadi ya gue kesana trus kita main basket dilapangan." jawab alvin yg mulai bingung mau bohong apa lagi.
"Main basket?? Orang tangan ni anak bisa di pake 1 doang, gimana caranya??" tanya ify makin curiga.
"Ya tuhan, mentok dah otak gue. Jawab apa lagi nih??" batin alvin panik.
"Yaelah fy, bisa kali main 1 tangan. Orang gue nonton dia doang." sekarang giliran rio beraksi.
"Mau banget loe nemenin ni anak satu yo, klo loe cuma dapet jatah nonton??" tanya gabriel sekarang.
"Ela...curigaan banget kalian. Khawatir ya gue kenapa-napa?? Ya, iya gue mau, dianya dateng pas banget gue juga lagi insomnia, lapangan juga di depan rumah gue." jawab rio lagi. Sekarang ify dan yg lainnya nyerah,
"Untung deh loe cuman masuk angin, klo kenapa-napa, repot deh gue." kata ify.
JLEEP!!
Kata-kata ify barusan nancep banget bagi rio, seketika air muka rio berubah,
"Gue janji nggak bakal ngerepotin loe fy." batin rio lirih.
"Jaim bener loe fy. Bilang aja loe takut ni anak kenapa-napa. Jujur dikit napa??" celetuk alvin yg sukses bikin ify, emm...salah tingkah. Ya memang karana itu lah alasannya, ify nggak mau rio kenapa-napa.
Tapi cara alvin barusan nggak terlalu membantu. Rio tetap diam.
****
Pagi ini, hari minggu, sekolah libur seperti minggu-minggu biasanya. Pagi yang cerah ini dihabiskan riozy dengan duduk-duduk di depan TV, menonton acara pagi. Sementara ify, ya...seperti biasa sibuk dengan urusannya, sekarang ify sedang merapikan kamar rio yg keadaannya cukup sulit untuk dideskripsikan, tapi yg pasti, kamar itu benar-benar berantakan.
"Kak rio, kok gue rasanya aneh ya??" tanya ozy nggak jelas.
"Loe emang aneh zy. Kenapa emang??" tanya rio.
"Serius, perasaan gue campur aduk. Ada senang ada sedih sekarang." kata ozy. Rio mengerutkan keningnya.
"Sama acha??" tebak rio.
"Bukan...itu mah udah pasti senang. Perasaan gue bilang bakal ada yg... yg gimana ya?? Aduh...gue bingung bilangnya kaya apa, tapi yg jelas, campur aduk, senang plus sedih." jelas Ozy yg membuat rio semakin nggak ngerti.
"Maksud loe apaan zy?? Nggak ngeh gue." tanya rio. Ozy pun ikut mengerutkan kening seperti kakaknya. Bngung mau jelasin kaya apa.
"Au' ah.. Perasaan gue doang kali ya kak?? Eh kak, ke atas yuk. Liat kamar loe. Jangan-jangan kak ify buka lemari loe trus liat obat loe lagi." ajak ozy.
"Nggak mungkin, lancang banget kalo gitu." tolak rio.
"Jaga-jaga kak.." ajak ozy lagi. Rio berpikir sebentar.
"Bentar doang tapi ya.." kata rio setuju, lalu berdiri dari duduknya. Dan mereka berdua pun berjalan menuju kamar rio.
Kamar rio...
"Oii fy.." sapa rio.
"Hmm.. apaan?? Gue sibuk, kamar loe udah ngalahin gudang rumah gue yo." jawab ify. Rio hanya nyengir.
Tiba-tiba HP rio bergetar,
"Siapa kak??" tanya ozy.
"Mama.." jawab rio pelan, lalu melangkah menjauh menuju balkon kamarnya.
"Ya ma??" tanya rio.
"Yo, gmana keadaan kamu sayang?? Baik-baik aja kan??" tanya mama rio dengan nada khawatir. Rio menghela nafas.
"Lumayan lah ma, masih rada sakit sih, tpi kecil doang, masih bisa di tahan." jawab rio. Beda dengan orang lain, rio nggak pernah bisa bohong sama mamanya.
"Kamu sabar ya nak, pasti berat ya..tiap hari kamu harus kesakitan kaya gitu. Klo bisa, mama mau gantiin posisi kamu yo.." kata mama rio dengan nada lirih.
"Ma, jngan gitu dong.. Rio nggak papa asal mama nggak kaya gitu. Klo mama gitu trus, rio yg sedih ma.." kata rio menenangkan mamanya. Terdengar mama rio menghela nafas, mungkin utk melegakan perasaannya.
"Yo, mama sama papa pulang sekarang, kami dpet tiket jam 10 pagi ini. Kamu bisa jempun kami di airport yo?? Kan katanya ada temen kmu tuh, ify ya klo nggak salah?? Ajak aja sekalian.. Minta dia nganterin tapi.." kata mama rio.
"Enggak usah ma, rio sama ozy aja yg kesana." bantah rio.
"Loh knapa??"tanya mama rio.
"Ntar rio jelasin. Biar kami berdua aja ma, ya... Ozy yg nyetir kok." jawab dan bujuk rio.
"Aduh...bahaya yo.. Minta ify nganterin aja deh ya..." bujuk mama rio.
"Bisa kok ma, nggak usah ngerepotin ify. Ya ma ya...pliss..." kata rio dengan nada melas.
"Errr...iya deh... Hati-hati tapi... Mama nggak mau kalian kenapa-napa. Eh, yo, papa kamu manggil, udah dulu ya... Ingat kata mama, hati-hati." kata mama rio.
"Iya ma, bye..."
"Bye sayang.."
Setelah itu sambungan telpon terputus, rio pun kembali masuk ke kamar.
"Mama bilang apa kak??" tanya ozy.
"Fy, hari ini loe nggak usah kerja dulu fy, dan hari-hari seterusnya. Bonyok gue pulang sekarang." kata rio dan sedikit brat baginya saat mengucapkan kata-kata itu.
Ify yg lagi nyapu segera menghentikan kegiatannya.
"Apa??" tanya ify kaget.
"Mulai sekarang kayanya loe nggak usah kerja lagi fy." ulag rio lagi dengan suara pelan.
Entah mengapa dada ify teras sesak, saat mendengar ucapan rio tadi. Ify merasa nggak rela harus berhenti sekarang, aturan dia masih punya kesempatan 3 hari lagi utk tetap berada di rumah ini. Dengan jelas hatinya menolah perkataan rio barusan. Tapi dengan segera, ify menahan perasaannya.
"Eh, gitu ya yo?? Akhirnya gue bebas juga...." kata ify yg jelas-jelas berlawanan sekali dengan kata hatinya.
Rio pun begitu, hatinya sakit saat ify berkata demikian. Tapi segera di bantahnya perasaannya sakitnya sndiri,
"Bagus klo dia pergi sekarang yo.. Loe nggak perlu bikin dia repot karna cowok penyakitan macam loe lagi" batin rio, lalu dia tersenyum ke arah ify.
Sementara ozy, merasa kasian pada dua orang di depannya sekarang. Ozy tau jelas, dalam hati keduanya, tersimpan perasaan sakit dan kecewa dngan semua ini.
"Kak, mereka berangkat jam berapa??" tanya ozy berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Pesawat jam 10." jawab rio singkat.
"Eh, gue yg anter kalian ke sana ya?? Loe kan nggak bisa nyetir dalam keadaan kaya gitu yo." kata ify.
"Nggak usah fy, makasih. Ozy yg nyetir kok ntar." tolak rio.
"Loh knapa?? Nggak papa kali yo... Gue cuma mau bantu.." bujuk ify.
"Emm...bukannya gitu fy, tapi nyokap gue bilang bakal ada acara keluarga gitu. Jadi ya...loe tau lah.." kata rio dan lagi-lagi berbohong.
Ify menghela nafas, entah kenapa hatinya bilang rio bohong dan nggak nerima keeradaan ify saat ini.
"Oke deh...klo itu mau loe.. Emm...yo, gue udah bisa plang sekarang atau nanti??" kata ify.
Seperti ada pukulan kecil yg membuat dada rio terasa sakit sekarang. Dengan kepedihan di hatinya, rio mengangguk. "Boleh.." jawab rio pelan. Setelah rio menjawab, ify segera berlalu ke bawah, di ikuti oleh rio dan ozy.
"Yo, gue pulang dulu ya.." pamit ify.
"Emmm fy, makasih ya buat semuanya. Maaf juga udah ngerepotin loe selama ini. Eng...pokoknya makasih fy." kata rio.
"Iya, nggak papa kali yo. Ini kan utang gue buat tangan loe. Lagian gara-gara di sini gue jadi lebih cekatan, udah pinter masak juga. Dan itu gara-gara permintaan aneh loe." jawab ify sambil tersenyum manis.
"Ya.. Thanks fy.." kata rio lagi dan membalas senyum ify dengan senyumnya. Senyum kepedihan.
"Gue juga mau bilang makasih kak. Dan maaf udah bikin loe repot mulu." kata ozy. Ify pun mengacak-acak rambut ozy.
"Eh tunggu, kok gue berasa kaya mau perpisahan aja ya?? Masih bisa ketemu juga. Yo, 3 hari lagi, gue ikut loe leps perban ya?? Biar gue tenang juga. Ya??" kata ify.
"Tentu.." jawab rio sambil tersenyum.
"Setelah itu mungkin kita nggak bakal bisa kaya sekarang fy." tambah rio dalam hati.
"Gue pulang dulu ya.. Bye..." pamit ify, lalu pergi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar