Keesokan harinya.
GUBRAK..sivia jatuh dari tempat tidurnya.
” aw..” rintihnya sambil pegangin pantatnya sang tadi jatuh duluan.” jam berapa ni?” tatapannya beralih ke jam didingnya.
” HWA...SETENGAH TUJUH?!” teriaknya terus buru-buru lari ke kamar mandi, sepuluh menit kemudian sivia udah siap dengan seragamnya.
Sivia lari turun ke ruang makan sambil pake sepatu, dia comot roti yang udah tersedia.
” ma..via berangkat.” pamitnya sambil lari keluar.
” iya sayang, ati-ati!”
Hari ini sivia berangkat naik angkot karena papanya lagi dinas keluar kota. Untung sampai di depan perumnya langsung ada angkot.
Di tengah jalan tiba-tiba angkotnya berhanti mendadak, bukan mau naikin atau nurunin penumpang.
” kenapa pak?” tanya sivia yang duduk di belakang supir.
” aduh neng, bannya kempes.”
” wadu..pak saya udah terlambat ni.”
” maaf neng, neng mau kemana?”
” sma putra bangsa.”
” o..kalo nungguin angkot lagi mungkin agak lama, mending non lewat gang rawabiru saja neng, neng lewat jalan itu langsung ke putra bangsa. ” kata sopir itu sambil nunjuk ke salah satu gang yang ada disitu.
Sivia liat jam di tangannya 06:57.
“ ya udah deh pak!” sivia bergegas turun sambil ngulurin selembar uang 2000an. Sivia ikuti jalan yang ditunjukan sopir tadi. Dia jalan cepet-cepet setengah lari menyusuri jalan yang agak sepi itu, tiba-tiba didepannya lari segerombolan orang yang siap mengamuk dengan membawa gesper, kayu, dan plastik besar yang diyakini berisi
batu.
Sivia yang ketakutan setengah mati, memutuskan balik arah, tapi sial, dari arah sebaliknya juga muncul segorombolan yang nggak kalah bringas. Sivia panik setengah mati,
harapannya sekarang tertuju di sebuah pohon dekat dia berdiri. Sivia lari dan sembuyi di balik pohon itu, pohon yang sebenarnya nggak terlalu
besar buat tutupin badannya.
Di sana sedang terjadi tawuran yang udah sering terjadi, black planets vs under hole. Dua pemimpin mereka alvin dan riko berantem paling depan dengan tangan kosong, batu-batu
berhamburan. Sivia bener-bener ketakutan, hatinya terus berdoa buat
keselamatannya dan biar dia nggak
ketauan. Ternyata doa sivia nggak
terkabul, sepasang mata sedang memecah konsentrasinya antara ngadepin riko dan liat
keadaan sivia.
” SION..COVERIN GUE!” seru
alvin. ’kak alvin!’ pikir sivia yakin pas
denger teriakan alvin.
Sion yang punya kemampuan berantem 11-12 sama alvin langsung ambil alih menghadapi riko.
” Aaa....” teriak sivia karena ada pegang bahunya, teriakannya berhenti pas ada yang bekap mulutnya.
” ssttt...ini gue, alvin! Loe ikut gue!” dengan paksa alvin tarik sivia ke sebuah kebun yang cukup lebat sama pepohonan tapi cukup bersih di samping jalan itu.
Di kebun.
” hicks..hicks..” isakan sivia dengan mata yang sudah banjir sambil berhenti jalan dan lepasin paksa tangannya dari gandengan alvin yang cukup kuat.
” dasar cewe!” gumam alvin pelan.” ni, loe lap air mata loe!” kata alvin sambil ngulurin sapu tangannya. Sivia terima sapu tangan itu tapi nggak dia pake, dia tatap alvin.
” kak, makasih.” ucapnya sambil
nunduk lagi. Alvin deketin sivia, tangannya pegang dua pipi chubby sivia dan ibu jarinya menghapus air mata sivia, sivia bener-bener kaget.
” gue paling benci liat cewe nangis!” ucap alvin, kedengeran banget kalau dia tulus.” Loe mau kemana sekarang? Sekolah apa cabut ?”
“ sekolah kak.” Jawab sivia pelan sambil ngelap sisa air matanya.
” loe ikut gue!”
Alvin gandeng tangan sivia lagi, dia
ambil jalan memutar biar nggak nglewatin gang tadi.
” kita lewat belakang, gerbang pasti udah ditutup, lagian sekarang loe sama gue, ini nggak bagus buat loe !” jelas alvin.
” maksud kakak?”
” hm..loe tau gue kan? siswa most wanted sma putra bangsa, nama gue udah di black list sama semua guru, dan loe bakal kecipratan kalo loe deket-deket sama gue, lagian ini udah
telat, pak dipa pasti udah jaga didepan gara-gara belom liat motor
gue. ”
” emang kenapa loe mesti dijaga?”
” aduh..lemot amat loe jadi cewe, pak sabar, satpam sekolah itu takut sama gue, makanya pak dipa sendiri yang turun tangan. ”
” o..”
” nah sampe!” alvin menghentikan
langkahnya di samping tembok dari batu-bata yang tingginya dua meteran.
” kak, kita lewat mana?” tanya sivia dengan polosnya. Rasanya alvin pengen makan sivia idup-idup denger pertanyaan sivia.
” ya ampun! Loe itu polos banget ya? Besok kapan-kapan gue jelasin, sekarang kita manjat pager !”
” manjat kak?” tanya sivia sambil liatin pagernya dari atas sampe bawah.
” iya! buruan!”
” tapi gue nggak bisa manjat?! Terus..” kata sivia sambil liatin roknya.
” hemh..loe mau gue tolongin dari bawah apa dari atas?” tanya alvin yang ikut berasa bego.
“ kalo dari bawah tar loe ngintip.” Tanpa ngomong lagi alvin panjat pagernya, sampai di atas dia ulurin tangannya buat bantu sivia naik, dan akhirnya sampailah sivia ke atas pager.
“ kak, tinggi banget?!” kata sivia
ketakutan lagi. BRUG..suara tapakan kaki alvin yang udah lompat duluan.
” loe buruan lompat! Gue tangkep!” suruh alvin sambil merentangkan tangannya. Sivia merem dan memberanikan dirinya buat lompat.
” satu..dua..tiga!” hap! Sivia sukses jatuh dipelukan alvin.
Pandangan sivia dan alvin jadi satu, DEG! Detakan jantung mereka seperti berhenti sesaat.
” SIAPA ITU???” teriakan seseorang membuyarkan khayalan indah mereka berdua.
” shit! Pak dipa!” umpat alvin yang udah tau persis teriakan siapa itu, buat anak yang sering bikin masalah kaya dia, suara itu pasti nggak asing, suara orang paling sangar sePB, guru bimbingan konseling.
” ALVIN! ITU PASTI KAMU!” teriak
pak dipa lagi.
” lari!!!” seru alvin sambil narik tangan sivia. Mereka berdua lari ke
area sekolah dan berhenti di depan gudang yang cukup sepi. Alvin tarik sivia lagi buat masuk ke gudang itu.
” kok kita kesini kak? Hosh..hosh..”
tanya sivia yang masih ngos-ngosan.
” lepas semua aksesoris loe! kuncir
rambut loe!” suruh alvin maksa.
” kenapa kak?”
” pak dipa pasti udah ngenalin loe! Buruan lepas!” Sivia akhirnya nurut dan lepas semua aksesorisnya, mulai dari cardigan biru, jam tangan, gelang, sampai bando, setelah itu dia kucir rambutnya.
” udah kak.”
” bagus! pelajaran tempat loe
sekarang apa?”
” matematika.”
” bu winda?”
Sivia Cuma mengangguk.
” gue anterin loe ke kelas, biar loe nggak dihukum, biar gue yang tanggung semuanya !”
” tapi kak..”
” loe masih kelas satu, baru berapa
hari loe disini? Bakal buruk banget
kalo nama loe udah tercemar, kalo gue nggak usah loe masalahin, gue emang udah hancur !” Alvin anterin sivia ke kelasnya.
Di kelas ify dkk.
Tok..tok..tok..alvin ketuk pintu
kelas terus dia buka.
” permisi bu winda, selamat pagi..”
sapa alvin sksd.
Seisi kelas spontan kaget liat sosok
alvin berdiri didepan pintu.
” mau apa kamu kesini?” tanya bu winda dengan juteknya.
” aduh bu..alvinophobia-phobia
alvin-nya belum sembuh ya bu?” goda alvin.” saya mau mengantar anak ibu.” alvin lirik sivia dan ngasih isyarat biar dia masuk.
Sambil nunduk sivia masuk ke kelas, seluruh isi kelas melongo lebar, sivia
dianter alvin?
” bu, saya yang salah sampe dia telat, jangan dihukum bu! Kalau ibu hukum dia, saya bakal di kelas ini terus !” ancam alvin.
’Woo..what? dibelain segala?’ pikir murid-murid yang lain.
” sivia kamu cepat duduk!” suruh bu winda. Sivia langsung buru-buru duduk.
” nah..gitu dong bu! Saya permisi dulu, mau ke bk! Ibu ada usulan hukuman ?”
“ tidak! Cepat ke bk! Kamu sudah
menggangu jam pelajaran saya!”
“ siap bu!”
Alvin melangkahkan kakinya ke ruang bk. Belum sampai tujuan dia udah ketemu pak dipa.
” pagi pak..” sapa alvin tanpa dosa.
” panjang umur kamu.” kata pak dipa dengan wajah sangarnya.
” bapak juga!” potong alvin seenaknya.
” jangan memotong pembicaraan orang tua! Kamu yang melompat pagar tadi pagi ?”
” sip!100 buat bapak! Hukuman saya apa pak?”
” sama siapa kamu tadi pagi?”
” sendiri kok pak! Emang saya pernah bawa masa buat beraksi sama saya? Hukumannya apa pak ?”
Otak pak dipa berpikir keras, hukuman apa lagi yang harus dia
berikan buat siswa yang dengan tidak sengaja membuatnya jadi manager pribadi karena setiap hari hanya mengurusi kenakalan alvin. Semua
hukuman udah pernah dia coba, dan semuanya dia lakuakan dengan baik tapi tidak ada satupun yang punya efek kapok buat alvin. Mulai dari membersihkan bagian sekolah, push up, sit up, lari, sampai menyalin
tugas berkali-kali. Sampai akhirnya
wajah sumringah terpancar dari wajah pak dipa.
” waduh pak! Bapak kenapa? Naksir sama saya?” goda alvin.
” saya punya hukuman buat kamu!” kata pak dipa kembali sangar.
” apa pak? Bersihin toilet? Nata
buku perpus? Lari?”
” bukan! Kamu saya hukum mengikuti semua kegiatan sekolah dengan tertib tanpa membuat keributan dan melanggar aturan satu minggu penuh !” Alvin melongo mendengar hukuman yang harus dia jalankan.
” ini bukan nasehat atau perintah!
Ini hukuman untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kamu tadi !” pak dipa tau persis alvin bakal menjalankan semua hukumannya dengan baik, sebenarnya pak dipa punya kekaguman tersendiri sama siswanya ini, seseorang yang tidak pernah lari dari tanggung jawab, seorang alvin yang jarang ikut pelajaran karena ulahnya tapi selalu duduk di sepuluh besar pararel sekolahnya, prestasinya dalam basket, musik dan futsal yang tidak bisa dianggap remeh, hal-hal yang membuat dia bebas dari d.o.
” iya pak! Saya ke kelas dulu.” jawab alvin. Dengan santainya dia jalan ke kelasnya.
Di kelas alvin.
Dengan santainya dia masuk kelas, pelajaran kosong, dia langsung datengin 3 sohibnya, rio, gabriel, sama cakka yang lagi kumpul di pojokan kelas. Anak lain udah biasa banget liatin alvin seenaknya sendiri kaya gini
” alvin mamen..akhirnya datang juga!” sambut cakka.
” dari mana loe?” tanya gabriel.
“ biasa, tu satu cecunguk sialan nantangin gue lagi!”
“ vin, vin! Kapan loe mau berhenti? Pak dipa udah botak ladenin loe!”
“ biarin! Tar dia makan gaji buta kalo gue nggak bikin ulah.”
” udah ketemu pak dipa belom loe?” tanya cakka.
” udah lah! Gue punya kabar bagus buat loe pada!”
” apaan?” tanya cakka dan gabriel penasaran, rio masih ngalamun
mikirin nasibnya.
“ selama satu minggu ke depan gue bakal jadi anak baik nan ganteng !”
“ maksud loe? Loe mau insap bro?” tanya cakka surprise.
“ kagak! Gue dihukum pak dipa buat jadi anak manis seminggu penuh !”
“ ha? Aneh amat tu hukuman?” kata cakka heran.
” pak dipa briliant!” seru gabriel.” hha..vin, welcome to the heaven!”
“ apaan sih loe!?”
Alvin mengalihkan pandangannya ke rio yang masih menghadap lurus ketembok dengan tatapan kosong sambil mlintirin cincinnya. Alvin lirik cakka sama gabriel lagi, pake isyarat dia tanya ’kenapa?’, cakka sama gabriel Cuma angkat bahu. Ide jahil
melintas dipikiran alvin.
“ YO...KEBAKARAN!!!!” serunya heboh.
“ AIR....” teriak rio nggak kalah heboh sambil siap-siap lari. Yang lain ngakak sepuas-puasnya liat ekspresi rio.
” sialan loe!” omel rio pas sadar dia dikerjain alvin.” kapan loe dateng?”
” yo, loe darimana aja? Gue udah dari tadi disini!” jawab alvin jengkel.
“ o.” Jawab rio singkat terus duduk sambil ambil buku sejarahnya dan dia baca.
“ yo, otak loe konslet ya?” tanya alvin beneran bingung.
“ nggak, otak gue normal-normal aja.” Jawab rio dengan polosnya.
“ loe ada masalah yo?” tanya alvin yang udah ngerti rio luar dalem, rio nggak bakalan selola itu kalau nggak ada masalah berat.
“ nggak ada.”
“ yang bener loe?”
“ bener! Buat apa gue bohong sama loe?”
” oke! Kalo loe mau cerita gue siap denger.”
“ hmm..ke kantin yok! Sumpek pikiran gue!” ajak rio sambil berdiri.
Kelas ify.
Selesai pelajaran bu winda, ify, shilla, sama agni mengintrogasi sivia yang masih gemeteran dangan kejadian yang baru saja dialaminya.
“ vi, gimana ceritanya loe bisa sama kak alvin?” tanya ify.
“ panjang ceritanya, gue cerita di kantin aja yuk, mumpung pelajaran pak wawan kosong!”
“ ya udah yuk!”
Mereka berempat menuju ke kantin.
Di kantin.
Begitu masuk ke kantin ify dkk kaget liat d ’orions formasi full ada disana.
” sivia..” panggil alvin.
Mau nggak mau sivia datengin meja d ’orions dan yang lain ikutin dia.
” ada apa kak?”
” kalian duduk dulu deh! Nggak enak ngomong sambil berdiri.”
Ify dkk akhirnya duduk sama anak-anak d ’orions.
“ loe nggak papa kan?” tanya alvin ke sivia lagi.
” nggak kok kak, makasih ya.”
” loe jangan lewat jalan itu lagi! Bahaya!”
Rio, cakka, dan gabriel yang udah diceritain sama alvin ngangguk satuju tapi shilla, agni, sama ify yang nggak ngerti apa-apa Cuma bengong.
” ada apaan sih?” tanya ify dengan
bingungnya.
“ hhe..lupa gue belom cerita sama kalian.” sivia nyengir.” gue cerita deh.” sivia ceritain semua yang dialaminya hari ini.
” bebebe..keren vi! Kaya film!” komentar shilla.
“ keren nenek moyang loe seorang pelaut?! Tadi gue udah pengen mati jantungan !”
” tapi kan ada kak alvin..” goda ify.
” orang dia juga yang bikin ribut!” jawab sivia jengkel.
” keren lagi! Ckckck..hero banget loe kak!” komentar agni.” eh! Bentar! Tadi riko liat loe nggak ya vi ?” lanjutnya berubah tegang.
” nggak tau! Emang kenapa?”
” aduh neng..polos amat idup loe! Kalo dia liat bisa bahaya buat loe!” komentar cakka.
” maksud kalian apa sih?” tanya sivia bener-bener nggak ngerti.
” sivia cantik, kalo riko liat loe diselametin sama kak alvin, pasti dia ngira loe berarti buat kak alvin, dan dia bisa nekat gunain loe buat ngalahin kak alvin. ” jelas agni.
” o..tapi bukannya yang dikejar riko itu loe ya ag?” sivia oot.
” nggak ada hubungannya sama gue! Ogah gila gue sama riko! Biar dia kejar gue sampe kolong bumi juga gue ogah !”
“ iya lah! Loe kan maunya kak cakka?!” sindir ify. Cakka salting.
” bahh...sama aja! Ga ada yang beneran dikit apa? Selama gue belom buta, ogah gue sama dua-duanya !”
Cakka yang habis menyentuh langit terakhir terjun bebas.
” udah! Tenang aja! Gue yang bakal jagain via.” Alvin menengahi.
“ ehhem..” rio mendehem.” Ada udang dibalik bakwan ni?!” sindirnya.sambil makan bakwan yang dia beli.
“ apaan loe yo? Otak loe udah nggak konslet?” sindir alvin balik.
“ orang dari tadi gue biasa aja! Ye..”
“ tumben ni tikus dan kucing mencari cinta ketemu kagak berantem ?” sindir gabriel ke rio sama ify.
“ siapa?” tanya ify pura-pura nggak ngerti.
“ ya loe sama rio! Udah damai loe berdua?”
“ damai sama dia? Ieuh..no way!” jawab ify.
“ loe pikir gue sudi damai sama loe? Sorry dory strobery slalalala!” samber rio.
Tanpa disadari ify, alvin dari tadi mengamati cincin di jari manis tangan kirinya.
‘kaya baru aja gue liat tu cincin?! Gue tau!’ pikir alvin. Tangan kiri rio langsung disamber sama alvin.
“ eee...vin!” kata rio yang kaget tiba-tiba ditarik alvin.
” nah kan!” ceplos alvin.
” apaan? Loe napsu amat sama gue?!” omel rio sambil narik tangannya.
“ hha..tar kalo yang gue tarik tangan ify loe cemburu?”
“ maksud loe apaan?” tanya rio bener-bener nggak ngerti.
“ cincin loe sama ify samaan ya?” tanya alvin lagi.
’mampus! Lupa gue lepas lagi ni cincin!’ pikir ify sambil nunduk..
“ cie...” sorak yang lain.
“ yah..loe berdua tunangan nggak undang-undang..” ledek cakka.
“ fy, ngapain loe beli cincin nyamain punya gue?” kata rio ngeles dengan cara ngajak berantem ify.
‘ide bagus!’ pikir ify lega.
“ eh, enak aja loe! Loe kan yang nyamain punya gue?!” jawab ify nyolot.
“ idih..ogah gila! Dasar plagiat!” rio nggak kalah nyolot.
“ loe yang plagiat!
“ loe!”
“ loe!”
“ loe!”
“ loe!”
“ WOE...STOP!!!” seru gabriel misahin mereka. Rio sama ify kembali tenang, walaupun batin mereka berasa bego, emang cincinnya dibeli sepasang, ngapain mereka ribut?
“ fy, yo, itu tandanya cupid sedang beraksi, makin banyak aja bukti yang bilang kalian jodoh !” komentar cakka.
“ OGAH!” jawab rio-ify dengan tegasnya.
‘yang beraksi bukan cupid, bonyok gue!’ pikir rio.
‘untung nggak minta dilepas ni cincin, gila aja kalo mereka baca ada nama rify disini !’ pikir ify.
Di cincin itu terukir tulisan RiFy, singkatan nama rio dan ify.
> bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar