“Ify masih ga masuk hari ini?” tanya Agni yang baru dateng..
Sivia tertunduk, “Iya..”
Agni menghela nafas, “Dia kenapa sih? Gue telpon ga ngangkat...”
“Jangankan loe, gue aja ga...” jawab Via
“Apalagi gue...” Shilla
“Hmm.. Kayanya ada masalah deh, ga mungkin Ify gini..” lanjut Agni
“Gue mikirnya juga gitu... Ify ga pernah-pernah kaya gini...” kata Shilla
“Apa kita kerumahnya lagi?” tanya Sivia
“Percuma!” Iel memberikan sebuah surat diatas meja Sivia
Sivia lalu membukanya..
“Ify masuk rumah sakit lagi?” Sivia sedikit kaget
Iel mengangguk, “Itu tadi supirnya yang kasih..”
“Heu... Gimana nih?” tanya Cakka
“Ya udah kita kerumah sakit, kapan?” tanya Alvin
“Besok aja gimana? Gue masih ragu, takutnya nanti Ify ga mau ketemu lagi..” jawab Agni
“Oke besok pulang sekolah..” kata Iel, semua mengangguk
@rumah sakit
Kondisi Ify makin lemah, mama menangis seharian..
“Ma udah ma jangan nangis terus..” kata Deva
“Tapi kakak mu nak...” mama Ify sesegukan
“Iya, Deva tau, tapi mama jangan nangis terus, nanti kak Ify nambah sakit..”
“Permisi..” Dokter Farhan masuk
“Iya dok?” mama Ify menghapus air matanya
“Saya akan memeriksa Ify lebih lanjut, hasil lab mengatakan Ify makin parah...”
Mama Ify, dan Deva pasrah, lalu segera keluar mempersilahkan dokter Farhan bekerja..
Papa Ify yang baru datang pun khawatir..
“Gimana Ify ma?”
“Ify masih diperiksa, hasil lab bilang Ify maikn parah pa...” ujar mama Ify menangis
lagi..
“Ya Tuhan...” batin papa Ify
“Mama sama Papa tenang ya, kita berdoa aja buat kak Ify...” ujar Deva pelan
Setelah kira-kira 1 jam, dokter Farhan keluar..
“Gimana dok?” tanya papa Ify cepat
Dokter Farhan menghela nafas panjang, “Pak, kondisi Ify sangat parah, kami juga tidak
tahu ini kenapa, padahal waktu itu kondisinya makin stabil. Apa ada yang salah
dengan Ify? Maksud saya kegiatannya dirumah?”
Mama Ify terdiam, “Ify dirumah baik-baik saja dok...”
“Tapi kondisi penderita saat ini mengkhawatirkan, satu-satunya jalan adalah dengan
pendonor hati, tapi maaf...”
“Kenapa dok?”
“Saya sudah memberitahu pusat, tetapi sampai saat ini tidak ditemukan para pendonor..
Mama Ify makin menangis kencang...
“Sudah ma...” Deva menenangkan
“Jadi gimana nasib anak kami dok?” tanya papa
“Sekarang Ify belum sadar, mungkin kita harus menunggu dulu untuk selanjutnya..”
“Makasih dok...”
“Ya sudah saya permisi dulu Pak Bu...” Dokter Farhan lalu pergi
Tak lama para teman Ify datang..
“Tante, Om, Deva, Ify gimana?” Agni terkejut melihat keluarga malang ini semua
menangis..
“Kak Ify makin parah kak...” jawab Deva
“Kenapa?” tanya Shilla
“Dokter bilang, satu-satunya jalan Cuma dari pendonor hati. Tapi saat ini ga ada...”
Deva sesegukan
Semua tersentak..
“Makasih ya kalian semua mau dateng, Ify belum sadar.. Tante mohon doanya...”
“Iya tante.. Kita pasti doain Ify...” jawab Shilla yang mulai menangis..
Beberapa jam mereka menunggu..
“Kalian semua pasti capek, kalian pulang aja, lagian ini udah sore, nanti orangtua
kalian khawatir...” kata papa Ify
“Iya kak.. Loe semua pulang aja dulu...” jawab Deva
“Lagian nanti kalo Ify sadar Om kasih tau kalian...”
“Ya udah deh Om, Tante, Deva kayanya kita pulang dulu...” pamit Iel
“Iya...” jawab Deva
“Mama mau liat Ify dulu pa...” mama Ify lalu masuk
Ify tertidur lemah dengan alat bantu nafas dan infus ditangannya..
Mama Ify menangis lalu mendekati Ify..
“Fy...” kata mama
“Ify kamu bangun sayang, mama sayang banget sama kamu. Deva sama papa juga sayang
sama kamu, Fy..”
Mama terisak.. “Ify ga mau kan kita semua sedih, tolong kamu bangun...”
“Mungkin kamu ga bisa dengerin mama, tapi mama mohon sama kamu, bangun nak.. Shilla,
Agni, Sivia, Gabriel, Cakka, Alvin udah kangen sama kamu, mereka pengen kamu
bangun..”
Tangan Ify tiba-tiba bergerak..
“Ify..” mama tersenyum kaget..
“Ma...maa...” kat Ify sdengan mata yang setengah terbuka
“Ify kamu sadar sayang... Dokter...” panggil mama Ify
Papa sama Deva pun kaget lalu membuka pintu..
“Pa, Deva, Ify sadar!!” kata mama
“Hah? Sadar ma?”
“Iya, cepet panggil dokter..
Deva segera berlari keruangan dokter Farhan
“Ify dimana..?” tanya Ify
“Kamu dirumah sakit sayang...”
“Hmm...” ujar Ify pelan
“Ify kamu ga papa sayang?”
“Ify ga papa...”
Deva datang dengan menarik-narik dokter Farhan
“Dokter...” kata Papa
Dokter Farhan lalu memeriksa kondisi Ify
“Gimana dok?”
“Kondisinya masih lemah, harus lebih banyak istirahat...”
“Tapi apa Ify sudah lebih baik dok?”
“Belum bisa diputuskan, sebaiknya sekarang Ify tetap dirawat secara khusus... Ibu
bapak, saya tinggal dulu tolong tetap untuk menjaga Ify..”
“Iya, makasih dok..” jawab papa Ify
“Ify... Kamu dengar kata dokter kan?”
Ify mengangguk, “Maafin Ify ma.. Ini yang terbaik buat Ify..” batinnya
Malam harinya..
“Fy, gimana kalo mama telpon temen-temen kamu...”
“Iya, tapi ma bilang aja kalo Ify udah sadar, kalo mereka mau dateng ga usah...”
“Ify kenapa? Mereka tadi juga nungguin kamu loh Fy...”
“Bilang besok aja ma.. Ify capek...” jawab Ify
“Ya sudah...” mama lalu menelpon Agni
“Halo tante...”
“Agni?”
“Iya, kenapa tante...”
“Ify udah sadar Ag...”
“Ha? Srius tante?”
“Iya..”
Agni menghela nafas, “Gimana kalo Agni sama yang lain kesana tante...?”
“Emm, maaf Agni, Ify baru aja tidur, dia capek. Gimana kalo besok aja?”
“Oh, ok, ya udah deh tante. Besok kita kesana..” terdengar nada kecewa pada Agni
“Maaf ya Agni..”
“Iya ga papa tante..”
“Ya udah, tante tutup telponnya ya..”
Telpon terputus..
“Gimana katanya ma?” tanya Ify
“Besok mereka kesini Fy...”
Ify mengehela nafas lega..
“Ya sudah ini udah malem, kamu istirahat ya...”
Keesokan harinya...
Ify terbangun dari tidur dengan kondisi bertambah lemah..
“Ma...” rintih Ify memegangi dadanya..
“Kenapa Fy?”
“Sa..sakit...” kata Ify
“Mama panggil dokter dulu ya...”
Dokter Farhan masuk, “Kenapa Fy?”
“Dokter..” Ify memejamkan mata sambil merintih
Dokter Farhan dengan sigap memeriksa Ify..
“Gimana dok?” tanya mama
“Heu.. Mungkin ini lebih parah dari kemarin bu...” dokter Farhan berbicara pelan..
“Maksud dokter?”
“Daya tahan tubuh Ify sangat lemah... Kita tidak bisa memaksakan untuk penyembuhan
segera, karena virus-virus itu menolak kedatangan obat yang diberikan..”
Mama Ify menangis lagi...
“Ibu tenang saja, kami akan berusaha semaksimal mungkin..” kata dokter lalu pergi
“Mama...” kata Ify
“Ify...” mama memeluknya
“Maafin Ify... Ify udah ga kuat...”
“Ify!!” jerit mama...
Papa, Deva serta semua temen-temen Ify dateng..
“Ify gimana ma?” tanya papa
Mama jelasin semua apa kata dokter farhan, temen-temen Ify menangis..
“Ify...” kata Shilla langsung memeluknya
Ify tersenyum..
“Maa..Maafin gu..gue..” kata Ify
“Loe ga ada salah sama kita Fy..” jawab Agni
“Gue min..ta ma...af sama.. semua..nya...”
“Ify...” Sivia ikut menangis..
“Mama, Papa, De..deva... Maafin Ify.. Ify banyak salah sa..sama kalian...”
“Ify kamu kenapa sayang?” tanya mama
“Ify pengen mama, papa, sama Deva... bahagia...”
“Agni, Shilla, Sivia, Iel, Cakka, Alvin... Ma...maafin gue ya...? Gue banyak nyusahin
loe.. semu.. semua...” Ify merintih memegangi dadanya
“Gue mau loe.. semua tetep jadi sahabat gue.. wa..walaupun.. walaupun gue udah kaya
gini...”
“Gue ga mau... loe semua nangis.. Gue.. kalian harus... harus tetep senyum...”
“Ify...” kata Sivia
“Mama, Papa, Deva, dan kalian semua ada...lah orang-orang ya...yang...yang Ify
sa..yangi...”
“Sekarang, Ify capek, ma..pa.. Ify mau istirahat dulu....”
“Ify...” kata Agni
“Maaf Ag, gue mau istirahat dulu, biar hati gue ga sakit lagi... Gue udah ga kuat,
gue mau tidur...” kata Ify
Ify memejamkan matanya dengan posisi memiringkan kepala..
Semua terkejut melihat Ify..
“Ify...” mama memegang tangan Ify..
“Ifyyyyyyyyyyy!!!!!” teriak mama menangis sekencang-kencangnya...
“Ify...”
Yang lain ikut menangis, tangan Ify sudah dingin dan mukanya pucat...
.................................
“Dokter...dokter tolong anak saya...” kata mama
“Maaf bu... Inilah takdir, kami sudah tak bisa berbuat apa-apa..” ujar dokter Farhan
lemah
“Dokter, jadi anak saya...” papa Ify menggantung kalimatnya
“Iya pak, kami benar-benar minta maaf..”
......................................................
Keesokan harinya pemakaman dilakukan..
“Ify...” Sivia menangis
Satu-persatu dari mereka menaburkan bunga di kuburan Ify..
Ify telah tiada, jasadnya udah terkubur bersama kenangan indah mereka...
Satu minggu kemudian..
“Eh semua gue mau ngomong..” kata Sivia
“Ada apa Vi?” tanya Iel
“Gini, besokkan ada libur, gue mau ngajak loe semua ke villa gue..”
“Villa?” tanya Shilla
“Iya, launching gitu...”
“Oh gitu, ya udah deh, gue mau-mau aja...” kata Agni
“Pokoknya semua harus ikut...” kata Sivia
Tibalah pada hari nya...
Udah siap semua?” tanya papa Sivia
“Udah om...” jawab Agni sama Shilla kompak. Kebetulan mereka berdua naik bareng Via,
sementara pacar-pacarnya naik mobil Iel
@Villa
“Gila, bagus banget Vi...” kata Shilla
“Iya, udaranya sejuk lagi..” lanjut Agni
Sivia tersenyum, “Ya udah, barang-barang taro di kamar masing-masing aja ya..”
Malam harinya..
Sivia, Shilla, sama Agni sekamar.
“Disini banyak ga pengunjungnya?” tanya Shilla
“Katanya sih gitu, tapi pas liburan...”
“Oh, gitu.. Jadi kalo ga hari libur sepi?”
“Ga juga, kenapa Shill?”
“Hhehe, ga suka aja sama tempatnya. Kan siapa tu ntar gue kesini lagi..”
“Oh, Eh besok kita piknik yuk...” ajak Via
“Boleh juga, mumpung tempat bagus gini...” jawab Agni
Keesokan harinya..
Mereka ber 6 piknik didekat villa itu..
“Wah enak nih...” kata Iel menyomot roti yang ada..
“Makan aja loe!” sahut Alvin
“Kak Via...” sapa seorang gadis kecil dari kejauhan setengah berlari...
“Ada apa Cha?” tanya Sivia
“Ini, tadi ada orang kasih ini...” jawab anak itu memberikan sebuah kotak besar ke
Sivia
“Siapa?”
“Ga tau, dia ga bilang namanya.. Acha pergi dulu ya kak..”
Sivia mengangguk..
“Siapa Vi?” tanya Agni
“Acha sepupu gue...” Sivia memperhatikan kotak itu, ada 2 gantungan es krim dan satu
lembar kertas berwarna biru cukup besar....
“Dua gantungan es krim?” Shilla memperhatikannya...
“Ini kan...” kata Via pelan..
Gantungan itu gantungan yang pernah dikasih Mario ke Ify, tapi sebenernya itu gantungan
kenangan Sivia sama Rio dulu..
“Apaan tuh?” tanya Agni, lalu semua membaca kertas yang dipegang oleh Via..
Dear My Lovely Friends....
Maaf kalo gue ganggu kesenengan kalian..
>Mungkin kalian udah pada tau maksud gue apa nulis surat ini... Tapi surat ini bakal ngejelasin semua. Kita
udah ga sama lagi, alam gue sama kalian udah beda. Tapi gue janji persahabatan
kita ga bakal putus sampe sini.Banyak banget yang mau gue sampein ke kalian sampe gue ga tau harus mulai dari mana..
Rasanya mau ngomong ke kalian semua satu-per-satu..
Yang pertama buat Shilla. Shill, loe temen paling bawel yang pernah gue temuin, kalo temenan sama loe itu
bikin gue semangat, itu menurut gue. Tapi gue ga nyangka loe bisa nangis juga,
hhee.. Gue inget banget waktu loe nginep dirumah gue, trus nangis sepuasnya dan
ngabisin 2 kotak tissue gue! Ini buat loe juga Alvin, liat tuh Shilla cinta
mati sama loe! Loe jangan tinggalin dia lagi ya.. Takutnya ntar Shilla mau
nebeng kerumah siapa? Kan gue udah ga ada..^^
Shilla menangis membaca perkataan Ify..
Trus Agni.. Ag, Seven Fighters!! Loe yang paling semangat bilang kata-kata itu. Dan gue akui loe
temen gue paling pemberani! Iel, Cakka, sama Alvin aja kalah..^^
Ag, loe jangan berenti jadi cewek pemberani ya, karena mungkin gue ga bisa jadi cewek pemberani kalo gue
masih idup.. Dan buat Cakka, gue mau loe jagain Agni, gue mau loe tetep sama Agni sampai kapan pun... Karena Cak, cuma
loe yang cocok dan pantes buat dia...
Agni ikut tersenyum..
Heu... Ga kerasa ya umur gue pendek banget, gue nulis ini ngerasa kaya udah lama banget ga ketemu kalian
padahal baru satu minggu...
Well, yang terakhir Sivia..
Via, sama loe, gue paling banyak mau ngomong.. Yah bisa dibilang semuanya ke loe. Oh ya, loe sama Iel
juga langgeng ya, yakin deh gue, loe sama Iel the best! Pokoknya intinya loe 3
pasang harus tetep lanjut sampe tua!
Ga usah khawatirin gue.. Justru gue disini mau bilang, kalo ini emang jalan yang gue pilih. Gue ga bisa nahan
penyakit lebih lama lagi. Waktu itu gue sengaja ga ngebolehin kalian nemuin gue
karena ada alesan yang sulit banget..
Gue udah tenang disurga.. Dan kalo kalian semua udah pasang-pasangan, gue juga punya kok.. Hhee...^^ Gue
lebih pilih dia daripada harus ngelawan penyakit itu...
Oh ya, dia minta titip salam sama kalian, semoga ga kecewa, gue diambil -___-
Dia bilang buat Iel, maaf waktu itu sering gangguin loe Yel...
Dan sekarang gue bahagia sama dia..
Gabriel terbelalak.. “ Jadi beneran ada yang gangguin gue...” batinnya
Pasti loe semua kaget kan! Dan buat Via, itu gantungannya gue balikin ke loe, gue rasa loe emang pantes
buat pegang dua-duanya..
Dan satu lagi dia bilang minta maaf sama loe Vi, dia sebenernya mau ngelakuin niat jahat ke loe, dia mau
bawa loe ke surga, tapi akhirnya dia nyadar, kalo niatnya salah dan udah ada
orang yang lebih baik buat loe Sivia..
Sivia pun mengerutkan keningnya..
Dan dia sadar gara-gara siapa? Gara-gara gue lah.. ^^
Hmm, penasaran kan? Yah, jawabannya dia, dia yang selalu bikin gue penasaran, yang selalu bikin gue
pengen naik bus ber plat nomor B 2993 RF yang kata gue Spesial itu, yang waktu
itu mau gue kenalin sma loe semua..
MARIO STEVANO ADITYA HALING
Sivia menangis membaca nama terakhir itu... Diikuti oleh yang lain..
“Via...” jerit Agni menunjuk ke suatu tempat yang ga jauh dari mereka. Semua menoleh..
2 pasang insan sedang bergandengan dan melambaikan tangan sambil tersenyum kepada
mereka semua..
“Ify!!!!” Sivia berlari mengejar bayangan itu diikuti yang lain.. Tapi bayangan itu
menghilang..
“Sampe kapan pun loe tetep sahabat gue!!!!!!” jerit Sivia sambil menangis..
...THE END...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar